Efisiensi Penggunaan Faktor-faktor Produksi Pada Usahatani Wortel (Studi Kasus di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Batu, Malang

Main Author: Moekani, DhantyMariana
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129934/1/dhanty_mariana_m__105040101111103__65.pdf
http://repository.ub.ac.id/129934/
Daftar Isi:
  • Tanaman wortel merupakan salah satu tanaman hortikultura yang dibudidayakan di Indonesia. Wortel merupakan salah satu tanaman yang sangat diminati oleh petani karena tanaman ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan juga tergolong tanaman dengan perawatannya cukup mudah.Kota Batu merupakan salah satu kota daerah yang berada di wilayah Jawa Timur dan memiliki potensi di bidang pertanian, salah satunya adalah membudidayakan tanaman wortel. Berdasarkan data Dinas Pertanian Jawa Timur (2014), pada tahun 2007, Kota Batu menduduki peringkat ketiga luas panen dan produksi terbesar setelah Pasuruan dan Malang Kota Batu memiliki beberapa desa yaitu salah satunya Desa Sumber Brantas yang merupakan daerah potensial penghasil komoditas wortel karena daerah tersebut berada di daerah dataran tinggi yang cocok untuk syarat tumbuh wortel. Kegiatan usahatani yang dilakukan oleh petani berbeda-beda sehingga menyebabkan biaya produksi yang dikeluarkan dan pendapatan yang dihasilkan pun berbeda. Hal tersebut disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki setiap petani berbeda.Dalam beberapa penelitian mengenai tanaman wortel, jarang sekali terdapat penelitian mengenai efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani wortel. Permasalahan petani dalam usahatani wortel di Desa Sumber Brantas yaitu rendahnya produksi wortel yang dihasilkan oleh petani dengan dilihatnya pada perbandingan jumlah produksi wortel pada penelitian terdahulu (Sholeh, 2012) dan produksi di Jawa Timur. Hal tersebut dapat dilihat dalam penggunaan faktor-faktor produksi pada proses pembudidayaan wortel mulai dari pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaansampai panen. Penggunaan faktor-faktor produksi antar petani berbeda. Petani yang memiliki modal akan berusaha mendapatkan produksi wortel yang besar dengan pengalokasian faktor produksi yang besar pula, sedangkan petani yangketerbatasan modal akan cenderung meminimalkan penggunaan faktor produksiuntuk mengurangi biaya yang dikeluarkan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi tidak efisien. Berdasarkan uraian diatas, secara umum dapat dirumuskan permasalahan yaitu “sejauhmana efisiensi penggunaan faktor-faktor yang produksi dapat mempengaruhi pendapatan usahatani wortel.” Tujuan penelitian yaitu: (1) menganalisis besarnya tingkat produksi dan pendapatan petani, (2) menganalisis faktor-fakor yang mempengaruhi produksi dan pendapatan, dan (3) menganalisis efisiensi penggunaan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dalam usahatani wortel di Desa Sumber Brantas, sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Untuk menganalisis tingkat pendapatan petani dilakukan dengan membuat tabel Cash-Flow usahatani wortel di daerah penelitian. Sedangkan analisis yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan pendapatan dilakukan dengan fungsi respon produksi dan fungsi respon pendapatan. Analisis efisiensi alokatif dilakukan dengan melihat rasio antara nilai produk marjinal (NPMx) dengan harga faktor produksi per satuan (Px).Kesimpulan hasil yang diperoleh disajikan sebagai berikut: 1. Tingkat produksi usahatani wortel di daerah penelitian masih tergolong rendah apabila dibandingkan dengan tingkat produksi di Jawa Timur dan daerah sekitar. Dengankondisi tersebut, rata-rata pendapatanpetani wortel di daerah penelitian ternyata masih lebih tinggi dibandingkan daerah sekitar (Sholeh, 2012). 2. Luas lahan dan pestisida berpengaruh positif terhadap produksi, sebaliknya pupuk berpengaruh negatif terhadap produksi. Tenaga kerja, benih, umur KK, pengalaman, dan pendidikan dalam analisis ini tidak tampak pengaruhnya karena data antar responden kurang bervariasi yang ditunjukkan dengan rata-rata standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata masing-masing variabel. Sedangkan jumlah anggota keluarga yang bekerja dan jumlah nilai produksi berpengaruh positif terhadap pendapatan, sebaliknya pengalaman, biaya pestisida, biaya pupuk, biaya tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap pendapatan. Biaya benih dalam analisis ini tidak tampak pengaruhnya dikarenakan rata-rata biaya yang dikeluarkan masing-masing petani kurang bervariasi yang ditunjukkan dengan rata-rata standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata masing-masing variabel. 3. Penggunaan lahan, pupuk dan pestisida pada tingkat harga berlaku belum efisien. Penggunaan lahan yang optimum sebesar 2,33 hektar, penggunaan pupuk, penggunaan pupuk yang optimum sebesar 280,98 kg dan penggunaan pestisida yang optimum sebesar 80,02 kg. Dari hasil penelitian diperoleh saran-saran sebagai berikut: (1) Upaya peningkatan produksi usahatani wortel di daerah penelitian dapat dilakukan dengan penambahan luas usahatani sehingga dicapai skala ekonomi yang menguntungkan. Apabila hal ini tidak dapat dilakukan karena terbatasnya lahan pertanian, caranya bisa dilakukan dengan usahatani kelompok. (2)Disamping upaya peningkatan produksi, agar pendapatan meningkat perlu pengaturan penggunaan tenaga kerja keluarga, jumlah nilai produksi, biaya pestisida, biaya pupuk serta penambahan bimbingan atau penyuluhan pelaksanaan usahatani yang baik. (3) Perlu penelitian lebih lanjut yang terkait dengan penggunaan tenaga kerja, benih, umur KK, pengalaman dan pendidikan karena hasil analisis dalam penelitian ini tidak dapat menyimpulkan pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap produksi akibat kurang bervariasinya data antar responden