Efisiensi Alokatif Terhadap Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Kentang (Solanum Tuberosum L.) Berdasarkan Luasan Lahan (Kasus Di Desa Wonokitri Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan)
Main Author: | Fauzan, Erizal |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/129963/1/ERIZAL_FAUZAN_%28SKRIPSI%29.pdf http://repository.ub.ac.id/129963/ |
Daftar Isi:
- Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomer empat di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat dengan jumlah populasi saat ini adalah 246.864.191 jiwa (World Bank, 2012). Keadaan ini membuat permintaan kebutuhan konsumsi pangan khususnya kentang pada masyarakat sehari-hari ikut meningkat. Salah satu daerah sentra pengembangan tanaman kentang yang berpotensi di Jawa Timur yaitu di Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan dengan luas wilayah 1.120,98 ha. Data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Pasuruan ( dalam BAPPEDA Jatim, 2011), menyebutkan produksi kentang menurun dari 67.546 ton pada tahun 2009 menjadi 56.804 ton pada tahun 2010. Penurunan hasil produksi kentang ini disebabkan oleh anomali iklim dengan curah hujan yang sangat tinggi dan erupsi Gunung Bromo yang terjadi. Namun bukan itu saja, penggunaan faktor-faktor produksi biologi dan sosial-ekonomi yang digunakan oleh petani untuk memproduksi kentang seringkali juga tidak efisien dan tidak tepat dalam penggunaannya. Usaha Pertanian Kontrak (UPK) atau contract farming merupakan salah satu cara mengatasi permasalahan petani yaitu terkait modal dalam pembelian input yang berkualitas. Tipologi luas lahan yang ada bisa dimanfaatkan sebagai pertimbangan untuk melakukan mitra dengan petani, terkait dengan hasil analisis efisiensi secara alokatif dimana tipologi lahan yang sudah efisien bisa dijadikan acuan sebagai pengalokasian biaya usahatani yang dikeluarkan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui penggunaan faktor produksi pada usahatani kentang secara efisien adalah dengan menghitung efisiensi alokatif. Nilai efisiensi alokatif dihitung menggunakan metode alat analisa Data Envelopment Analysis (DEA) dengan bantuan software DEAP 2.1. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang efisiensi alokatif terhadap faktor-faktor produksi usahatani kentang untuk memperoleh masukan sebagai upaya peningkatan pendapatan usahatani kentang. Masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai : “sejauh mana tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang dilakukan petani pada masing-masing tipologi luas lahan”. Oleh karena itu, untuk menjawab masalah tersebut terdapat beberapa tujuan yang dirumuskan sebagai berikut : (1) Menganalisis tipologi usahatani kentang dan mendeskripsikan kondisi sosial-ekonomi petani berdasarkan luas lahan yang dimiliki petani di daerah penelitian, (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan menganalisis efisiensi alokatif penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani kentang berdasarkan pada masing-masing tipologi luas lahan di daerah penelitian. Penentuan sampel yang tergolong besar dan mengikuti distribusi normal adalah sampel yang jumlahnya ≥ 30 sampel yang diambil secara sample acak sederhana ( simple random sampling ). Sampel acak sederhana adalah cara pemilihan sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Singarimbun dan Effendi, 1995). Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka sampel responden yang akan diamati dalam penelitian ini adalah 33 petani. Metode analisis data yang digunakan meliputi analisis fungsi produksi Cobb-Douglas dan analisis efisiensi alokatif. Hasil penelitian diperoleh tiga tipologi luas lahan, yaitu luas lahan sempit (0,25-0,83 ha), luas lahan sedang (0,84-1,42 ha), dan lahan luas (> 1,43 ha). Sedangkan hasil penelitian juga menunjukkan hasil analisis pendapatan usahatani tertinggi adalah petani pemilik luas lahan sempit yaitu rata-rata pendapatannya Rp. 13.621.674. Jika dibandingkan dengan luas lahan sedang rata-rata sebesar Rp. 5.698.849, dan petani dengan lahan luas rata-rata pendapatannya sebesar Rp. 2.664.560. Kondisi sosial-ekonomi petani di Desa Wonokitri dari ketiga tipologi luas lahan tergolong status sosial-ekonomi menengah. Selain itu, hasil analisis fungsi produksi, faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani kentang adalah bibit dan tenaga kerja. Artinya, setiap penambahan kedua faktor tersebut akan berpengaruh terhadap peningkatan produksi kentang. Peningkatan pengalokasian bibit sebesar 1 persen akan menaikkan produksi sebesar 0.597 persen dan peningkatan pengalokasian tenaga kerja sebesar 1 persen akan menaikkan produksinya sebesar 0.444 persen. Berdasarkan analisis efisiensi yang telah dilakukan, diketahui bahwa nilai efisiensi alokatif pada masing-masing luasan lahan tidak efisien adalah pada lahan sempit sebesar 0,840, lahan sedang sebesar 0,835, dan lahan luas 0,894. Sehingga dapat disimpulkan penggunaan faktor produksi yang mendekati efisien adalah luas lahan besar.