Analisis Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Padi Semi Organik Petani Pengguna Benih Bersertifikat dan Non Bersertifikat di Desa Pendem, Kota Batu
Daftar Isi:
- Kota Batu mulai merencanakan pengembangan pertanian organik pada tahun 2009 (Rencana Strategis Departemen Pertanian dan Kehutanan Kota Batu, tertera didalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068). Pada kegiatan tersebut prioritas kawasan organik yang dibentuk adalah sayuran dan padi. Proses menuju pertanian organik tidak dilakukan secara cepat, oleh karena itu sebagai tahapan awal dilakukan dengan usahatani semi organik. Salah satu desa yang telah menerapkan pertanian semi organik dalam berusahatani padi adalah Desa Pendem, Kecamatan Junrejo yang sekaligus menjadi kawasan atau kluster penghasil padi terbesar di Kota Batu. Pada pelaksanaan peralihan sistem usahatani dari konvensional menuju semi organik menimbulkan permasalahan yaitu rendahnya rata-rata produksi padi semi organik yang dihasilkan sebesar 7,08 ton/Ha dengan luas areal lahan 10 Ha, dimana seharusnya dapat mencapai 10 ton (Departemen Pertanian dan Kehutanan Kota Batu, 2011). Rendahnya hasil panen dipengaruhi oleh efisien secara teknis penggunaan input produksi oleh petani. Penggunaan input produksi yang efisien atau tidak efisien secara teknis dipengaruhi oleh umur, pendidikan, pengalaman usahatani, jumlah anggota keluarga, dan dummy benih. Faktor-faktor tersebut melekat pada diri petani responden sebagai pengelola manajemen usahatani padi semi organik. Rendahnya hasil panen dapat menurunkan pendapatan petani. Produktivitas padi semi organik dapat ditingkatkan dengan kombinasi penggunaan input produksi yang efisien sehingga dapat menghasilkan produksi yang maksimal dan meningkatkan pendapatan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi padi semi organik di Desa Pendem, Kota Batu; (2) Menganalisis efisiensi teknis usahatani padi semi organik di Desa Pendem, Kota Batu; (3) Membedakan efisiensi teknis usahatani padi semi organik petani pengguna benih bersertifikat dan non bersertifikat di Desa Pendem, Kota Batu; (4) Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap efisiensi teknis usahatani padi semi organik di Desa Pendem, Kota Batu; (5) Menganalisis pendapatan per Ha usahatani petani padi semi organik yang menggunakan benih bersertifikat dan non bersertifikat di Desa Pendem, Kota Batu. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode fungsi produksi stochastic frontier menggunakan software frontier 4.1 sehingga diperoleh informasi tentang faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata dan tidak nyata terhadap produksi serta estimasi efisiensi teknis pada masing-masing petani responden. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh nyata atau tidak berpengaruh nyata terhadap efisiensi teknis adalah menggunakan regresi linear berganda yang diestimasi secara simultan ii dengan fungsi produksi Cobb Douglas Stochastic Frontier. Penggunaan variabel dummy benih untuk membuat kuantifikasi dari variabel kualitatif yaitu antara petani pengguna benih bersertifikat dan non bersertifikat. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui pendapatan usahatani petani responden adalah menggunakan analisis pendapatan usahatani ekonomi. Berdasarkan hasil analisis fungsi produksi stochastic frontier diketahui bahwa faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata dan positif terhadap produksi padi semi organik adalah luas lahan, benih, pupuk organik, pestisida organik, dan tenaga kerja. Pada persamaan fungsi produksi menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari t table (2,028), sehingga faktor produksi dapat dikatakan signifikan. Nilai koefisien bertanda positif pada variabel luas lahan adalah sebesar 0,762, pada variabel benih sebesar 0,246, variable pupuk organik sebesar 0,085, variable pestisida organik sebesar 0,163, dan pada variabel tenaga kerja sebesar 0,148. Variabel yang berpengaruh negatif