Analisa Gula Darah Ikan Tawes (Barbonymus Gonionotus) Pada Sungai Jagir Kota Surabaya, Propinsi Jawa Timur

Main Author: Anggriawan, Ragil Yushak
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/12997/
Daftar Isi:
  • Perubahan kondisi lingkungan yang tercemar dapat menyebabkan stres berakibat tingginya tingkat glukosa darah pada ikan sehingga mengganggu pertumbuhan, menurunya sistem imun, bahkan terjadinya kematian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar gula darah pada ikan tawes dari perairan sungai Jagir kota Surabaya. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dan hasilnya dijelaskan secara deskriptif. Penelitian ini diamati gula darah ikan tawes (Barbonymus gonionotus) dan pengamatan kualitas perairan yang meliputi suhu, pH, oksigen terlarut, COD, dan TSS. Ikan diambil dari stasiun 1 yang merupakan aliran dekat hulu (setelah pabrik), stasiun 2 yang merupakan perairan dekat pemukiman warga dimana limbah dari aktifitas rumah tangga langsung dialirkan ke sungai, dan stasiun 3 yang merupakan perairan dekat persawahan. Glukosa darah ikan tawes dari sungai Jagir pada stasiun dekat pabrik berkisar antara 71-79 mg/dL dengan rata-rata 74 mg/dL yang merupakan kondisi ikan normal karena kadar gula darah dibawah 90 mg/dL. Stasiun dekat pemukiman warga merupakan wilayah dekat pemukiman warga dengan COD dan TSS paling tinggi dari ketiga stasiun penelitian dimana nilai kadar glukosanya berkisar antara 94-131 mg/dL dengan rata-rata 109 mg/dL. Kadar gula darah pada stasiun dekat persawahan merupakan kondisi yang baik pula karena secara keseluruhan kadar gula darah ikan masih di bawah 90 mg/dL dengan rata-rata 88 mg/dL. Ikan dari wilayah hulu (induk sungai) dan dari wilayah dekat persawahan relatif tidak mengalami kondisi stres karena kadar gula darah masih berada dibawah 90 mg/dL yang merupakan batas kondisi normal gula darah ikan tawes. Sedangkan ikan tawes dari lokasi sekitar pemukiman warga di sungai Jagir mengindikasikan kadar gula darah yang tinggi sehingga perlu adanya perlakuan lebih lanjut sebelum dimanfaatkan.