Analisis Keunggulan Komparatif Usahatani Jagung (Zea Mays) Di Kabupaten Jombang (Studi Kasus Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang)
Main Author: | Faricha, Imtichanul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/129859/1/SKRIPSI_IMTICHANUL_FARICHA.docx_105040113111021.pdf http://repository.ub.ac.id/129859/ |
Daftar Isi:
- Jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang bernilai ekonomi . Jagung d imanfaatkan sebagai bahan baku industri pakan ternak. Permintaan jagung di dalam negeri didominasi oleh indust r i peternakan yaitu sebanyak 5 5 persen . Produksi jagung di dalam negeri belum dapat mencukupi permintaan jagung. Produksi jagung yang rendah dikarenakan cuaca yang tidak menentu, sehingga harga jagung mengalami penurunan. Desa N gumpul , Kecamatan Jogoroto merupakan salah satu sentra produksi jagung di Kabupaten Jombang. Produksi jagung pada tahun 2013 sebanyak 8.148,7 k w pipilan kering , dan berpotensi dalam pengembangan tanaman jagung untuk memenuhi bahan baku industri. P enelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis keunggulan komparatif usahatani jagung dan (2) menganalisis pengaruh perubahan harga pupuk anorganik, upah tenaga kerja dan output terhadap keunggulan komparatif pada usahatani jagung di Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang. Penelitian dilakukan di Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive , karena lokasi tersebut berpotensi dalam pengembangan tanaman jagung. Penentuan responden dengan metode simple random sampling dengan mengunakan rumus Parel, sebanyak 35 petani. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Metode analisis data pada penelitian ini adalah metode DRC ( Domestic Resource Cost ), serta dilakukan analisis sensitivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani jagung di D esa Ngumpul , Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang memiliki keunggulan komparatif , dengan nilai DRCR sebesar 0,57. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan sumberdaya domestik pada usahatani jagung lebih efisien dan menguntungkan. Sehingga, pemerintah lebih baik meningkatkan produksi jagung di dalam negeri daripada mengimpor. Berdasarkan analisis sensitivitas, pada saat terjadi kenaikan harga pupuk anorganik, penurunan harga output, kenaikan upah tenaga kerja, kenaikan harga pupuk anorganik dan kenaikan upah tenaga kerja secara bersamaan , serta kenaikan harga pupuk anorganik dan penurunan harga output secara bersamaan, berpengaruh pada penurunan nilai k eunggulan komparatif jagung di D esa Ngumpul . Kenaikan harga pupuk anorganik sebesar 10 persen menghasilkan nilai DRCR 0,58, kenaikan harga pupuk anorganik sebesar 20 persen menghasilkan nilai DRCR 0,59, penurunan harga output jagung sebesar 15 persen menghasilkan nilai DRCR 0,68, penurunan harga output jagung sebesar 25 persen menghasilkan nilai DRCR 0,78, kenaikan upah tenaga kerja sebesar 12 persen menghasilkan nilai DRCR 0,60, kenaikan upah tenaga kerja sebesar 20 persen menghasilkan nilai DRCR 0,62, kenaikan harga pupuk anorganik dan kenaikan upah tenaga kerja sebesar 20 persen secara bersamaan menghasilkan nilai DRCR 0,65