Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Usahatani Brokoli Organik Pada Kelompok Tani “TANUSE” Batu
Main Author: | Rahayuningtyas, Dyah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/129837/1/SKRIPSI_Dyah_Rahayuningtyas-pdf.pdf http://repository.ub.ac.id/129837/ |
Daftar Isi:
- Sektor Pertanian merupakan salah satu sektor utama dan strategis dalam Pembangunan Nasional Indonesia yang menempatkan pertanian sebagai faktor penggerak utama perekonomian masyarakat pedesaan . Peranan sektor pertanian terbukti memberikan kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), sehingga mempunyai peran yang penting dalam perekonomian Indonesia. Hortikultura sebagai salah satu subsektor pertanian, menjadi bagian terpenting dalam keseimbangan pangan bagi masyarakat. Sayuran dan buah-buahan harus tersedia setiap saat dalam jumlah yang cukup, mutu baik, dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Pertanian organik menjadi sistem pertanian yang dapat memberikan hasil pertanian yang aman dikonsumsi, mengandung nutrisi tinggi dan ramah lingkungan. Brokoli merupakan salah satu contoh komoditas hortikultura yang dapat dibudidayakan secara organik maupun non organik. Salah satu pemasok komoditas hortikultura di Jawa Timur adalah Kota Batu. Kelompok Tani TANUSE yang berada di Desa Sumberejo, Kecamatan Batu, Kota Batu melakukan usahatani brokoli secara organik dan non organik. Perbedaan harga jual brokoli organik dan brokoli non organik mempengaruhi tingkat pendapatan petani. Pada saat penelitian, harga brokoli organik adalah Rp 23.000 per kilo sedangkan harga brokoli non organik adalah Rp 10.000 per kilo. Namun hal tersebut, tidak membuat petani brokoli non organik berganti untuk menjalankan usahataninya secara organik. Biaya produksi usahatani brokoli organik yang lebih besar dibandingkan dengan biaya produksi usahatani brokoli non organik menjadi faktor tingginya harga brokoli organik, karena usahatani brokoli organik menggunakan faktor produksi yang lebih banyak. Keterbatasan petani untuk mengetahui apakah faktor produksi yang digunakan sudah efisien, menjadi alasan untuk meneliti mengenai faktor-faktor produksi brokoli organik dan non organik dan juga tingkat efisiensinya. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi tingkat produksi usahatani brokoli organik dan non organik ; ( 2 ) menganalisis tingkat efisiensi teknis penggunaan faktor-faktor produksi usahatani brokoli organik dan non organik ; (3) menganalisis biaya, pendapatan, dan penerimaan usahatani brokoli organik dan non organik. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive, yaitu di Desa Sumberejo, Kecamatan Batu, Kota Batu. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari hasil wawancara langsung dengan petani brokoli organik dan non organik dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur sebagai penunjang. Dalam penentuan responden digunakan metode sensus, yakni seluruh anggota kelompok tani TANUSE dijadikan responden dalam penelitian. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis fungsi produksi Stochastic Frontier , analisis usahatani, dan analisis uji beda rata-rata. Berdasarkan hasil analisis fungsi produksi stochastic frontier diketahui bahwa faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata adalah luas lahan dan pupuk kandang. Sementara itu, faktor produksi bibit dan pupuk kandang memiliki hubungan positif dan luas lahan, pestisida organik, tenaga kerja memiliki hubungan yang negatif. Pada usahatani brokoli non organik luas lahan, bibit, pupuk urea, dan pupuk blower berpengaruh nyata terhadap produksi brokoli non organik. Faktor produksi luas lahan, bibit, pupuk urea, pupuk ZA dan pestisida memilik hubungan positif, sedangkan pupuk kandang, pupuk blower dan tenaga kerja memiliki hubungan negatif. Rata-rata tingkat efisiensi teknis faktor produksi brokoli org