Aplikasi Herbisida Ametrin dan Penyiangan Gulma pada Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.)
Daftar Isi:
- Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah tanaman semusim yang termasuk famili Graminae atau rumput-rumputan. Salah satu masalah yang cukup penting adalah gangguan gulma yang tidak dikehendaki karena mengadakan persaingan dengan tanaman pokok berupa kompetisi dalam hal memperebutkan unsur hara, kelembaban, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh. Untuk menjaga agar pertumbuhan tanaman tebu tidak terganggu dan mencegah kerugian akibat adanya gulma pada tanaman tebu, maka perlu dilakukan pengendalian. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan cara mekanik dan kimiawi. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mempelajari pengaruh penggunaan herbisida dan penyiangan yang tepat dalam mengendalikan gulma pada pertumbuhan vegetatif tanaman tebu. Hipotesis yang diajukan yaitu, peningkatan dosis herbisida dan penyiangan akan semakin efektif dalam mengendalikan gulma. Penelitian dilaksanakan di lahan perkebunan PG Kremboong, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur. Lokasi terletak pada 7 meter di atas permukaan laut (mdpl), dengan curah hujan sebanyak 1.800-2.000 mm/tahun, suhu rata-rata 32o C. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 sampai Juli 2014. Alat yang digunakan antara lain cangkul, sabit, knapsack sprayer, ember, pengaduk, timbangan analitik, spidol, kertas pembungkus, oven, LAM, label, penggaris, jangka sorong, kuadran dengan ukuran 50 cm × 50 cm dan alat tulis. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit tebu varietas Cenning. Pupuk yang digunakan urea 5 ku ha-1 dan herbisida yang digunakan ialah herbisida amegrass 500 EC. Penelitian ini menggunakan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Terdiri 11 perlakuan pengendalian gulma dan 3 kali ulangan, sehingga terdapat 33 petak percobaan. Perlakuan yang dilakukan adalah (H0) Bebas gulma, (H1) Tanpa pengendalian gulma, (H2) Penyiangan 4 dan 8 minggu setelah tanam, (H3) Herbisida ametrin 1 l ha-1 , (H4) Herbisida ametrin 1,5 l ha-1, (H5) Herbisida ametrin 1 l ha-1 dan penyiangan 4 minggu setelah tanam, (H6) Herbisida ametrin 1,5 l ha-1 dan penyiangan 4 minggu setelah tanam, (H7) Herbisida ametrin 1 l ha-1 dan penyiangan 8 minggu setelah tanam, (H8) Herbisida ametrin 1,5 l ha-1 dan penyiangan 8 minggu setelah tanam, (H9) Herbisida ametrin 1 l ha-1 dan penyiangan 4 dan 8 minggu setelah tanam, (H10) Herbisida ametrin 1,5 l ha-1 dan penyiangan 4 dan 8 minggu setelah tanam. Pengamatan pada gulma meliputi analisis vegetasi dan bobot kering gulma pada waktu 4, 8, 12, 16 dan 20 minggu setelah tanam. Sedangkan pengamatan pada tanaman tebu dilakukan pada waktu 4, 8, 12, 16 dan 20 minggu setelah tanam yang terdiri atas pengamatan diameter batang, tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah daun, luas daun, dan fitotoksitas. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Bila hasil pengujian diperoleh perbedaaan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji perbandingan antar perlakuan dengan menggunakan Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian gulma menggunakan herbisida ametrin 1,5 l ha-1 dengan kombinasi penyiangan 8 minggu setelah tanam nyata menekan pertumbuhan gulma sebesar 28,77% apabila dibandingkan dengan perlakuan tanpa pengendalian gulma. Pertumbuhan tanaman tebu secara umum nyata lebih baik penggunaan herbisida ametrin 1,5 l ha-1 dengan kombinasi penyiangan 8 minggu setelah tanam dapat meningkatkan luas daun sebesar 17,63% apabila dibandingkan dengan perlakuan bebas gulma