Analisis Efisiensi Teknis Penggunaan Faktor - Faktor Produksi Usahatani Cabai Besar (Capsicum Annum L.) (Studi Kasus Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang)
Main Author: | Widyaningrum, Septi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/129895/1/COVER-LEMBAR_PENGESAHAN.pdf http://repository.ub.ac.id/129895/2/RINGKASAN_FIKS.pdf http://repository.ub.ac.id/129895/3/ISI_ATAS.pdf http://repository.ub.ac.id/129895/3/Lampiran_fiks3.pdf http://repository.ub.ac.id/129895/ |
Daftar Isi:
- Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat prospektif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional mengingat potensi permintaan pasarnya baik di dalam maupun di luar negeri yang cukup besar dan nilai ekonominya yang tinggi. Salah satu komoditas hortikultura potensial untuk dikembangkan adalah komoditas cabai besar. Pada tahun 2013, Indonesia menempati urutan keempat sebagai negara produsen penghasil cabai besar di dunia. Luas area tanam di Indonesia yang sangat luas seharusnya mampu menggeser posisi China yang saat ini menjadi negara penghasil cabai besar dunia yang memiliki luas areal tanam cabai besar lebih sempit. Peningkatan produksi cabai besar dilakukan agar Indonesia mampu menjadi produsen terbesar di dunia dengan cara mengoptimalkan penggunaan faktor-faktor produksi. Di daerah penelitian, permasalahan yang terjadi yaitu penggunaan bibit yang masih kurang, serta penggunaan input produksi lain seperti pupuk kandang yang belum sesuai dengan anjuran. Oleh karena itu mengingat pentingnya cabai besar sebagai komoditas yang sangat diunggulkan maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi pada usahatani cabai besar, menganalisis efisiensi teknis penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani cabai dan mengetahui seberapa besar tingkat pendapatan usahatani cabai besar. Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan fungsi produksi Stochastic Frontier. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang digunakan dalam usahatani cabai besar berpengaruh nyata terhadap produksi cabai besar serta menganalisis tingkat efisiensi teknis yang dicapai oleh petani responden. Analisis pendapatan dapat dihitung dengan menghitung total penerimaan yang diperoleh petani dikurangi dengan total biaya usahatani yang dikeluarkan oleh petani. Hasil penelitian antara lain: (1) Faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi cabai besar adalah lahan, bibit, pupuk kandang, pupuk kimia, dan tenaga kerja. Faktor – faktor produksi tersebut berpengaruh positif yang artinya setiap penambahan faktor produksi tersebut akan menyebabkan penambahan produksi. (2) Tingkat efisiensi tertinggi dan terendah yang dicapai petani di Desa Gading Kulon adalah sebesar 0,999 persen dan 0,535 persen. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada peluang 0,001 persen dan 0,465 persen untuk meningkatkan produksi. Sedangkan tingkat efisiensi rata-rata yang dicapai petani adalah sebesar 0,922 persen. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata petani responden di daerah penelitian sudah mencapai 92,2 persen dari produksi potensial cabai besar dan masih memiliki peluang sebesar 7,8 persen untuk meningkatkan produksinya. (3) Rata – rata total penerimaan petani cabai besar di daerah penelitian sebesar Rp. 52.262.521 dan rata – rata total biaya yang dikeluarkan petani adalah sebesar Rp. 21.245.746 sehingga diperoleh pendapatan usahatani cabai besar sebesar Rp.31.016.774 per hektar dalam satu musim tanam. Dari hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa rata – rata usahatani cabai besar di Desa Gading Kulon menguntungkan. Saran untuk penelitian ini adalah: (1) Dalam upaya peningkatan efisiensi teknis cabai besar maka dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan penggunaan faktor-faktor produksi yang mempunyai koefisien positif dan berpengaruh nyata terhadap produksi cabai besar yaitu penggunaan faktor produksi seperti lahan, bibit, pupuk kandang, pupuk kimia dan penggunaan tenaga kerja. (2) Tingkat efisiensi teknis usahatani cabai besar di Desa Gading Kulon masih dapat ditingkatkan untuk mencapai full efficiency dengan cara mengoptimalkan dan menambahkan penggunaan bibit cabai besar adalah sebesar 1.514 bibit cabai besar dan penambahan tenaga kerja sebanyak 4,15 HKSP. (3) Pendapatan petani cabai besar dapat meningkat apabila produksi yang dihasilkan juga meningkat. Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan cara mengalokasikan semua faktor produksi yang tepat. Oleh karena itu upaya yang dapat dilakukan agar petani dapat melakukan usahatani cabai besar hingga mencapai hasil yang maksimal adalah dengan diadakannya kegiatan penyuluhan dari PPL setempat. Petani perlu adanya penyuluhan yang intensif terkait penggunaan kombinasi input yang tepat dalam melakukan usahataninya.