Analisis Profitabilitas Dan Nilai Tambah Agroindustri Sereal Beras Merah Organik (Kasus Kelompok Tani Sumber Makmur Ii, Desa Sumber Ngepoh, Kec. Lawang, Kab. Malang)
Daftar Isi:
- Sereal merupakan salah satu pangan olahan praktis pengganti nasi yang dapat dikonsumsi sebagai pemenuhan kebutuhan energi. Salah satu jenis sereal, yakni sereal beras merah organik yang diproduksi oleh Kelompok tani “Sumber Makmur II” yang berada di Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Kegiatan operasional agroindustri sereal beras merah organik dilakukan sejak bulan Oktober tahun 2011 oleh beberapa anggota kelompok tani “Sumber Makmur II”. Usaha sereal beras merah organik merupakan usaha baru dan merupakan skala mikro. Pada umumnya di pedesaan usaha bersakala mikro belum memiliki perencanaan penjualan serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh profit menurut tingkat penjualan yang bersangkutan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat prospek pengembangan agroindustri sereal beras merah organik dari aspek profitabilitas yang meliputi (1) kondisi agroindustri sereal beras merah organik pada saat BEP, (2) menganalisis total penerimaan yang tersedia untuk menutupi biaya tetap dan menghasilkan profit , (3) menganalisis batas maksimum penurunan penjualan sereal beras merah organik, (4) menganalisis profit sereal beras merah organik, dan (5) menganalisis nilai tambah sereal beras merah organik. Penelitian ini dilakukan pada agroindustri sereal beras merah organik yang diusahakan oleh ketua Kelompok Tani “Sumber Makmur II” di Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang yang dilakukan pada bulan Oktober-November tahun 2013. Teknik penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling, dimana responden yang unit populasinya tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan responden. Pengambilan responden dilakukan dengan menggunakan Critical case sampling . Teknik ini mengambil responden karena pertimbangan kondisi tertentu dan kasus yang terjadi bersifat khusus. Kondisi usaha sereal beras merah organik yang masih baru dan merupakan satu-satunya di Desa Sumber Ngepoh dengan didiukung produk yang unik dan menyehatkan merupakan salah satu alasan mengapa teknik ini digunakan oleh peneliti. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis data primer dan data sekunder. Selain itu, metode analisis data yang digunakan adalah 1) analisis biaya dan penerimaan meliputi biaya tetap, biaya variabel, biaya total dan penerimaan, 2) analisis profitabilitas meliputi titik impas (BEP), Margin Income Ratio dan Margin Of Safety, dan 3) analisis nilai tambah. Berdasarkan hasil analisis data didapatkan nilai BEP agroindustri sereal beras merah organik pada kondisi harga jual sebesar Rp 13.000 adalah 520 unit atau Rp 6.760.000 per tahun. Sedangkan kondisi aktual agroindustri sereal beras merah organik ini mampu memproduksi 4.440 unit atau mendapatkan penerimaan Rp 57.720.000 per tahun. Besarnya nilai MIR ( Margin Income Ratio ) menunjukkan nilai 10,92 persen per tahun, hal ini berarti setiap tambahan penerimaan sereal beras merah organik sebesar Rp 100 akan menghasilkan tambahan profit sebesar Rp 10,92, dimana jumlah ini masih meliputi biaya tetap sebesar Rp 1,31. Kondisi ini menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 1 tahun usaha ini mampu menutupi total biaya yang dikeluarkan dan menghasilkan profit . Hal ini dikarenakan produsen mampu menjual seluruh hasil produk yang diproduksi. Nilai MOS ( Margin Of Safety ) per tahun menunjukkan nilai 88,29 persen, hal ini berarti apabila usaha sereal beras merah organik mendapatkan penerimaan sebesar Rp 100, maka target penerimaan maksimal yang boleh turun agar perusahaan tetap mendapatkan keuntungan adalah Rp 88,29. Besarnya nilai Profitabilitas yang diperoleh agroindustri sereal beras merah organik adalah 9,64 persen per tahun. Hal ini berarti apabila agroindustri sereal beras merah organik mampu menjual seluruh hasil produksinya maka profit yang diperoleh adalah sebesar 9,6 persen dari hasil penjualan, atau sebesar Rp 5.563.714. Dalam kurun waktu 1 tahun, besarnya nilai BEP, MIR, dan Profitabilitas sempat mengalami minus. Nilai BEP mengalami minus yaitu terjadi pada bulan November tahun 2012, Januari dan Februari tahun 2013. Sedangkan MIR dan Profit mengalami minus terjadi pada bulan November tahun 2012 dan Februari tahun 2013. Hal ini dikarenakan total sereal beras merah organik yang diproduksi lebih banyak dibandingkan sereal beras merah organik yang terjual, sehingga besarnya biaya variabel yang dikeluarkan lebih besar dari total penerimaan yang didapat, sehingga produsen mengalami kerugian. Besarnya nilai tambah yang diperoleh dari mengolah beras merah organik menjadi sereal beras merah organik adalah Rp 10.250 per kg dengan rasio sebesar 26,30 persen. Perlu adanya peningkatan stok beras merah organik, peningkatan harga jual sereal beras merah organik, dan perluasan jangkauan pemasaran agar dapat meningkatkan penjualan sereal beras merah organik dan agroindustri dapat berkembang secara pesat.