Daftar Isi:
  • Brokoli (Brassica oleracea L.) dan bawang prei (Allium porrum L.) adalah komoditas pertanian yang prospektif untuk dikembangkan di Indonesia. Dari data impor dan ekspor brokoli dan bawang prei, keduanya menunjukkan bahwa volume impor lebih tinggi jika dibandingkan dengan volume ekspor. Dari data tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan brokoli dan bawang prei di Indonesia cukup tinggi dan belum dapat terpenuhi oleh produksi dalam negeri. Pertanian sekarang khususnya di Indonesia memiliki kendala yaitu semakin berkurangnya lahan pertanian. Alih fungsi lahan pertanian sulit dihindari akibat kecenderungan tersebut. Salah satu solusi permasalahan lahan pertanian tersebut adalah dengan menggunakan pola tanam tumpangsari. Ketika dua atau lebih jenis tanaman tumbuh bersamaan masing-masing tanaman harus memiliki ruang yang cukup untuk memaksimumkan kerjasama dan meminimumkan kompetisi. Hal yang perlu diperhatikan dalam tumpangsari adalah pengaturan jarak tanam. Tujuan penelitian ini yang pertama adalah mendapatkan nilai Nisbah Kesetaraan Lahan tertinggi pada pola tanam tumpangsari, yang kedua adalah mendapatkan jarak tanam brokoli yang mempunyai produktivitas lebih tinggi pada pola tanam monokultur. Penelitian dilaksanakan di Desa Sumberejo, Kota Batu pada bulan Mei sampai Juli 2014. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari 6 perlakuan, yaitu: P1= Pertanaman tumpangsari antara brokoli dan bawang prei dengan jarak tanam 70 cm x 50 cm, P2= Pertanaman tumpangsari antara brokoli dan bawang prei dengan jarak tanam 60 cm x 40 cm, P3= Pertanaman tumpangsari antara brokoli dan bawang prei dengan jarak tanam 50 cm x 50 cm, P4= Pertanaman monokultur brokoli dengan jarak tanam 70 cm x 50 cm, P5= Pertanaman monokultur brokoli dengan jarak tanam 60 cm x 40 cm, P6= Pertanaman monokultur brokoli dengan jarak tanam 50 cm x 50 cm. Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga terdapat 24 unit percobaan. Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan pertumbuhan dan pengamatan Panen yang dilakukan secara destruktif. Pengamatan pertumbuhan perlakuan tumpangsari dilakukan pengambilan 2 tanaman contoh brokoli dan 4 tanaman contoh bawang prei, sedangkan untuk perlakuan monokultur brokoli diambil 2 tanaman contoh. Parameter yang diamati dalam pengamatan pertumbuhan tanaman brokoli dan bawang prei meliputi: tinggi tanaman (cm), jumlah daun, luas daun (cm2), berat segar total tanaman (g), berat kering total tanaman (gram) serta pada bawang prei dilakukan pengamatan tambahan jumlah anakan per rumpun. Parameter yang diamati dalam pengamatan panen tanaman brokoli dan bawang prei meliputi: berat segar konsumsi per tanaman (g), berat segar konsumsi per petak (kg), berat segar konsumsi per hektar(ton) serta pada brokoli dilakukan penambahan pengamatan saat muncul bunga (hst), dan analisis pertumbuhan tanaman meliputi Indeks Luas Daun (ILD), Indeks Panen (IP), dan Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL). Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%, dan apabila berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penanaman dengan sistem tumpangsari antara brokoli dan bawang prei dengan jarak tanam 70 cm x 50 cm (P1) menunjukkan nilai Nisbah Kesetaraan Lahan 1,11 yang artinya diperoleh efisiensi penggunaan lahan sebesar 11%. Pada perlakuan ini memberikan hasil bobot segar konsumsi yaitu 6,76 ton ha-1 brokoli dan 1,45 ton ha-1 bawang daun. Sedangkan perlakuan penanaman brokoli secara monokultur dengan jarak tanam 60 x 40 cm (P5) menghasilkan bobot segar konsumsi per hektar lebih tinggi daripada perlakuan lainnya yaitu sebesar 10,21 ton.ha-1. Analisis usahatani pada semua perlakuan menunjukkan nilai R/C rasio lebih dari 1. Pada sistem monokultur brokoli yang ditanam dengan jarak 60 cm × 40 cm memiliki nilai R/C rasio tertinggi yaitu 1,58 yang artinya usahatani tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan atau dikembangkan. Dalam penelitian ini sistem tumpangsari brokoli dan bawang prei dengan jarak tanam brokoli 70 cm × 50 cm belum dapat meningkatkan nilai ekonomi dari sistem monokultur brokoli meskipun mempunyai nilai Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL) lebih dari satu yaitu 1,11.