Analisis Efisiensi Teknis Produksi Jagung (Zea Mays) di Desa Slaharwotan, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur

Main Author: Purwaningtyas, WidyaRatna
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129880/1/SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/129880/
Daftar Isi:
  • Jagung merupakan sumber karbohidrat kedua setelah padi. Jagung salah satunya digunakan sebagai pakan dalam industri peternakan. Jagung merupakan komponen utama dalam ransum pakan dan lebih dari 55 persen kebutuhan jagung dalam negeri digunakan untuk pakan. Salah satu daerah penyebaran jagung adalah di Jawa Timur. Kementrian pertanian menerangkan bahwa dari tahun ke tahun, konsumsi produk hasil ternak mengalami peningkatan, dan tentunya memberi pengaruh terhadap peningkatan konsumsi pakan. Peningkatan konsumsi pakan membutuhkan bahan baku pakan yang meningkat pula, diantaranya adalah jagung sebagai bahan baku pakan utama. Produksi jagung di Jawa Timur pada tahun 2013 ini mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena menurunnya luas panen dan produktivitas komoditas jagung. Salah satu area yang mengalami penurunan jagung adalah Desa Slaharwotan, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan. Perkembangan luas lahan jagung di Kecamatan Ngimbang secara keseluruhan rata-rata mengalami peningkatan. Peningkatan lahan jagung dapat terjadi karena adanya peralihan lahan hutan menjadi tegal dan peralihan lahan tebu menjadi lahan jagung. Desa yang mengalami banyak perluasan lahan jagung diantaranya Desa Slaharwotan. Salah satu upaya peningkatan produktivitas yang telah dilakukan yaitu program SLPHT. Program SLPHT jagung pada tahun 2012 di Desa Slaharwotan mampu meningkatkan produksi jagung. Namun permasalahan yang terjadi yaitu pada tahun 2013 terjadi penurunan produksi, yang disebabkan oleh menurunnya produktivitas karena petani setempat kurang dapat mengkombinasikan faktor-faktor produksi secara efisien dan beberapa petani tidak lagi menerapkan teknologi yang sudah pernah diperoleh melalui program SLPHT. Selain itu penggunaan pupuk dan pestisida tidak sesuai anjuran. Dengan demikian dapat ditarik satu bidang yang dapat diteliti atau dikaji lebih dalam yaitu mengenai analisis efisiensi teknis produksi jagung di Desa Slaharwotan, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi jagung secara teknis di Desa Slaharwotan; (2) Menganalisis efisiensi teknis produksi jagung di Desa Slaharwotan; (3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi teknis produksi jagung dan mendiskripsikan perbandingan efisiensi teknis produksi jagung pada petani SLPHT dan non SLPHT di Desa Slaharwotan. Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi jagung dan pengukuran efisiensi teknis pada produksi jagung adalah fungsi produksi stochastic frontier dengan menggunakan software frontier 4.1. Sedangkan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi efisiensi teknis dan membandingkan efisiensi teknis antara petani SLPHT dan non ii SLPHT adalah menggunakan analisis fungsi regresi dengan fungsi produksi Cobb-Douglass. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut antara lain: (1) Hasil pendugaan fungsi produksi stochastic frontier menunjukkan bahwa faktor produksi yang berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 99 persen terhadap produksi jagung di Desa Slaharwotan Kecamatan Ngimbang antara lain faktor produksi benih, pupuk kimia, dan herbisida, sedangkan variabel pupuk organik berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95 persen. Hal ini berarti bahwa dengan adanya penambahan pupuk kimia, pupuk organik dan herbisida, pengurangan benih akan berpengaruh lebih besar terhadap produksi jagung dibandingkan faktor produksi lainnya. Sedangkan faktor produksi tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi jagung; (2) Pengukuran efisiensi teknis dengan fungsi produksi stochastic frontier menunjukkan bahwa produksi jagung di lokasi penelitian belum mampu mencapai tingkat efisiensi yang full-efficient secara teknis. Rata-rata efisiensi teknis yang dicapai sebesar 0,778 dengan pencapaian efisiensi teknis terendah yaitu sebesar 0,318 dan pencapaian tertinggi yaitu sebesar 0,995. Petani yang sudah mencapai efisiensi teknis adalah sebanyak 40 petani yaitu 78,43 persen dari total petani responden. Sedangkan sisanya sebesar 21,57 persen atau sebanyak 11 petani responden belum mencapai efisiensi teknis; (3) Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 99 persen terhadap efisiensi teknis produksi jagung di lokasi penelitian adalah pendidikan formal, sedangkan faktor umur dan jumlah anggota keluarga petani responden berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 90 persen. Dummy keikutsertaan SLPHT tidak berpengaruh nyata terhadap efisiensi teknis produksi jagung. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa semakin tinggi umur, tingkat pendidikan dan jumlah anggota keluarga akan berpengaruh lebih besar terhadap pencapaian efisiensi teknis produksi jagung. Kemudian efisiensi teknis yang dicapai petani tidak berhubungan dengan keikutsertaan dalam SLPHT. Apabila seorang petani merupakan peserta kegiatan SLPHT maupun bukan peserta SLPHT, maka tidak akan mempengaruhi produksi jagungnya menjadi lebih efisien. Hal ini dapat terjadi karena petani SLPHT sudah tidak lagi menerapkan teknologi yang diperoleh dari program SLPHT tersebut.