Daftar Isi:
  • Cabai besar ( Capsicum annu u m L.) merupakan tanaman sayuran yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga juga banyak digunakan sebagai bahan baku industri pangan . Anonymous ( 2013 ), mencatat luas panen tahun 2010-2012 berturut-turut adalah 122.755 ha, 121.063 ha dan 120.275 ha, sedangkan produksinya mencapai 807.160 ton, 888.852 ton dan 954.363 ton. Dari data tersebut, diperoleh produktivitas cabai bertururt-turut 6,58 ton/ha, 7,34 ton/ha dan 7,93 ton/ha. Permintaan cabai besar menunjukkan indikasi yang semakin meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan perindustrian berbahan baku cabai besar . Ant r aknosa adalah salah satu penyakit utama pada tanaman cabai besar selain layu bakteri dan virus Gemini. Menurut Hidayat et al . , (2004) penyakit antraknosa diseba b kan oleh cendawan Colletorichum sp p yang dapat menurunkan produksi dan kualitas cabai besar sebesar 45-60%. Layu bakteri merupakan salah satu penyakit yang sangat merusak pada tanaman cabai. Penyakit tersebut sering mengakibatkan kehilangan hasil karena tanaman cabai yang banyak mati sampai 90% sehingga petani cabai sangat dirugikan. Penyakit layu bakteri menyerang sistem perakaran tanaman cabai. Gejala kelayuan pada tanaman cabai terjadi mendadak dan akhirnya menyebabkan kematian tanaman dalam beberapa hari kemudian. Tujuan dari penelitian ini ialah 1) U ntuk mengetahui tingkat ketahanan pada 14 galur cabai besar terhadap penyakit antraknosa ( Colletrocicum spp ) dan layu bakteri ( Ralstonia solanacearum ), 2) Untuk mengetahui potensi hasil dari beberapa galur cabai besar yang sedang diuji. Hipotesis yang diajukan ialah 1) 14 galur cabai besar yang diuji memiliki perbedaan ketahanan penyakit antraknosa dan layu bakteri, 2) Terdapat karakter potensi hasil yang tinggi dari beberapa galur cabai besar yang sedang diuji. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Juli 2014. Lokasi p