terhadap produksi adalah pupuk kimia dengan koefisien -0,007. Faktor produksi pestisida kimia tidak berpengaruh nyata atau signifikan terhadap produksi. Tingkat efisiensi teknis usahatani padi semi organik masing-masing petani di Desa Pendem Kota Batu yang terendah sebesar 0,286, tertinggi sebesar 0,99, dengan rata-rata efisiensi teknis petani responden sebesar 0,680. Hal ini berati bahwa rata-rata petani di daerah penelitian sudah mencapai efisiensi teknis dengan produksi sebesar 68 persen dari produksi potensial padi semi organik dan masih memiliki peluang sebesar 32 persen untuk meningkatkan produksinya. Perbandingan tingkat efisiensi teknis usahatani antara petani pengguna benih bersertifikat dan non bersertifikat berdasarkan nilai efisiensi teknis tertinggi untuk petani pengguna benih bersertifikat lebih tinggi dibandingkan petani pengguna benih non bersertifikat yaitu 0,99 dan 0,96. Tingkat efisiensi teknis usahatani terendah oleh petani pengguna benih bersertifikat 0,28 lebih rendah dibandingkan petani pengguna benih non bersertifikat sebesar 0,35. Rata-rata tingkat efisiensi teknis yang diperoleh petani pengguna benih bersertifikat sebesar 0,76 lebih tinggi dibandingkan petani pengguna benih non bersertifikat yaitu 0,70. Jadi dapat dikatakan bahwa petani pengguna benih bersertifikat lebih efisien secara teknis dalam usahatani padi semi organik. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap efek efisiensi teknis usahatani padi semi organik di Desa Pendem Kota Batu adalah umur petani, pendidikan, dan dummy benih. Pada persamaan regresi tersebut memiliki nilai F hitung (17,168) lebih besar dari F table (2,52), sehingga dapat dijelaskan bahwa semua variabel independen (Z) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (TEi) efisiensi teknis. Koefisien regresi pada masing-masing faktor tersebut diantaranya 0,005 pada variabel umur petani, 0,039 pada variabel pendidikan, dan pada variabel dummy benih sebesar 0,173. Faktor pengalaman usahatani dan jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh nyata terhadap efisiensi teknis pada taraf kepercayaan 95 persen. Pada analisis usahatani padi semi organik di Desa Pendem Kota Batu diperoleh rata-rata pendapatan sebesar Rp 14.778.007,95/Ha/musim tanam. Kelayakan usahatani dari rasio antara penerimaan dan total biaya adalah sebesar 7,45. Hal ini dapat dikatakan bahwa usahatani padi semi organik di Desa Pendem Kota Batu layak untuk dikembangkan karena nilai kelayakan usahatani lebih dari satu (7,45 > 1). Usahatani padi semi organik di daerah penelitian memiliki nilai iii R/C rasio tergolong tinggi sebesar 7,45 karena setiap biaya yang dikeluarkan petani sebesar Rp 1,- petani mendapatkan penerimaan sebesar Rp 7,45. Petani pengguna benih bersertifikat memiliki pendapatan usahatani lebih tinggi yaitu Rp 20.940.139,16/Ha/musim tanam dibandingkan dengan petani pengguna benih non bersertifikat sebesar Rp 9.085.614,93/Ha/musim tanam. Kelayakan usahatani petani pengguna benih bersertifikat dan non bersertifikat sebesar 9,75 dan 4,04. Dari hasil dan kesimpulan penelitian, beberapa hal yang dapat disarankan yaitu faktor produksi yang perlu ditambah penggunaannya adalah benih. Penggunaan benih perlu ditambah (pada batasan jumlah tertentu) karena di daerah penelitian masih banyak petani yang kekurangan bibit akibat benih yang digunakan kurang sehingga pada saat melakukan kegiatan penyulaman, petani menggunakan bibit dari petani lain yang berbeda jenis varietas. Tingkat efisiensi teknis usahatani padi semi organik di Desa Pendem, Kota Batu masih dapat ditingkatkan dengan cara mengoptimalkan dan menambahkan penggunaan faktor produksi seperti penggunaan benih bersertifikat sebesar 25 Kg/Ha/musim tanam. Hal ini dikarenakan penggunaan benih bersertifikat dapat menambah efisiensi teknis sebesar 0,173. Terbukti rata-rata petani responden yang menggunakan benih bersertifikat memiliki nilai efisiensi teknis lebih tinggi jika dibandingkan petani pengguna be