Daftar Isi:
  • Produksi padi nasional harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan di masa yang akan datang, mengingat padi merupakan sumber karbohidrat utama yang dikonsumsi oleh penduduk Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 dan 2020 diprediksikan akan mencapai 249 juta dan 263 juta jiwa (BPS, 2012). Penggunaan padi hibrida merupakan salah satu upaya yang dapat dicapai untuk memenuhi kebutuhan pangan, dikarenakan padi hibrida berpotensi meningkatkan hasil panen 15% – 20%. Perakitan varietas padi hibrida dapat menggunakan tiga galur yang terdiri atas tiga komponen galur pembentukannya yaitu galur mandul jantan (GMJ), galur pelestari dan galur pemulih kesuburan (Suwarno et al., 2002). Galur mandul jantan harus memiliki laju persilangan alami tinggi, sterilitas tepung sari 100% dan stabil. Sterilitas galur mandul jantan bisa dikatakan merupakan dasar program pemuliaan hibrida. Varietas padi hibrida yang dirakit dengan menggunakan sistem tiga galur dilaporkan rentan terhadap hama dan penyakit utama seperti wereng coklat, virus tungro, dan hawar daun bakteri. Kerugian pada beberapa lahan yang terinfeksi hawar daun bakteri mencapai sekitar 20% - 30% dan bisa mencapai hingga 50% (Evenson et al., 1996). Penggunaan varietas tahan dalam menanggulangi penyakit hawar masih terus dikembangkan karena cukup efektif dan efisien, aman, murah dan tidak mencemari lingkungan (Sastrahidayat, 2011). Calon tetua galur mandul jantan (F1) yang diduga memiliki gen tahan hawar daun bakteri merupakan hasil persilangan galur mandul jantan (P1) dengan P2. Tetua jantan (P2) merupakan hasil seleksi marker SNP (Single Nucleotide Polymorphism) sehingga diperoleh tetua jantan yang memiliki gen tahan hawar daun bakteri. Untuk itu, ketahanan calon tetua galur mandul jantan (F1) terhadap hawar daun bakteri di lapang perlu diuji dan diseleksi lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui sterilitas polen galur F1 dan karakter galur F1 serta (2) mengetahui ketahanan galur F1 terhadap penyakit hawar daun bakteri. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ialah (1) diduga terdapat beberapa galur F1 hasil seleksi yang memiliki tingkat sterilitas polen 100% dengan karakter polen berwarna putih dan posisi malai di bawah pelepah daun bendera serta (2) diduga terdapat beberapa galur F1 hasil seleksi yang tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai bulan Mei 2013. Penelitian dilakukan di lahan riset PT. DuPont Indonesia (Pioneer) yang berada di desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Ketinggian tempat + 450 m dpl. Pada bulan Februari – Mei tercatat rata–rata suhu udara berkisar 24,20 oC – 31,75 oC, curah hujan berkisar 301 – 400 mm dengan kelembaban berkisar 74% – 94%. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat bajak, garu, cangkul, mikroskop, preparat, pinset, gunting, alat tulis, kamera. Bahan-bahan yang digunakan antara lain pupuk urea 300 kg/Ha, KCl 100 kg/Ha dan SP36 150 kg/Ha; larutan Iodine Kalium Iodide (I2KI); 106 calon tetua galur mandul jantan F1 (galur 13CCMS001A – 13CCMS108A) yang diduga memiliki gen tahan hawar daun bakteri, yaitu Xa3, Xa7, Xa21 dan Xa26. Tiga varietas pembanding yang digunakan sebagai cek, yaitu varietas peka hawar daun bakteri (IR64) dan varietas tahan hawar daun bakteri (IRBB21 dan IRBB7). Penelitian ini menggunakan metode rancangan Augmented Design yang terdiri dari 6 blok acak. Tiap blok terdiri atas 19 plot percobaan, yaitu 18 plot galur F1 dan 1 plot cek (terdiri atas 3 varietas pembanding). Pengamatan dilakukan dengan menggunakan 5 sampel tanaman. Perbedaan rata–rata antar galur dan kultivar pembanding didasarkan pada hasil uji LSI (Least Significant Increase) pada taraf 5%. Parameter pengamatan meliputi : (1) Sterilitas polen diamati menggunakan mikroskop pada perbesaran 10 x 10, setelah serbuk sari diwarnai dengan larutan Iodine Kalium Iodide (I2KI) 1%. Pengamatan serbuk sari dilakukan sesuai klasifikasi polen yang dinyatakan steril atau fertil; (2) pengamatan karakter yang dilakukan yaitu pengamatan warna polen dan posisi malai dari helai pelepah daun bendera; (3) skoring serangan penyakit hawar daun bakteri, dilakukan 3 minggu setelah inokulasi dengan cara menilai/skoring luas gejala infeksi penyakit berdasarkan Standar Evaluation System (IRRI, 1996); dan (4) intensitas serangan penyakit hawar daun bakteri. Hasil penelitian menunjukkan dari hasil uji LSI diperoleh 25 galur F1 hasil seleksi terhadap skoring serangan penyakit hawar daun bakteri dan diperoleh 27 galur F1 hasil seleksi terhadap intensitas serangan penyakit hawar daun bakteri. Dari hasil uji sterilitas polen 100% secara mikroskopis, diperoleh ada 49 galur F1 steril. Polen yang steril memiliki bentuk bulat sempurna dengan warna jernih tidak terwarnai oleh I2KI jika diamati secara mikroskopis. Galur dengan sterilitas polen 100% umumnya memiliki karakter polen berwarna putih dan putih kekuningan dengan posisi malai di bawah pelepah daun bendera. Berdasarkan hasil seleksi terhadap sterilitas polen 100%, skoring dan intensitas ketahanan terhadap penyakit hawar daun bakteri, diperoleh 14 galur F1 terpilih hasil seleksi. Diperlukan pengamatan terhadap kemampuan galur F1 dalam menghasilkan bulir padi untuk mengetahui kesempurnaan mandul jantan sehingga bisa digunakan sebagai tetua mandul jantan dalam proses pemuliaan selanjutnya.