Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Volume Impor Bawang Putih Di Jawa Timur
Daftar Isi:
- Produksi bawang putih dalam negeri hanya mampu mensuplai 4 persen dari kebutuhan nasional, sisanya yaitu sebesar 96 persen dari kebutuhan nasional berasal dari impor yang didominasi dari Cina (Bahar, 2007). Beberapa wilayah di Indonesia menjadi sentra produksi bawang putih, Jawa Timur menjadi salah satu provinsi penting penghasil bawang putih di Indonesia. Produksi bawang putih dalam negeri semakin merosot sedangkan konsumsi terus meningkat, mengakibatkan harga bawang putih menjadi naik. Pada tahun 2013 terjadi kenaikan harga yang begitu signifikan, harga bawang putih yang awalnya Rp 15.000/kg naik mencapai Rp 80.000 – 100.000/kg. Kenaikan harga yang signifikan mampu memicu timbulnya inflasi jika kenaikan harga terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia (Sari, 2013). Dalam 10 tahun terakhir, inflasi tertinggi terjadi pada bulan Januari 2013 (1,03 persen) dan bulan Februari 2013 (0,75 persen). Berdasarkan data BPS (2013), kontribusi terbesar terhadap laju inflasi bulan Februari 2013 adalah kelompok bahan makanan (0,49 persen), kelompok bahan makanan yang dominan memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah bawang putih (0,12 persen). Tujuan dari penelitian ini antara lain, 1) Menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi volume impor bawang putih di Jawa Timur. 2) Menganalisis pola trend volume impor bawang putih di Jawa Timur. Penentuan lokasi penelitian di Jawa Timur menggunakan metode purposive. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder dengan rentang waktu dari tahun 2009 – 2013. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa instansi terkait, yaitu Biro Pusat Statistik, Direktorat Jenderal Hortikultura, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, dan Departemen Pertanian. Data kuantitatif yang telah didapatkan kemudian diolah menggunakan program Eviews 6 dan QM for Windows 2.1, kemudian digunakan analisis regresi berganda dengan pendekatan ECM (Error Correction Model) untuk menjawab tujuan pertama yaitu faktor-faktor yang diduga mempengaruhi volume impor bawang putih, analisis Least Square Method untuk menjawab tujuan kedua, yaitu pola tren volume impor bawang putih Hasil penelitian ini terdiri dari beberapa poin, yakni: 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi volume impor bawang putih yang dianalisis menggunakan regresi dengan pendekatan ECM (Error Correction Model), didapatkan dari 5 variabel yang diteliti memiliki pengaruh terhadap volume impor bawang putih, hanya dua variabel yang berpengaruh secara signifikan yaitu variabel volume impor periode sebelumnya (QIMt-1) dan produksi (QBPt), tiga variabel yang lain seperti harga bawang putih (HBPt), nilai tukar rupiah (NTRt) dan harga impor (HIMt) memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap volume impor bawang putih (QIMt). 2. Pergerakan volume impor bawang putih di Jawa Timur dari tahun 2009 sampai tahun 2013 memiliki kecenderungan yang meningkat, yang mana setiap tahunnya tren volume impor bawang putih mengalami peningkatan dan hal itu ii termasuk pada garis uptrend yang memiliki kemiringan yang positif (ke atas). Kemungkinan penyebab yang dapat menjadikan garis tren memiliki kemiringan ke atas, yaitu produksi dan luas panen. Tren luas panen dan tren produksi yang cenderung menurun dari tahun 2009-2013, dapat menyebabkan tren volume impor meningkat. Analisis tren juga digunakan untuk meramalkan volume impor untuk 3 tahun di masa mendatang dengan menggunakan metode least square, didapatkan volume impor bawang putih di Jawa Timur akan meningkat sebesar 38.048.889,6 kg tiap tahunnya. Pemerintah perlu memberikan insentif bagi petani, insentif tersebut bisa berupa jaminan kepastian harga dan pemberian sarana produksi. Pemberian insentif diharapkan mampu mendorong petani dalam meningkatkan produksi bawang putih lokal. Perlu dilakukan penyuluhan terhadap petani mengenai peningkatan produktivitas dan tata cara budidaya bawang putih dengan tepat, karena terjadi penurunan produksi dan produktivitas yang terjadi setiap tahunnya. Produktivitas bawang putih yang tinggi akan menyebabkan produksi meningkat. produksi bawang putih yang meningkat akan mengurangi ketergantungan impor bawang putih, karena kebutuhan konsumsi terpenuhi dari peningkatan produksi bawang putih lokal.