Daftar Isi:
  • Dari hasil analisis yang dilakukan diketahui bahwa untuk melakukan kegiatan usahatani jeruk manis biaya investasi yang diperlukan rata-rata untuk setiap satu hektar yaitu sebesar Rp26.314.000 termasuk dalam sewa lahan dan penyusutan alat (cangkul, sabit, gunting pangkas, desel, hand sprayer, selang dan drum). Petani jeruk manis mulai mendapatkan penerimaan pada saat tanaman berumur 3 tahun. Pada saat tanaman baru berproduksi rata-rata tanaman menghasilkan 10 kg per pohon denga rata-rata penerimaan sebesar Rp 17.940.807. Penerimaan paling tinggi yaitu pada saat tanaman berumur 10 tahun yaitu sebesar Rp 174.856.151. Keuntungan jeruk manis mulai stabil yaitu pada saat tanaman berumur 5 tahun dengan penerimaan sebesar Rp 14.426.015,3, untuk tahun sebelumnya penerimaan masih minus. Dari aspek kelayakan usahatani jeruk manis diperoleh nilai NPV sebesar sebesar Rp5.401.834,946 dengan tingkat suku bunga sebesar 14% per tahun yang artinya usahatani jeruk manis layak untuk diusahakan karena mampu memberikan keuntungan kumulatif Rp5.401.834,946 dalam waktu 10 tahun. IRR sebesar 17%, sehingga nilai dari IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga. Dari nilai IRR dapat dikatakan bahwa usahatani jeruk manis menunjukkan bahwa modal usahatani jeruk manis akan lebih menguntungkan bila dugunakan untuk usahatani jeruk manis dibandingkan bila digunakan untuk didepositokan ke Bank. Hal ini dikarenakan tingkat bunga yang dihasilkan lebih besar dari tingkat suku bunga. Nilai B/C Ratio yang diperoleh sebesar 1,4 sehingga usahatani jeruk manis menguntungkan karena nilai B/C Ratio lebih besar dari satu yaitu sebesar 1,4. Nilai payback period yang diperoleh sebesar 6,4 sehingga modal yang diinvestasikan dalam usahatani jeruk manis dapat dikembalikan dalam jangka waktu enam tahun empat bulan. Tenaga kerja yang banyak dicurahkan yaitu tenaga kerja dalam keluarga dengan nilai rata-rata sebesar 10,39 HOK, sedangkan untuk tenaga kerja luar keluarga yaitu separuh dari tenaga kerja dalam keluarga yaitu sebesar 5,95 HOK. Hal ini dikarenakan petani banyak melakukan kegiatan usahataninya sendiri bila dibandingkan harus menggunakan tenaga kerja luar karena untuk tenaga kerja luar maka petani harus lebih banyak untuk mengeluarkan dana. Sedangkan produktivitas unit yang dihasilkan yaitu sebesar 11,86 yang artinya setiap satuan tenaga kerja setara pria mampu untuk menghasilkan 11,86 kg jeruk manis pada setiap hektar yang dikerjakan. Biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan usahatani jeruk manis cukup tinggi, bahkan mencapai tingkat suku bunga 15% per tahun. Dari hasil IRR diperoleh 11% sehingga uang akan lebih menguntungkan bila didepositokan ke bank, sehingga untuk mendapatkan pinjaman modal maka sebaiknya petani mencari pinjaman dengan bunga yang lebih ringan dengan meminjam pada kelompok usaha tani atau koperasi yang memiliki bunga lebih rendah. Usahatani jeruk manis di Desa Selorejo Kecamatan Dau sensitif terhadap penurunan jumlah produksi, hal ini terlihat pada simulasi analisis sensivitas dengan kenaikan biaya produksi sebesar 30 persen dan penurunan hasil produksi sebesar 20 persen. Banyaknya tenaga kerja yang terserap dalam bidang pertanian akan dapat mendukung perekonomian, sehingga tenaga kerja yang produktif sebaiknya menelateni usaha dalam bidang pertanian karena peluang yang diperoleh juga tidak kalah bersaing dengan sektor lainnya.