Peramalan Waktu Panen Tiga Varietas Tanaman Bawang Merah ( Allium Ascalonicum (L) ) Berbasis Heat Unit Pada Berbagai Kerapatan Tanaman
Daftar Isi:
- Bawang Merah Adalah Komoditas Sayuran Unggulan Yang Diusahakan Secara Intensif. Produksi Bawang Merah Tahun 2012 Sebesar 964,22 Ribu Ton, Meningkat Sebanyak 71,10 Ribu Ton Atau 7,96 % Dari Tahun 2011 (Bps, 2013). Hal Yang Menjadi Perhatian Penting Dalam Budidaya Bawang Merah Adalah Kualitas Dan Kuantitas Hasil Bawang Merah. Kualitas Hasil Bawang Merah Yang Rendah Disebabkan Penyusutan Bobot Umbi Yang Cepat Ketika Proses Penyimpanan, Dikarenakan Kadar Air Umbi Yang Masih Tinggi Akibat Waktu Panen Yang Kurang Tepat. Sementara Itu, Kuantitas Bawang Merah Juga Masih Rendah Dibandingkan Potensi Produksi Yang Bisa Dicapai. Rata – Rata Produktivitas Bawang Merah Yang Dihasilkan Petani Hanya Mencapai 9,98 T Ha-1, Sedangkan Potensi Hasil Per Hektar Dapat Mencapai 15 – 20 T Ha-1 (Bps, 2013). Oleh Karena Itu, Peningkatan Kualitas Dan Kuantitas Bawang Merah Harus Tetap Dikaji Untuk Memaksimalkan Hasil Produktivitas Bawang Merah Dalam Satu Luasan Lahan. Peningkatan Tersebut Dapat Dilakukan Dengan Menentukan Waktu Panen Yang Tepat, Yaitu Dengan Metode Heat Unit. Konsep Heat Unit Adalah Pendekatan Secara Agronomi Dan Klimatologi Dengan Cara Melihat Hubungan Antara Laju Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Dengan Akumulasi Suhu Rata-Rata Harian Diatas Suhu Dasar (Wiebold, 2002). Selain Itu, Peningkatan Produksi Bawang Merah Juga Dapat Dilakukan Dengan Menanam Varietas Bawang Merah Yang Sesuai Kondisi Iklim Dan Mengatur Kerapatan Tanam. Usaha Ini Dapat Meminimalkan Tingkat Kematian Tanaman Akibat Pengaruh Iklim Dan Serangan Penyakit, Sedangkan Penggunaan Jarak Tanam Yang Tepat Dapat Mengoptimalkan Penggunaan Lahan Dalam Satu Luasan. Tujuan Penelitian Adalah Mendapatkan Nilai Heat Unit Dan Waktu Panen Yang Tepat Tiga Varietas Bawang Merah Yang Ditanam Di Dataran Rendah Dengan Jarak Tanam Berbeda Dan Mengetahui Pengaruh Penggunaan Berbagai Kerapatan Tanam Yang Berbeda Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Bawang Merah. Penelitian Dilakukan Pada Bulan Maret Hingga Mei 2014 Di Desa Lengkong Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Jawa Timur Dengan Ketinggian Tempat Sekitar 43 M Dpl Dan Suhu Rata – Rata Harian Sekitar 300 C. Metode Penelitian Menggunakan Rancangan Acak Kelompok (Rak) Faktorial Yang Terdiri Dari 2 Faktor, Yaitu Varietas Bawang Merah Dan Kerapatan Tanaman. Varietas Bawang Merah Terdiri Dari 3 Taraf Yaitu V1 = Varietas Bauji, V2 = Varietas Super Philip, V3 = Varietas Batu Ijo. Kerapatan Tanaman Dengan 3 Taraf Yaitu P1 = Jarak Tanam 15 X 10 Cm, P2 = Jarak Tanam 20 X 15 Cm, P3 = Jarak Tanam 25 X 20 Cm. Variabel Pengamatan Meliputi Pengamatan Suhu Harian, Pengamatan Heat Unit Tanaman Bawang Merah, Pengamatan Pertumbuhan Tanaman (Tinggi Tanaman, Jumlah Daun, Jumlah Anakan, Luas Daun, Biomassa Total Tanaman Bawang Merah) Yang Diamati Pada 14 Hst, 28 Hst, 42 Hst, 52 Hst Dan Pengamatan Hasil Panen Bawang Merah (Jumlah Umbi Tiap Rumpun, Bobot Konsumsi Umbi Per Rumpun Dan Produksi Bawang Merah) Yang Dilakukan Pada Saat Panen. Data Yang Diperoleh Dianalisis Dengan Menggunakan Analisis Ragam Atau Uji F Dengan Taraf 5%, Bila Terdapat Perbedaan Antar Perlakuan Nyata Dilanjutkan Uji Bnt Taraf 5%. Berdasarkan Hasil Penelitian, Diperoleh Bahwa Varietas Bawang Merah Yang Berbeda Memiliki Nilai Heat Unit Yang Berbeda Pula. Varietas Batu Ijo Memiliki Nilai Heat Unit Panen Sebesar 1173 Hari0c Dengan Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Panen 65 Hari, Selisih 12 Hari Lebih Lama Dibandingkan Varietas Bauji Dan Super Philip Yang Memiliki Nilai Heat Unit Panen Sebesar 945.80 Hari0c Dengan Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Panen 53 Hari. Penggunaan Varietas Batu Ijo Dengan Jarak Tanam 15 X 10 Cm Dan Varietas Bauji Dengan Jarak Tanam 15 X 10 Cm Menghasilkan Produksi Bawang Merah Paling Tinggi Masing – Masing Sebesar 10,46 T Ha-1 Dan 9.68 T Ha-1.