Pengaruh Naungan pada Teknik Pembibitan Bud Chip Tiga Varietas Tebu (Saccharum officinarum L
Daftar Isi:
- Tebu ialah bahan baku utama dalam pembuatan gula pasir di Indonesia. Industri gula menghadapi berbagai masalah pada tahun 2009 sampai 2012 sehingga produksinya masih belum mengimbangi besarnya permintaan masyarakat. Kualitas bibit tebu yang digunakan juga mempengaruhi produksi gula, karena kualitas bibit tebu merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan bagi keberhasilan budidaya tanaman tebu. Teknik pembibitan tebu yang dapat menghasilkan bibit berkualitas dalam waktu singkat yaitu teknik pembibitan bud chip. Persemaian bibit bud chip mengalami beberapa kendala, salah satunya yaitu cahaya matahari yang menyinari bibit secara langsung dapat merusak mata tunas bibit dan menghambat pertumbuhan dari bibit itu sendiri. Pertumbuhan bibit saat masih kecil tidak tahan terhadap penyinaran cahaya matahari secara langsung, oleh karenanya perlu diberikan naungan (Irawan dan Edi, 2012). Bibit bud chip ditanam dengan posisi mata tunas menghadap ke atas, agar lebih mudah tumbuh. Hal tersebut yang dapat menyebabkan kerusakan mata tunas karena terkena penyinaran matahari penuh. Untuk menghindari kerusakan mata tunas karena penyinaran matahari penuh, maka diberikan naungan agar dapat mengurangi intensitas matahari yang mengenai mata tunas bibit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan naungan terhadap tiga varietas tanaman tebu (Saccharum officinarum L.), sehingga didapatkan tingkat naungan yang tepat untuk pertumbuhan bibit dengan teknik bud chip dari tiga varietas tanaman tebu (Saccharum officinarum L.). Hipotesis yang diajukan adalah masing – masing varietas tebu bibit membutuhkan tingkat persentase naungan yang berbeda – beda, persentase naungan 40% dapat memberikan pertumbuhan maksimal saat fase perkecambahan pada bibit bud chip dari tiga varietas tebu, dan persentase naungan 20% dapat memberikan pertumbuhan maksimal saat fase pemanjangan batang pada bibit bud chip dari tiga varietas tebu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2013 di lahan milik PT PG Krebet Baru yang berlokasi di Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Berjarak 13 km ke arah selatan dari kota Malang. Lokasi penelitian terletak pada ketinggian ± 300 – 600 m diatas permukaan laut. Curah hujan tiap tahun di wilayah PG Krebet Baru adalah 1600 – 3000 mm per tahun. Wilayah PG Krebet Baru memiliki suhu rata – rata minimum 21 ̊C dan suhu rata – rata maksimum 33 ̊C. Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pemotong bibit, Hot Water Treatment (HWT), polibag, gembor, oven, leaf area meter (LAM), lux meter, kamera, penggaris, alat tulis, dan jangka sorong. Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi media tanam yang terdiri dari tanah, kompos pupuk kandang, dan pasir dengan perbandigan 1 : 1 : 1, bibit tebu varietas PS 881, PS 882, dan BL (Bululawang), dan paranet berwarna hitam dengan taraf naungan 20%, 40% dan 60%. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Petak Terbagi. Petak utama adalah penggunaan naungan, terdiri atas 3 perlakuan yaitu tanpa naungan (N0), naungan 20% (N1), naungan 40% (N2), dan naungan 60% (N3). Anak petak adalah varietas tanaman tebu, terdiri atas 3 jenis yaitu PS 881 (V1), PS 882 (V2), dan BL (V3). Pengamatan pertumbuhan bibit tebu dilakukan saat berumur 15, 30, 45, 60, 75, dan 90 hst. Pengamatan dilakukan pada tiap perlakuan, dimana dalam satu perlakuan terdapat 63 tanaman dengan 12 tanaman contoh. Pengamatan dilakukan secara non destruktif dan destruktif. Parameter pengamatan non destruktif meliputi diameter batang, tinggi tanaman, jumlah daun, dilakukan pada 15, 30, 45, 60, 75, dan 90 hst. Parameter pengamatan destruktif meliputi luas daun, bobot segar total tanaman, bobot kering daun, dilakukan pada 60, 75, dan 90 hst. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Apabila terdapat beda nyata (F hitung > F Tabel 5%), maka dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan naungan dengan tingkat 20% memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, luas daun, bobot segar total tanaman, dan bobot kering daun sehingga memperoleh hasil nyata tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Perlakuan varietas memberikan pengaruh nyata terhadap diameter batang, tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dan bobot segar total tanaman.Varietas PS 881 memiliki nilai nyata tertinggi dibandingkan varietas lainnya. Terjadi interaksi antara perlakuan naungan dan varietas pada luas daun saat bibit tanaman tebu berumur 45 HST, dengan hasil nyata tertinggi yaitu perlakuan N1V1 (varietas PS 881 dengan naungan 20%) sebesar 349,65 cm2