Daftar Isi:
  • Buncis banyak diminati oleh masyarakat karena mengandung berbagai zat yang dibutuhkan tubuh dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Namun, menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2012), produktivitas buncis di Indonesia pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,52%, dari 10,44 ton ha-1 menjadi 10,38 ton ha-1. Pada tahun 2012, telah dilakukan persilangan buncis varietas introduksi dengan varietas lokal dengan tujuan untuk mendapatkan buncis yang memiliki produktivitas tinggi dengan warna polong ungu dan kuning. Setelah didapatkan populasi F1 dari persilangan tersebut, dilakukan selfing sehingga didapatkan populasi F2. Pada generasi F2, tanaman akan mengalami segregasi, sehingga akan menyebabkan keragaman. Keragaman genetik yang luas dan tingkat heritabilitas akan mempengaruhi keberhasilan seleksi. Pada penelitian ini dilakukan pendugaan nilai keragaman genetik dan heritabilitas beberapa karakter komponen hasil pada enam populasi F2 buncis hasil persilangan varietas introduksi dengan varietas lokal. Nilai tersebut akan digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan seleksi untuk peningkatan produktivitas tanaman buncis. Penelitian dilaksanakan di Dusun Junwatu, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu yang terletak pada ketinggian ± 650 m dpl dengan suhu udara minimum 18-24°C dan suhu udara maksimum 28-32°C, serta kelembaban udara 75-98%, April hingga Juli 2013. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain ialah cangkul, mulsa plastik hitam perak, alat pelubang mulsa, meteran, tugal, lanjaran, sprayer, label, alat tulis, kantung plastik, penggaris, jangka sorong, timbangan analitik, dan kamera. Bahan yang digunakan adalah enam populasi F2 buncis hasil persilangan varietas introduksi dengan varietas lokal serta lima populasi tetuanya. Populasi F2 hasil kombinasi persilangan yang diperoleh adalah: Cherokee Sun × Gogo Kuning, Cherokee Sun × Mantili, Cherokee Sun × Gilik Ijo, Purple Queen × Gogo Kuning, Purple Queen × Mantili, dan Purple Queen × Gilik Ijo. Dalam penelitian ini juga digunakan insektisida/ nematisida sistemik dengan bahan aktif karbofuran 3%, sekam bakar, NPK 16-16-16, serta insektisida dengan bahan aktif Beta siflutrin. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode single plant. Pelaksanaan penelitian meliputi persiapan lahan, pemasangan mulsa, penanaman, pemeliharaan, panen, dan pengamatan. Pengamatan dilakukan pada semua individu tanaman buncis pada masing-masing populasi terhadap karakter kualitatif (tipe pertumbuhan, warna daun, warna batang, warna standard bunga, dan warna polong) serta karakter kuantitatif (umur awal berbunga, umur awal panen, jumlah polong per tanaman, panjang polong, diameter polong, berat polong, dan berat polong per tanaman). Pendugaan nilai heritabilitas dilakukan dengan menggunakan perhitungan dengan ragam keturunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh karakter kualitatif yang diamati pada seluruh populasi F2 memiliki keragaman genetik sempit dengan nilai heritabilitas tinggi. Sebagian besar karakter kuantitatif yang diamati pada seluruh populasi F2 memiliki keragaman genetik luas, kecuali karakter panjang polong, diameter polong, dan berat polong. Nilai duga heritabilitas karakter kuantitatif yang diamati berbeda-beda. Umur awal berbunga memiliki nilai duga heritabilitas yang cenderung tinggi dan sedang, umur awal panen memiliki nilai duga heritabilitas tinggi pada semua populasi F2, panjang polong, diameter polong, dan berat polong memiliki nilai duga heritabilitas yang cenderung sedang dan rendah, sedangkan jumlah polong per tanaman dan berat polong per tanaman memiliki nilai duga heritabilitas yang berbeda-beda pada masing-masing populasi F2. Seleksi terhadap karakter umur awal panen akan efektif pada seluruh populasi F2. Karakter yang dapat dipertimbangkan untuk diseleksi pada populasi F2 Cherokee Sun × Gogo Kuning adalah umur awal panen, jumlah polong per tanaman, dan berat polong per tanaman. Karakter yang dapat dipertimbangkan untuk diseleksi pada populasi F2 Cherokee Sun × Mantili dan Purple Queen × Gilik Ijo hanya umur awal panen. Karakter yang dapat dipertimbangkan untuk diseleksi pada populasi F2 Cherokee Sun × Gilik Ijo dan Purple Queen × Mantili adalah umur awal berbunga, umur awal panen, jumlah polong per tanaman, dan berat polong per tanaman. Sedangkan karakter yang dapat dipertimbangkan untuk diseleksi populasi F2 Purple Queen × Gogo Kuning adalah umur awal berbunga dan umur awal panen.