Pengaruh Mulsa Jerami Padi dan Frekuensi Waktu Penyiangan Gulma pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril

Main Author: Dewantari, RimaPutri
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129899/1/1._PENDAHULUAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/129899/2/2._TINJAUAN_PUSTAKA.pdf
http://repository.ub.ac.id/129899/3/3._BAHAN_DAN_METODE.pdf
http://repository.ub.ac.id/129899/4/4._HASIL_DAN_PEMBAHASAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/129899/5/5._KESIMPULAN_DAN_SARAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/129899/6/cover.pdf
http://repository.ub.ac.id/129899/7/DAFTAR_ISI.pdf
http://repository.ub.ac.id/129899/8/DAFTAR_PUSTAKA.pdf
http://repository.ub.ac.id/129899/9/KATA_PENGANTAR.pdf
http://repository.ub.ac.id/129899/10/Lampiran_1._Deskripsi_Kedelai_var._Anjasmoro.pdf
http://repository.ub.ac.id/129899/11/Lampiran_2._Denah_Percobaan.pdf
http://repository.ub.ac.id/129899/12/Lampiran_3._Denah_Pengambilan_Tanaman_contoh.pdf
http://repository.ub.ac.id/129899/13/Lampiran_4._Hasil_Analisis_Tanah_awal.pdf
http://repository.ub.ac.id/129899/14/Lampiran_5._Perhitungan_Dosis_Unsur_Hara.pdf
http://repository.ub.ac.id/129899/15/Lampiran_7._Tabel_Analisis_Ragam.pdf
http://repository.ub.ac.id/129899/16/Lampiran_6._Perhitungan_Kebutuhan_Mulsa.pdf
http://repository.ub.ac.id/129899/17/Lampiran_8._Tabel_Analisis_usaha_tani.pdf
http://repository.ub.ac.id/129899/18/Lampiran_9._Dokumentasi_penelitian.pdf
http://repository.ub.ac.id/129899/19/LEMBAR_PENGESAHAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/129899/20/RINGKASAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/129899/21/RIWAYAT_HIDUP.pdf
http://repository.ub.ac.id/129899/22/SUMMARY.pdf
http://repository.ub.ac.id/129899/
Daftar Isi:
  • Kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu komoditas pangan yang penting di Indonesia yang memiliki kandungan protein tinggi. Kebutuhan kedelai meningkat setiap tahunnya seiring dengan meningkatnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi protein nabati rendah lemak dan kebutuhan bahan baku untuk industri yang terus meningkat. Akan tetapi, tingkat produktivitas kedelai di Indonesia pada tahun 2012 masih rendah, yaitu  1,4 ton ha-1. Rendahnya produktivitas tanaman kedelai tersebut diduga sebagai akibat : (1) kehadiran gulma yang dapat menjadi pesaing bagi tanaman kedelai, (2) umumnya tanaman kedelai dibudidayakan pada musim marengan, yaitu transisi antara musim penghujan dengan musim kemarau sehingga kebutuhan air menjadi terbatas untuk menunjang pertumbuhan yang optimal. Salah satu teknik budidaya untuk meningkatkan produksi tanaman kedelai yang maksimum yaitu dengan memodifikasi iklim mikro di sekitar tanaman, yaitu dengan menggunakan mulsa. Jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai mulsa, yang berfungsi merubah iklim mikro tanah dan menekan pertumbuhan gulma. Di sisi lain, salah satu metode pengendalian gulma lainnya ialah dengan penyiangan. Penyiangan gulma dilakukan untuk membersihkan tanaman budidaya dari tumbuhan gulma yang dapat mengganggu proses pertumbuhan tanaman budidaya tersebut sehingga tanaman budidaya dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal (Cahyono, 2007). Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mempelajari pengaruh dari kombinasi ukuran mulsa jerami padi dan frekuensi waktu penyiangan gulma pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai, (2) Menentukan kombinasi ukuran mulsa jerami padi dan waktu penyiangan gulma yang tepat agar diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai paling tinggi. Hipotesis yang diajukan adalah aplikasi kombinasi mulsa jerami padi yang dicacah dengan waktu penyiangan 24 dan 44 hst akan diperoleh pertumbuhan dan hasil kedelai paling tinggi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2014 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, yang terletak di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah Leaf Area Meter (LAM), timbangan analitik, oven, kamera, cangkul, meteran, alat tugal, tali rafia, Quantum meter, Soil Moisture Tester dan termometer tanah. Bahan yang digunakan ialah benih kedelai varietas Anjasmoro, pupuk N (Urea: 45%N), P (SP-36: 36% P2O5), K(KCl: 60% K2O), insektisida Decis 25 EC, Ripcord 50 EC dan jerami padi. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana, dengan menempatkan 9 perlakuan yaitu : (M0) = Tanpa mulsa + tanpa disiang, (M1) = Mulsa jerami tanpa dicacah + tanpa disiang, (M2) = Mulsa jerami tanpa dicacah + disiang umur 24 hst, (M3) = Mulsa jerami tanpa dicacah + disiang umur 44 hst, (M4) = Mulsa jerami tanpa dicacah + disiang umur 24 dan 44 hst, (M5) = Mulsa jerami dicacah + tanpa disiang, (M6) = Mulsa jerami dicacah + disiang umur 24 hst, (M7) = Mulsa jerami dicacah + disiang umur 44 hst, (M8) = Mulsa jerami dicacah + disiang umur 24 dan 44 hst. Perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 27 satuan kombinasi perlakuan. Pengamatan dilakukan secara destruktif dengan mengambil 2 tanaman contoh untuk setiap kombinasi perlakuan yang dilakukan pada saat tanaman berumur 15, 30, 45 dan 60 hst. Parameter yang diamati meliputi komponen pertumbuhan yaitu : jumlah daun, jumlah cabang, luas daun, bobot kering total tanaman. Serta komponen hasil yang diamati mencakup : jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman, jumlah polong isi per tanaman, bobot polong isi per tanaman, bobot polong hampa per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji dan hasil panen (ton ha-1). Komponen analisis pertumbuhan tanaman, antara lain : Laju Pertumbuhan Relatif (LPR) dan Indeks Panen (IP). Pengamatan komponen lingkungan yang dilakukan ialah : Penerimaan radiasi matahari, temperatur tanah dan kelembapan tanah. Selain itu juga dilakukan pengamatan pertumbuhan gulma yang dilakukan pada saat sebelum tanam, 24 hst, 44 hst dan 54 hst. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Bila hasil pengujian terdapat pengaruh nyata dari perlakuan yang diberikan, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %. Pemulsaan jerami dan waktu penyiangan berpengaruh nyata pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Pada tanaman yang diberi mulsa jerami tanpa dicacah + disiang umur 24 dan 44 hst maupun mulsa jerami dicacah + disiang umur 24 dan 44 hst secara nyata dapat meningkatkan parameter pertumbuhan dan menghasilkan nilai yang lebih tinggi pada beberapa parameter saat panen. Namun demikian, apabila ditinjau dari tingkat efisiensi penggunaan biaya dan daya saing produksi, perlakuan kombinasi mulsa jerami dicacah + disiang umur 24 dan 44 hst lebih efisien dan menguntungkan apabila dibandingkan dengan perlakuan kombinasi mulsa jerami tanpa dicacah + disiang umur 24 dan 44 hst yaitu dengan nilai B/C masing-masing sebesar 1,20 dan 1,08.