Daftar Isi:
  • Komoditas tomat merupakan komoditas hortikultura yang bernilai ekonomis tinggi, tetapi masih memerlukan penanganan yang serius, terutama dalam hal peningkatan hasil produksinya. Dilihat dari rata-rata produksinya pada tahun 2005-2009, ternyata produksi tomat di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan Negara-negara Amerika, Egypt, Turki, Cina, dan India. Amerika adalah Negara produsen tomat terbesar di dunia dengan kontribusi sekitar 31,82 persen, sedangkan kontribusi Indonesia terhadap produksi tomat dunia hanya sekitar 0,60 persen (FAOSTAT, 2009). Konsumsi rumah tangga tomat di tingkat rumah tangga di Indonesia selama tahun 2002-2011 mengalami fluktuasi dari tahun ketahun. Konsumsi tomat tahun 2002 di Indonesia mencapai 1,54 kg/kapita/tahun. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2007 dimana konsumsi rumah tangga untuk tomat naik sebesar 78,22% dibanding tahun sebelumnya. Penurunan konsumsi rumah tangga terjadi pada tahun 2003, 2004, 2006, 2009 dan 2010. Penurunann terbesar terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 25,995. Rendahnya konsumsi tomat di Indonesia ini disebabkan karena belum bergesernya pola konsumsi sebagian besar masyarakat dari karbohidrat terhadap sayuran dan buah-buahan (Pusdatin, 2012). Permasalahan yang dihadapi petani di Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang adalah rendahnya produktivitas usahatani tomat yang di hasilkan apabila di bandingkan dengan produktivitas Kabupaten Malang yaitu sebesar 66 ton/ hektar. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas adalah luas pemilikan tanah yang relatife sempit akibat adanya perpecahan tanah (fragmentasi tanah), serta mahalnya biaya produksi. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui pendapatan petani tomat di Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. (2) Menganalisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi usahatani tomat di Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. (3) Menganalisis efisiensi alokatif penggunaan faktor-faktor produksi usahatani tomat di Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis data kualitatif dengan menggunakan kuisioner melalui kegiatan wawancara dan tabulasi data dan metode analisis data kuantitatif dengan fungsi produksi Cobb Douglas dan perhitungan pendapatan petani. Hasil yang diperoleh yaitu: 1. Tingkat pendapatan usahatani tomat di daerah penelitian adalah sebesar Rp.20.597.482,-/hektar dimana, rata-rata total penerimaan petani tomat di daerah penelitian sebesar Rp.52.726.335,-/hektar dan rata-rata total biaya sebesar Rp.32.128.853,-/hektar. Sehingga diperoleh nilai R/C rasio sebesar 1,65. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani tomat di Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang menguntungkan dan layak untuk di kembangkan. ii 2. Pada usahatani tomat di daerah penelitian, semua faktor-faktor produksi (benih, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja) berpengaruh nyata nyata terhadap produksi usahatani tomat. Jadi, benih, pupuk, dan pestisida memiliki pengaruh positif atau hubungan searah terhadap produksi tomat di Desa Gading Kulon, Kecamatan dau, Kabupaten Malang. Sementara itu, faktor penggunaan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi tomat tetapi pengaruhnya negative terhadap produksi. 3. Berdasarkan hasil efisiensi alokatif, faktor produksi benih, pupuk, dan pestisida pada daerah penelitian masih belum efisien. Untuk faktor tenaga kerja, berdasarkan hasil analisis, analisis efisiensi alokatifnya tidak efisien. Hal ini disebabkan karena nilai penggunaan input optimat (xi optimal) sebesar 81,15 HKSP per hektar yang lebih kecil dari rata-rata penggunaan tenaga kerja (xi) di Desa Gading Kulon yaitu sebesar 111,09 HKSP per hektar. Saran untuk penelitian ini adalah: (1) Berdasarkan hasil analisis menggunakan R/C rasio, bahwa rata-rata kelayakan usahatani di daerah penelitian telah layak untuk dikembangkan. Petani hanya perlu untuk menyesuaikan penggunaan input, sehingga bisa mencapai jumlah input yang optimal. (2) Dari analisis penggunaan faktor-faktor produksi benih, pupuk dan pestisida mempunyai hubungan yang positif atau searah dengan produksi serta berpengaruh nyata terhadap produksi tomat. Dari hasil tersebut petani di Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau, kabupaten Malang dapat meningkatkan produksi dan pendapatan tomat dengan menambah input benih, pupuk, dan pestisida sesuai dengan perhitungan analisis efisiensi alokatif benih, pupuk, dan pestisida. Penggunaan benih di daerah penelitian menurut hasil analisis efisiensi alokatif adalah sebesar 109,10 g/ha yang semula penggunaannya 44,06 g/ha. Penggunaan pupuk di daerah penelitian menurut hasil analisis efisiensi alokatif adalah sebesar 5.452,52 kg/ha yang semula penggunaannya 245,31 kg/ha. Penggunaan pestisida di daerah penelitian menurut hasil analisis efisiensi alokatif adalah sebesar 35,57 liter/ha yang semula penggunaannya 10,64 liter/ha. (3) Menurut analisis penggunaan faktor-faktor produksi tenaga kerja mempunyai hubungan negatife atau berbanding terbalik dengan produksi usahatani tomat, namun juga berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani tomat. Dari hasil tersebut petani di daerah penelitian dapat meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani tomat dengan mengurangi input tenaga kerja sesuai dengan perhitungan analisis efisiensi alokatif yaitu menjadi 81,15 HKSP per hektar yang semula111,09 HKSP per hektar.