Eksplorasi Jamur Endofit Dan Khamir Pada Tanaman Cengkeh (Syzygium Aromaticum) Serta Uji Potensi Antagonismenya Terhadap Jamur Akar Putih (Rigidoporus Microporus)
Main Author: | Shofiana, RosyHusna |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/129822/1/Skripsi_Rosy_Husna_S.pdf http://repository.ub.ac.id/129822/ |
Daftar Isi:
- Cengkeh (Syzygium aromaticum) merupakan tanaman rempah-rempah unggulan asli Indonesia yang sejak dulu menjadi salah satu komoditi utama perkebunan, karena memberikan pemasukan negara melalui cukai rokok. Selain itu, cengkeh juga berperan sebagai penyumbang pendapatan petani, mendukung berkembangnya industri, dan berpotensi menjadi salah satu sumber pendapatan untuk mengembangkan pembangunan suatu wilayah. Direktori Jenderal Perkebunan (2014), menyebutkan bahwa dalam empat tahun terakhir 2008-2012, produksi cengkeh mengalami fluktuasi. Menurunnya produksi cengkeh disebabkan oleh beberapa faktor dan faktor yang paling dominan merusak tanaman cengkeh yaitu organisme pengganggu tanaman (OPT). Serangan OPT terutama penyakit pada tanaman cengkeh mampu menurunkan produksi hingga terjadi gagal panen. Salah satu penyakit yang berperan dapat menurunkan produksi cengkeh yaitu jamur akar putih (JAP) oleh Rigidoporus microporus. Penyakit jamur akar putih yang disebabkan jamur Rigidoporus microporus ini mempunyai peran penting dalam menimbulkan kerugian pada perkebunan cengkeh. Pengendalian hayati memanfaatkan keanekaragaman hayati yang melimpah di alam dengan salah satunya menggunakan jamur endofit yang bersifat antagonis untuk meningkatkan induksi ketahanan tanaman terhadap penyakit (Sudantha dan Abadi, 2007). Selain jamur endofit yang dimanfaatkan sebagai agen pengendalian hayati, khamir (yeast) juga memiliki manfaat sebagai pengendali hayati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jamur endofit dan khamir yang terdapat dalam jaringan daun, batang, pangkal batang dan akar tanaman cengkeh serta potensinya dalam menghambat pertumbuhan jamur Rigidoporus microporus penyebab penyakit jamur akar putih (JAP) pada tanaman cengkeh. Penelitian dilaksanakan di Sub Laboratorium Mikologi, Jurusan Hama Dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Waktu pelaksanaan pada bulan Februari – Juni 2014. Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah eksplorasi dan eksperimen. Eksplorasi jamur endofit dari daun, batang dan akar tanaman cengkeh dan ekplorasi khamir dari daun dan pangkal batang tanaman cengkeh yang di ambil dari Desa Jombok Kabupaten Trenggalek, dengan pertimbangan di kawasan ini merupakan salah satu sentra pembibitan cengkeh di Trenggalek. Eksperimen meliputi uji antagonis jamur endofit dan khamir yang diperoleh terhadap R. microporus pada media PDA. Jamur endofit yang diperoleh adalah sebanyak 13 isolat jamur dan terdiri dari 5 genus yang teridentifikasi antara lain dari genus Curvularia sp., Colletotrichum sp., Mucor sp., Gonatobotyum sp., Aspergillus sp., dan Beltrania sp. dan 4 jamur tidak ii teridentifikasi antara lain jamur dengan kode B1, B5, B8 dan A2. Sedangkan khamir yang diperoleh sebanyak 7 isolat yang terdiri dari 4 genus yang teridentifikasi antara lain dari genus Candida sp., Pichia sp., Metschnikowia sp., dan Cryptococcus sp. Berdasarkan hasil analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf kesalahan 0,05, diketahui bahwa hasil uji antagonis jamur endofit dengan selisih waktu 2 hari yang memiliki persentase penghambatan yang relatif besar dibandingkan dengan perlakuan pengujian antagonis pada waktu yang sama maupun pada selisih waktu 1 hari. Presentase hambatan tertinggi yaitu pada jamur Gonatobotryum sp. 2 sebesar 89,16%, Colletotrichum sp. 2 sebesar 69,16%, Gonatobotryum sp. 2 sebesar 65,83%, dan Jamur tidak teridentifikasi (A2) sebesar 64,99%. Sedangkan pada pengujian khamir terhadap jamur R. microporus, pada semua khamir tidak memiliki potensi dalam penghambatan patogen R. microporus, karena hanya menghasilkan nilai hambatan dibawah 50%.