Populasi Kutu Sisik Diaspidiotus Perniciosus Comstock (Hemiptera: Diaspididae) Dan Parasitoidnya Pada Pertanaman Apel (Malus Sylvestris L.) (Studi Kasus Di Kecamatan Pujon Dan Bumiaji)

Main Author: Muhlisin, Ahmad
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129925/1/Ir._Ahmad_Muhlisin.pdf
http://repository.ub.ac.id/129925/
Daftar Isi:
  • Tanaman apel merupakan komoditi hortikultura yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Salah satu sentra produksi apel di Jawa Timur ada di Kabupaten Malang yang terpusat di Kota Batu, Pujon, Poncokusumo dan Nongkojajar. Beberapa tahun terakhir produksi apel di Kota Batu dan sekitarnya mulai mengalami penurunan. Penurunan produksi ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah serangan kutu sisik. Perkembangan populasi kutu sisik sangat pesat, sehingga perlu dilakukan pengendalian. Pengendalian kutu sisik harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhatikan dinamika populasi dan faktor yang mempengaruhinya agar dampak negatif terhadap lingkungan dapat dikurangi. Populasi kutu sisik dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya fase pertumbuhan tanaman apel, keadaan geofrafis, dan keberadaan musuh alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati kepadatan populasi kutu sisik serta keberadaan parasitoidnya pada pertanaman apel di Bumiaji dan Pujon. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Juni 2014. Metode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei pada dua lokasi pertanaman apel yang mendapatkan curah hujan berbeda, di Pujon 2.310 mm per tahun dan di Bumiaji 3.000 mm per tahun. Pengamatan populasi kutu sisik dan parasitoidnya dilakukan pada lima tanaman contoh yang telah dipilih secara acak dari masing-masing lokasi. Dari setiap tanaman contoh dipilih 4 batang tanaman sesuai dengan arah mata angin. Pengamatan dilakukan dengan menghitung populasi kutu sisik pada batang tanaman apel sepanjang 10 cm. Penghitungan populasi kutu sisik pada buah dilakukan dengan mengambil satu buah yang ada pada tanaman contoh. Populasi dihitung pada saat buah muda dan saat dilakukan pemanenan. Pengamatan parasitoid dilakukan dengan menyungkup batang tanaman contoh dengan mika plastik berbentuk silinder. Pengamatan parasitoid dilakukan setiap 3 hari sekali selama 4 minggu. Parasitoid yang ditemukan diambil dengan aspirator dan dimasukkan dalam fial film berisi alkohol 70%. Identifikasi parasitoid dilakukan di Laboratorium Entomologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi kutu sisik pada pertanaman apel di Pujon lebih tinggi dibandingkan populasi kutu sisik di Bumiaji. Pertambahan rata-rata populasi kutu sisik pada batang tanaman apel di Pujon adalah 49 ekor per minggu, sedangkan pertambahan rata-rata populasi kutu sisik pada batang tanaman apel di Bumiaji 10 ekor per minggu. Rata-rata populasi kutu sisik pada buah apel di Pujon adalah 6,9 per buah dengan intensitas serangan 22,23% sedangkan rata-rata populasi kutu sisik di Bumiaji 1 ekor per buah dengan intensitas serangan 2,52%. Parasitoid kutu sisik yang ditemukan yaitu Aphytis sp., Maeirtta sp., dan Promuscidea sp. Parasitoid kutu sisik hanya ditemukan di Desa Madiredo Kecamatan Pujon dengan tingkat parasitasi rata-rata 10,34%. Fluktuasi kemunculan parasitoid tertinggi terjadi pada pengamatan minggu ke-2 saat tanaman memasuki fase berbuah dan minggu ke-4 saat tanaman apel memasuki fase panen.