Analisis Potensi Dan Strategi Pengembangan Agrowisata (Studi Kasus Di Study Wisata Bukit Flora, Desa Gunung Petung, Nongkojajar, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan

Main Author: Kholil, AhmadYusuf
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129919/1/RINGKASAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/129919/2/SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/129919/
Daftar Isi:
  • Sektor Pariwisata Merupakan Sektor Penting Dalam Upaya Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Yang Cukup Potensial. Hal Ini Akan Lebih Maksimal Jika Didukung Oleh Obyek Yang Ditawarkan Menarik, Kemudahan Akses Serta Promosi Yang Baik. Adanya Dukungan Tersebut Akan Lebih Meningkatkan Pertumbuhan Sektor Pariwisata Secara Tidak Langsung Akan Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Sekitar Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Kabupaten Yang Bersangkutan. Salah Satu Sektor Pariwisata Di Indonesia Yang Potensial Untuk Dikembangkan Adalah Agrowisata. Agrowisata Merupakan Diversifikasi Produk Wisata Yang Menggabungkan Aktivitas Pertanian (Agro) Dan Rekreasi Di Sebuah Lingkungan Pertanian. Agrowisata Bukit Flora Yang Terletak Di Desa Gunung Petung, Nongkoajajar, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan Merupakan Agrowisata Yang Menawarkan Tanaman Hias Dan Tanaman Obat Sebagai Obyek Wisatanya. Sebagai Salah Satu Unit Usaha, Agrowisata Bukit Flora Masih Menghadapi Berbagai Kendala Dalam Pengembangan Usaha. Sejak Berdiri Tahun 2007, Usaha Ini Masih Menghadapi Kendala Baik Internal Maupun Eksternal Dalam Proses Perkembangan Usahanya. Maka Dari Itu, Perlu Dilakukan Suatu Analisis Potensi Dan Strategi Pengembangan Agrowisata. Metode Analisis Data Yang Digunakan Yaitu Analisis Deskriptif Dan Analisis Kualitatif. Analisis Deskriptif Digunakan Untuk Menganalisis Potensi Agrowisata Bukit Flora Dan Mengidentifikasi Faktor Utama Untuk Memberikan Bobot Pada Faktor Yang Sudah Kita Tentukan Terdiri Dari Kekuatan, Peluang, Kelemahan Dan Ancaman Dengan Membandingkan Antara Baris Dan Kolom Dari Masing-Masing Variabel Pada Faktor Internal (Ife) Dan Eksternal (Efe). Sedangkan Dalam Analisis Kualitatif Menggunakan Analisis Swot Yang Berupa Matriks Ie Dan Matriks Swot Yang Digunakan Untuk Menganalisis Strategi Pengembangan Agrowisata Bukit Flora Menggunakan Analisis Qspm. Hasil Analisis Matriks Ife ( Internal Factors Evaluation ) Untuk Kekuatan Dan Kelemahan Diperoleh Total Skor Faktor Internal Sebesar 2,56. Hal Ini Menunjukkan Bahwa Kemampuan Agrowisata Bukit Flora Dalam Hal Mengatasi Kelemahan Dengan Menggunakan Kekuatan Berada Pada Posisi Rata-Rata. Hasil Analisis Matriks Efe Untuk Peluang Dan Ancaman Diperoleh Total Skor Faktor Eksternal Sebesar 2,30. Hal Ini Menunjukkan Bahwa Kemampuan Agrowisata Bukit Flora Dalam Merespon Peluang Untuk Menghindari Ancaman Tergolong Rata-Rata. Total Skor Bobot Ife Sebesar 2,56 Dan Efe Sebesar 2,30. Menempatkan Agrowisata Bukit Flora Berada Pada Sel V. Posisi Ini Menggambarkan Agrowisata Bukit Flora Dalam Kondisi Internal Rata-Rata Dan Respon Perusahaan Terhadap Faktor-Faktor Eksternal Yang Dihadapinya Tergolong Sedang. Strategi Yang Dapat Dilaksanakan Adalah Growth And Stability Atau Strategi Pertumbuhan Dan Stabilitas. Berdasarkan Hasil Pada Analisis Matriks Swot, Maka Dapat Diperoleh Empat Alternatif Strategi Yang Dapat Diambil Dalam Pengembangan Agrowisata Bukit Flora Antara Lain Menciptakan Dan Mengorientasikan Agrowisata Bukit Flora Sebagai Agrowisata Yang Baru Dengan Mengoptimalkan Potensi Dan Keunggulan Yang Dimiliki, Memanfaatkan Selera Wisata Yang Berbasis Lingkungan Dengan Mengoptimalkan Produk Yang Bernuansa Alam, Meningkatkan Kegiatan Promosi Secara Optimal Dengan Memanfaatkan Perkembangan Teknologi, Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia Dengan Pelatihan Untuk Meningkatkan Kinerja Serta Mengaktifkan Peran Litbang, Bekerjasama Dengan Instansi Terkait Atau Biro Perjalanan Wisata, Menciptakan Citra Baik Dimata Pengunjung Untuk Mengantisipasi Adanya Pemilihan Wisata Lain, Memanfaatkan Kualitas Layanan Wisata Dan Mempertahankan Kualitas Layanan Wisata, Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia Dan Manajemennya Dengan Pelatihan Khusus Untuk Meningkatkan Produktivtas Karyawan Dan Mengikutsertakan Agrowisata Pada Pameran Untuk Mempromosikan Wisata Agar Lebih Dikenal. Matriks Qspm ( Quantitative Strategy Plannig Matrix ) Adalah Alat Yang Digunakan Untuk Mengevaluasi Pilihan Strategi Alternatif Secara Obyektif Berdasarkan Faktor-Faktor Utama Internal Dan Eksternal Pada Matriks Ife ( Internal Factors Evaluation ), Matriks Efe ( Eksternal Factors Evaluation ), Matriks I-E (Internal – Eksternal) Serta Matriks Swot ( Strength, Weakness, Opportunities, Threath ). Penentuan Alternatif Strategi Yang Layak Dimasukkan Pada Matriks Qspm ( Quantitative Strategy Plannig Matrix ) Berdasarkan Penilaian Atas Kondisi Perusahaan Dan Penggunaan Intuisi. Matriks Ini Akan Menentukan Kemenarikan Relatif ( Relative Attractiveness ) Dari Tindakan-Tindakan Strategi Alternatif Yang Dapat Dilaksanakan Oleh Agrowisata Bukit Flora. Berdasarkan Hasil Matriks Qspm, Nilai Daya Tarik Tertinggi Terdapat Pada Strategi 3 Dengan Jumlah Total Daya Tarik (Tas) Sebesar 6,26. Nilai Daya Tarik Tertinggi Kedua Terdapat Pada Strategi 4 Dengan Jumlah Tas Sebesar 6,14 Dan Tertinggi Ketiga Terdapat Pada Strategi 1 Dengan Total Tas Sebesar 6,03. Sedangkan Nilai Daya Tarik Terendah Terdapat Pada Strategi 2 Dengan Total Tas Sebesar 5,89.