Pengaruh Pengolahan Tanah Dan Penambahan Abu Ketel Terhadap Sifat Fisik Tanah, Pertumbuhan, Dan Produksi Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum) Pada Ultisols
Main Author: | Suryana |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/129851/1/Suryana_105040201111140.pdf http://repository.ub.ac.id/129851/ |
Daftar Isi:
- A rea lahan perkebunan tebu pada umumnya sangat luas , sehingga pengolahan tanah dilakukan secara mekanis menggunakan alat dan mesin pertanian (traktor dan alat pengolahan tanah) . Meskipun kegiatan pengolahan tanah secara teratur dianggap penting dalam budidaya tebu. Namun, pada waktu yang bersamaan roda traktor menyebabkan terjadinya pemadatan tanah. Pengolahan tanah yang berlebihan menjadi penyebab utama terjadinya kerusakan tanah (Larson dan Osborne ., 1982 ) . Pemadatan tanah dapat menghambat pertumbuhan tanaman, menghambat penetrasi akar tanaman, membatasi pergerakan air dan udara di dalam tanah dan menyebabkan pertumbuhan bibit menjadi lambat dan akhirnya akan dapat mengurangi produksi tanaman tebu. Sehingga pengolahan tanah sebaiknya seminimal mungkin ( minimum tillage ) serta dengan menambahkan abu ketel yang memiliki karakteristik yang sama dengan biochar yang dapat berfungsi sebagai pembenah tanah, meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan memasok sejumlah nutrisi yang berguna serta meningkatkan sifat fisik, kimia dan biologi tanah ( Glaser, Lehmann, dan Zech, 2002) . Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan PTPN X Pabrik Gula Bone Sulawesi Selatan pada bulan Maret 2013 sampai Januari 2014. Laboratorium penelitian di Laboratorium Pengolahan PG Bone, Sulawesi Selatan , Laboratoruim Pengolahan PG Camming, Sulawesi Selatan, Laboratorium Fisika Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Hasan nuddin , Makassar, d an Laboratorium Fisika Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Variabel pengamatan meliputi berat isi tanah, porositas tanah, permeabilitas, tahanan penetrasi tanah, tinggi tanaman tebu, jumlah batang tebu, lingkar batang tebu, produksi tebu, rendemen tebu, dan analisa ekonomi. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi metode pengolahan tanah dengan intensitas semakin tinggi menghasilkan produksi tebu yang semakin rendah dan biaya konsumsi bahan bakar yang semakin tinggi, sehingga menyebabkan hasil pengolahan tanahnya tidak efesien dan tidak efektif. Metode pengolahan tanah dengan intensitas pengolahan tanah subsoiling 2 kali + harrowin g 1 kali + furrowing 1 kali abu ketel 40 t dimasukan dalam larikan subsoiling (P5) menghasilkan berat isi tanah dan tahanan penetrasi tanah yang baik sehingga menghasilkan pengolahan tanah yang paling efektif dan efisien.