Pengaruh Cekaman Air Dan Kombinasi Pupuk Nitrogen Dan Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan Kadar Minyak Atsiri Tanaman Serai Wangi (Cymbopogon nardus L.)
Main Author: | Swasono, FrisGuinnea |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/129945/1/SKRIPSI%2C_FRIS_GUINNEA_SWASONO_%28105040203111005%29.pdf http://repository.ub.ac.id/129945/ |
Daftar Isi:
- Serai wangi ( Cymbopogon nardus L.). merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri dari kelompok Graminiae. Serai wangi menghasilkan minyak atsiri yang dikenal dengan nama citronella oil . Minyak serai wangi mengandung 2 senyawa penting yang dapat menjadi bahan utama untuk pembuatan ester untuk parfum dan kosmetik yaitu senyawa sitronellal dan geraniol. Minyak atsiri dari seraiwangi juga banyak digunakan sebagai insektisida, nematisida, antijamur, antibakteri, hama gudang maupun jamur kontaminant lainnya. Harga pasar atsiri terhadap citonella oil cukup tinggi yaitu mencapai Rp. 180.000 per kg pada tahun 2013. Upaya untuk meningkatkan produktivitas dari tanaman serai wangi adalah dengan pemberian cekaman air yang diharapkan dapat meningkatkan kadar atsiri tanaman serai wangi. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan peningkatan hasil tanaman serai wangi secara kuantitas maupun kualitas dengan pemberian air pada kadar tertentu dan pemberian kombinasi pupuk N dan K pada kombinasi tertentu. Tanaman serai wangi yang mendapatkan perlakuan cekaman air yang dikombinasikan dengan berbagai macam kombinasi pemberian pupuk Nitrogen dan Kalium memiliki hasil yang lebih tinggi dalam kuantitas maupun kualitas produksi tanaman serai wangi. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April hingga Juli 2014 bertempat di fasilitas rumah kaca, kebun percobaan Kepuharjo Universitas Brawijaya, desa Kepuharjo, kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Memiliki ketinggian ±540 meter di atas permukaan laut dan suhu 23 - 260C. Bahan yang digunakan adalah bibit serai wangi spesies Cymbopogon nardus L. jenis lenabatu, air, dan pupuk anorganik tunggal. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok, dengan 8 perlakuan dan 4 kali ulangan, sehingga terdapat 32 satuan percobaan. Perlakuan dalam percobaan meliputi: cekaman air terdiri dari 2 taraf yaitu: Pemberian air sejumlah kapasitas lapang, dan pemberian air sejumlah 50% dari kapasitas lapang. Kombinasi pupuk nitrogen (Urea) dan kalium (KCl) terdiri dari 4 kombinasi yaitu: Tanpa pemberian pupuk Nitrogen dan pupuk Kalium, pemberian pupuk Nitrogen 2 g dan Kalium 1,5 g per polibag, pemberian pupuk Nitrogen 4 g (Rekomendasi) dan pupuk Kalium 3,5 g (Rekomendasi) per polybag, dan pemberian pupuk Nitrogen 6 g dan pupuk Kalium 5 g per polibag. Sehingga didapat 8 perlakuan yaitu: P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7 dan P8. Pengamatan non destruktif meliputi parameter pertumbuhan serai wangi, yaitu: jumlah anakan per rumpun, panjang tanaman, dan jumlah daun. Pengamatan panen adalah berat kering angin dan kadar atsiri serai wangi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada semua variabel pertumbuhan tidak ada perbedaan nyata. Variabel hasil panen, berat kering angin didapat bahwa perlakuan pemberian air pada kapasitas lapang dan pemberian pupuk N dan K sesuai rekomendasi memberikan hasil tertinggi sebesar 558,5 g. Perlakuan yang mendapat hasil berat kering angin terendah ada pada kelompok perlakuan pemberian air pada 50% kapasitas lapang, dan tanpa pemberian pupuk N dan K yaitu 511 g. Sedangkan pada pengamatan hasil dengan variabel kadar atsiri serai wangi perlakuan pemberian air pada 50% kapasitas lapang dan pemberian pupuk N dan K sesuai rekomendasi memberikan hasil tertinggi sebesar 1,102% dan hasil terendah ada pada perlakuan pemeberian air pada kapastitas lapang dan pemberian pupuk N dan K pada 50% dari dosis rekomendasi yaitu 0,66%.