Analisis Pendapatan dan Keunggulan Kompetitif Usahatani Bawang Merah (Studi Kasus di Desa Ngrami, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk)
Daftar Isi:
- Permintaan akan bawang merah di Indonesia cukup besar, namun jumlah bawang merah yang dapat diproduksi tidak dapat mencukupi permintaan yang ada. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, dapat diketahui bahwa luas panen bawang merah di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 99.519 Ha dan jumlah produksinya sebesar 964.195 Ton. Jumlah permintaan akan bawang merah di Indonesia adalah 1.071.155 ton. Kelebihan permintaan bawang merah pemerintah melakukan impor bawang merah yang berasal dari berbagai macam Negara. Bawang merah sendiri yang dihasilkan di Indonesia berasal dari berbagai kota, sehingga setiap daerah memiliki daya saing yang berbeda pula. Daya saing merupakan kekuatan, kemampuan atau kesanggupan untuk bersaing (Soetriono, 2006). Pengukuran daya saing dapat digunakan melalui pendekatan keunggulan kompetitif. Kenyataannya petani bawang merah memiliki pendapatan yang rendah. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah 1) menganalisis pendapatan usahatani bawang merah varietas Bauji dan Thailand, 2) menganalisis keunggulan kompetitif usahatani bawang merah varietas Bauji dan Thailand, 3) menganalisis sensitivitas dari keunggulan kompetitif varietas Bauji dan Thailand jika terjadi perubahan harga input dan harga output. Penentuan lokasi pada penelitian ini secara purposive di Desa Ngrami, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode Simple Random Sampling dan didapat responden sebesar 38 petani bawang merah. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis usahatani untuk mengetahui pendapatan usahatani bawang merah varietas Bauji dan Thailand, uji beda rata-rata untuk mengetahui perbedaan pendapatan antara varietas Bauji dan Thailand, dan Keuntungan Privat (KP) serta Private Cost Rasio (PCR) untuk mengetahui apakah usahatani bawang merah varietas Bauji dan Thailand di Desa Ngrami memiliki keunggulan kompetitif. Berdasarkan hasil analisis usahatani, diketahui bahwa usahatani bawang merah varietas Bauji memiliki pendapatan sebesar Rp 14.512.628,00 per hektar per musim tanam dan varietas Thailand memiliki pendapatan sebesar Rp 20.815.713,00 per hektar per musim tanam. Analisis uji beda rata-rata menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara pendapatan usahatani bawang merah varietas Bauji dan Thailand, hal ini dapat dilihat dari nilai thitung 8,659 lebih besar dari nilai ttabel 1,666 pada nilai α 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Untuk varietas Bauji Nilai Keuntungan Privat (KP) sebesar Rp 12.777.164,00 per hektar per musim tanam dan nilai PCR sebesar 0,762 sedangkan varietas Thailand memiliki nilai KP sebesar Rp 19.080.250,00 per hektar per musim tanam dan nilai PCR sebesar 0,710 , hal ini menunjukkan bahwa varietas Bauji dan Thailand memiliki keunggulan kompetitif. Hasil analisis sensitivitas jika terjadi kenaikan harga input (pupuk, pestisida, bibit dan upah tenaga kerja) sebesar 10 persen, 15 persen dan 20 persen nilai KP dan PCR usahatani bawang merah varietas Bauji dan Thailand menurun namun tetap memiliki keunggulan kompetitif. Sedangkan jika terjadi kenaikan harga output sebesar 10 persen, 15 persen dan 20 persen nilai KP dan PCR usahatani bawang merah varietas Bauji dan Thailand meningkat serta tetap memiliki keunggulan kompetitif. Upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pendapatan petani dengan cara meningkatkan produksi ketika menggunakan varietas Thailand. Selain itu untuk meningkatkan keunggulan kompetitif usahatani bawang merah penggunaan input tradable harus diminimalkan dan diganti dengan sumberdaya berbasis lokal seperti pupuk organik dan penerapan sistem pengendalian hama terpadu. Usahatani bawang merah di Desa Ngrami tetap terus dijalankan karena menguntungkan serta memiliki keunggulan kompetitif atau dengan kata lain memiliki daya saing.