Hubungan Ketebalan Lapisan Epidermis Daun Terhadap Serangan Jamur Mycosphaerella musicola Penyebab Penyakit Bercak Daun Sigatoka Pada Sepuluh Kultivar Pisang

Main Author: UmayatulAliah, Nurul
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129819/1/Skripsi.pdf
http://repository.ub.ac.id/129819/
Daftar Isi:
  • ang adalah salah satu buah tropis yang sudah populer di masyarakat dan potensial dikembangkan di Indonesia. Secara umum produktivitas pisang yang dikembangkan masyarakat masih sangat rendah, di Lampung produktivitas pisang hanya 10-15 ton/ha, padahal potensi produktivitasnya mencapai 35-40 ton/ha.( Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008). Kesenjangan produktivitas tersebut terutama disebabkan tingginya gangguan penyakit terutama oleh serangan penyakit sigatoka. Penyebab penyakit ini adalah jamur Mycosphaerella musicola. Sampai saat ini belum diketahui kultivar tanaman pisang yang benar-benar tahan terhadap penyakit sigatoka. Salah satu faktor yang mempengaruhi ketahanan tanaman adalah tebal epidermis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan beberapa kultivar pisang terhadap penyakit sigatoka dan untuk mengetahui pengaruh ketebalan lapisan epidermis daun terhadap serangan penyakit bercak daun sigatoka. Penelitian uji kultivar dilakukan di Screen House Desa Pujiharjo Kecamatan Tirtoyudo Kabupaten Malang dengan suhu 25-29 0 C. Isolasi jamur M. Musicola dilakukan di laboraturium Mikologi Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya dan pembuatan preparat lapisan epidermis dilaksanakan di laboraturium Taksonomi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan Maret 2013 sampai dengan bulan Juni 2013. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan sepuluh kultivar pisang sebagai perlakuan yaitu, kultivar pisang Ambon hijau; V1, Pisang Ambon kuning; V2, Pisang Barlin;V3, Pisang Candi;V4, Pisang Kepok;V5, Pisang Mas;V6, Pisang Raja nangka;V7, Pisang Raja talun; V8, Pisang Susu;V9 dan PisangBarlin; V10 , setiap perlakuan diulang lima kali. Gejala serangan penyakit sigatoka mulai terlihat pada permukaan daun pisang kurang lebih dua minggu setelah inokulasi. Gejala yang terlihat berupa bintik-bintik kuning muda kemudian kecoklatan, pada perkembangan lebih lanjut bercak daun berwana coklat tua keabu - abuan ditengah. Berdasarkan pengamatan secara makroskopis pada media PDA pertumbuhan koloni menyebar tidak rata, pada awal pertumbuhan koloni berwarna hijau zaitun kehitaman, hal ini sesui dengan pendapat Crous (2009). Setelah beberapa hari koloni menebal seperti butiran pasir berwarna hitam dan pada tepi berwarna hijau zaitun. Koloni tidak muda terpencar dan berkembang memenuhi cawan petri. Diameter koloni jamur mencapai 9 cm pada inkubasi hari ke 14. Berdasarkan pengamatan mikroskopis, Konidia berbentuk