Daftar Isi:
  • Tanaman karet ( Hevea brasiliensis ) merupakan salah satu komoditas perkebunan penting, baik sebagai sumber pendapatan, kesempatan kerja dan devisa, pendorong pertumbuhan ekonomi sentra-sentra baru di wilayah sekitar perkebunan karet. Dalam budidaya tanaman karet, untuk memperoleh pohon yang mampu menghasilkan lateks tinggi disamping batang atas batang bawah perlu memperoleh perhatian. Benih yang diperlukan untuk batang bawah harus terjamin kemurniannya. Kemurnian benih yang tinggi dapat diperoleh dari kebun yang terdiri atas klon anjuran untuk batang bawah. Benih karet ialah benih rekalsitran, dimana benih rekalsitran tidak dapat disimpan pada suhu yang terlalu rendah dan kelembaban yang rendah. Benih karet dapat dipertahankan daya simpannya dengan mempertahankan kandungan air benih dan oksigen yang cukup selama penyimpanan Penyimpanan benih karet bertujuan untuk mempertahankan daya tumbuh benih dengan cara menciptakan kondisi lingkungan simpan yang optimum, kondisi optimum ini diperlukan. agar benih tidak berkecambah dan busuk selama dalam penyimpanan dan mampu berkecambah sewaktu ditanam. Lama penyimpanan benih harus pada suhu yang sesuai, karena apabila suhu tidak sesuai maka benih akan rusak, demikian juga dengan media penyimpanan harus mampu menjaga kelembaban benih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan dan media penyimpanan benih karet yang sama atau dibandingkan media serbuk gergaji yang biasa digunakan. Hipotesis yang diajukan adalah media penyimpanan benih karet yang sama atau lebih baik daripada selain serbuk gergaji, dan lama penyimpanan benih berpengaruh terhadap perkecambahan dan pertumbuhan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2014 sampai Juni 2014 di laboraturium dan rumah kaca Balai Penelitian Sembawa, Desa Lalang Sembawa, Kecamatan Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu benih karet klon PB 260, pasir sebagai media tanam, sekam padi, serbuk gergaji, sekam arang, tanah liat sebagai media penyimpanan benih, plastik sebagai wadah benih. Alat yang digunakan yaitu : ruang penyimpanan benih, bak persemaian, penggaris, kamera. Metode Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) yang terdiri petak utama yaitu lama penyimpanan benih dan anak petak yaitu media penyimpanan benih. Lama penyimpanan benih terdiri dari 5 taraf yaitu L 1 = 0 hari, L 2 = 14 hari, L 3 = 28 hari, L 4 = 42 hari, L 5 = 56 hari. Media Penyimpanan terdiri dari 4 taraf yaitu P 1 = tanpa media,P 2 = sekam padi, P 3 = serbuk gergaji, P 4 = serbuk arang,P 5 = tanah liat. Total kombinasi perlakuan adalah 25 perlakuan dan tiap perlakuan diulang 3 kali, sehingga terdapat 75 perlakuan. Parameter pengamatan meliputi : % perkecambahan, laju perkecambahan (dilakukan setiap hari), tinggi tunas, panjang akar dilakukan pada 10 hss, 15 hss dan 20 hss, dan berat segar kecambah dilakukan pada 21 hss. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam atau uji F dengan taraf 5%, apabila terdapat perbedaan antar perlakuan nyata maka dilanjutkan dengan uji BNJ taraf 5%. Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh : Sekam padi dan serbuk arang mampu menghasilkan persentase perkecambahan yang tidak berbeda dengan media penyimpanan serbuk gergaji, sehingga dapat digunakan sebagai alternatif media penyimpanan benih karet. Lama penyimpanan yang tertinggi yaitu pada 0 hari (L 1 ) dengan persentase 87,47%, 14 hari (L 2 ) dengan persentase perkecambahan sebesar 78,80% dan 28 hari (L 3 ) dengan persentase perkecambahan 73,07 %. Benih karet dapat disimpan sampai 28 hari. Semakin lama benih disimpan, maka persentase pertumbuhannya semakin menurun, namun dengan penyimpanan menggunakan pengawet atau media penyimpan, mampu mempertahankan viabilitas benih.