Potensi Minyak Atsiri Serai Wangi (Cymbopogon Winterianus) Sebagai Fungisida Nabati Terhadap Penyakit Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides) PADA BUAH APEL (Malus sylvestris Mill)

Main Author: Nugraheni, AstriSeptiyaningsih
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129827/1/skripsi_astri_septiyaningsih_nugraheni.pdf
http://repository.ub.ac.id/129827/
Daftar Isi:
  • Penyakit antraknosa buah apel yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloeosporioides merupakan salah satu penyakit pasca panen buah apel. Secara alternatif jamur dapat dikendalikan oleh pestisida yang berasal dari alam yang aman bagi lingkungan dan tidak ada zat yang tertinggal. Produk alami seperti minyak atsiri serai wangi yang mengandung genaniol, sitronellal, dan sitronellol telah diketahui berperan sebagai biofungisida. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi minyak atsiri serai wangi dalam mengontrol pertumbuhan jamur C. gloeosporioides yang efektif. Minyak atsiri serai wangi Cymbopogon winterianus di dapatkan dari unit penyulingan PHKI Tema C, Kesamben, Kabupaten Blitar. Komposisi senyawa minyak atsiri diidentifikasi menggunakan GC-MS. Penelitian ini dilakukan secara in vitro dan in vivo. Secara in vitro, berbagai konsentrasi minyak serai wangi diletakkan di cawan petri dan jamur C. gloeosporioides diletakkan dipusat cawan petri. Penghambatan pertumbuhan jamur C. gloeosporioides diukur dari diameter koloni dan berat miselium jamur. Secara in vivo buah apel direndam kedalam larutan minyak atsiri serai wangi kemudian buah ditusuk dan ditetesi suspensi jamur C. gloeosporioides. Diameter gejala yang muncul pada permukaan buah apel diukur selama 14 HSI. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diujikan yaitu media tanpa pemberian minyak atsiri serai wangi sebagai kontrol, media dengan campuran minyak atsiri serai wangi konsentrasi 500 ppm hingga 1500 ppm. Hasil analisis GC-MS yang menunjukkan bahwa minyak atsiri serai wangi mengandung sitronellal 57,92%, sitronellol 13,59%, dan geraniol 17,66%. Secara in vitro minyak atsiri serai wangi paling efektif menghambat pertumbuhan jamur C. gloeosporioides yaitu pada konsentrasi 1500 ppm sebesar 90,22%. Secara in vivo minyak atsiri serai wangi dapat menghambat pertumbuhan gejala antraknosa paling efektif yaitu pada konsentrasi 1500 ppm dengan diameter gejala 2,33 cm. Nilai EC50 minyak atsiri serai wangi dalam menghambat pertumbuhan jamur C. gloeosporioides secara in vitro dan in vivo yaitu 986,84 ppm dan 1779,55 ppm. Sedangkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) minyak atsiri serai wangi dalam menghambat pertumbuhan jamur C. gloeosporioides secara in vitro dan in vivo yaitu 45,18 ppm dan 547,09 ppm.