Daftar Isi:
  • Globalisasi perdagangan menjadikan perdagangan komoditas pertanian mengalami persaingan yang ketat. Dalam menghadapi persaingan tersebut, petani harus mampu melakukan penerapan budidaya yang baik (Good Agriculture Practices/GAP) pada kegiatan budidayanya. Penerapan GAP dilakukan Dinas Pertanian melalui metode pembelajaran petani secara langsung di lahan usahataninya dengan konsep Sekolah Lapangan (SL), yaitu Sekolah Lapang Good Agriculture Practices (SL-GAP). Kelompok tani Harapan I merupakan kelompok tani di Desa Madiredo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang yang telah melaksanakan program GAP pada tanaman apel. Pelaksanaan SL-GAP dilakukan pada bulan april-agustus tahun 2011. Hingga saat ini belum diketahui apakah kegiatan budidaya tanaman apel yang dilakukan oleh kelompok tani Harapan I sudah sesuai dengan kaidah GAP. Penelitian ini bertujuan: 1). Mendeskripsikan kondisi faktor sosial ekonomi petani apel di Desa Madiredo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang; 2). Menganalisis respon petani apel terhadap Sekolah Lapang Good Agriculture Practices (SL-GAP) di Desa Madiredo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang; 3). Menganalisis hubungan antara faktor sosial ekonomi petani apel dengan respon petani apel terhadap Sekolah Lapang Good Agriculture Practices (SLGAP) di Desa Madiredo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Jenis penelitian yang digunakan adalah kombinasi penelitian kualitatif dengan kuantitatif. Penelitian kombinasi yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif (qualitative descriptive research) dengan alat bantu kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif yang digunakan adalah sensus. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) di Desa Madiredo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Metode penentuan responden dengan menggunakan metode sensus, dimana seluruh populasi akan dijadikan responden, sehingga seluruh petani apel yang mengikuti SL-GAP dijadikan responden yaitu sebanyak 25 orang, semua populasi adalah petani apel yang tergabung dalam kelompok tani Harapan I. Sedangkan penentuan informan untuk jenis data kualitatif dilakukan dengan teknik sampel bola salju (Snowball), informan dalam penelitian ini adalah petani apel dalam kelompok tani Harapan I yang mengikuti SL-GAP. Jenis pengumpulan data primer menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk jenis pengumpulan data sekunder berupa dokumen. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, dengan menggunakan alat bantu pengukuran (kuantitatif) melalui skor yaitu Skala Likert, untuk mendeskripsikan kondisi faktor sosial ekonomi petani apel dan menganalisis respon petani apel terhadap Sekolah Lapang Good Agriculture Practices (SL-GAP) di Desa Madiredo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Sedangkan untuk menganalisis hubungan antara faktor sosial ekonomi petani apel dengan respon petani apel terhadap Sekolah Lapang Good Agriculture Practices ii (SL-GAP) di Desa Madiredo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, menggunakan alat bantu kuantitatif yaitu analisis Korelasi Rank Spearman. Dari hasil penelitian diperoleh: 1). Kondisi faktor sosial ekonomi petani apel di Desa Madiredo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang termasuk dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata sebesar 12,48 (83,20 persen). Dengan faktor sosial ekonomi petani apel yang tinggi, maka petani apel akan lebih cepat dalam mengadopsi suatu inovasi, yaitu inovasi terhadap program Good Agriculture Practices (GAP) pada tanaman apel melalui Sekolah Lapang Good Agriculture Practices (SL-GAP); 2). Respon petani apel terhadap SL-GAP di Desa Madiredo, Kecamatan Pujon, Kabupaten tergolong tinggi dengan skor sebesar 112,92 (85,55 persen). Tingginya respon petani apel terhadap SL-GAP, karena petani menerima dengan baik program GAP pada tanaman apel. Program ini memberikan keuntungan bagi petani apel, dengan adanya program ini maka petani akan memperoleh pedoman atau cara budidaya tanaman apel yang baik, dengan demikian petani dapat menerapkan pedoman budidaya tersebut secara benar dan tepat pada lahan budidaya apelnya, sehingga dapat dicapainya tujuan GAP. 3). Hubungan antara faktor sosial ekonomi petani apel dengan respon petani apel terhadap SL-GAP di Desa Madiredo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang memiliki keeratan hubungan positif (searah) yang tergolong cukup, dengan koefisien Korelasi Rank Spearman (rs) sebesar 0,744. Hal ini berarti, petani apel dengan faktor sosial ekonomi yang tinggi, akan memberikan respon positif terhadap program GAP pada tanaman apel melalui SL-GAP. Saran yang dapat diberikan: 1). Pihak penyuluh sebagai guru dalam pendidikan non formal kepada petani, sebaiknya melakukan pembinaan dan pendampingan kepada petani yang mau menerapkan cara budidaya apel sesuai dengan prosedur Good Agriculture Practices (GAP) pada tanaman apel hingga berhasil meningkatkan pendapatannya, nantinya petani tersebut dapat menjadi contoh nyata bagi petani lainnya agar mau merubah perilakunya dalam kegiatan budidaya apel sesuai dengan prosedur GAP pada tanaman apel, mengingat perilaku petani yang berada dalam kategori sedang terhadap Sekolah Lapang Good Agriculture Practices (SL-GAP). Harapannya dapat terjadi kesinambungan antara pengetahuan, sikap, keterampilan dan perilaku petani apel, nantinya dapat meningkatkan produksi dan daya saing pasar sesuai tujuan dari GAP; 2). Apabila dilihat secara menyeluruh maka respon petani apel terhadap SL-GAP termasuk tinggi dalam menerima suatu inovasi, hal ini harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan dengan cara memberikan infomasi/program baru mengenai budidaya tanaman apel, sehingga dapat membantu petani dalam mengembangkan budidaya apelnya; 3). Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai proses SL-GAP secara terperinci dan mendalam, sehingga dapat diketahuinya tahapan-tahapan dari SLGAP; 4). Diperlukan penelitian lebih lanjut berkenaan dengan respon petani apel terhadap SL-GAP/program baru dengan kondisi faktor sosial ekonomi yang berbeda, sehingga dapat dirumuskannya kebijakan pemerintah yang lebih baik dalam bidang pertanian, terutama yang terkait dengan budidaya tanaman apel.