Daftar Isi:
  • Kedelai ( Glycine max L . Merril) merupakan tanaman pangan penting di Indonesia sebagai sumber protein nabati. Berdasarkan data BPS tahun 2011, produksi kedelai nasional hanya sebesar 851.286 ton atau 29% dari total ketersediaan kedelai pada tahun tersebut. Salah satu usaha untuk memperoleh varietas unggul kedelai ialah dengan melakukan kegiatan pemuliaan tanaman melalui persilangan-persilangan yang dilanjutkan dengan seleksi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keragaman hasil, pewarisan sifsat, dan sifat utama yang mendukung berat biji pada tanaman kedelai generasi F3 hasil persilangan Anjasmoro x Tanggamus, Anjasmoro x Grobogan, Anjasmoro x AP, dan Anjasmoro x UB. Hipotesis yang diajukan adalah: 1) Tanaman kedelai generasi F3 mempunyai keragaman biji, jumlah polong, dan potensi galur yang tinggi, 2) Pewarisan sifat yang terjadi pada kedelai generasi F3 lebih disebabkan oleh faktor genetik daripada faktor lingkungan, 3) Jumlah polong adalah sifat utama yang mendukung berat biji pada tanaman kedelai generasi F3 Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2013, di kebun percobaan Fakultas Pertanian di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Lokasi penelitian terletak pada ketinggian 303 meter di atas permukaan laut dengan jenis tanah Alfisol. Suhu minimal berkisar 18 – 21°C, suhu maksimal antara 30 – 33°C, curah hujan 100 mm/bln dan pH tanah 6 – 6,2. Alat yang digunakan pada penelitian ialah penggaris, sprayer , rol meter, kamera dan timbangan analitik. Bahan yang digunakan ialah benih kedelai varietas Anjasmoro, Grobogan, galur AP, dan galur UB sebagai tetua, benih generasi F2 hasil persilangan tetua, furadan, serta sarana produksi berupa pupuk Urea 50 kg ha -1 , SP-36 100 kg ha -1 , KCl 50 kg ha -1 , dan Deltamethrin 25 g/l. Rancangan percobaan yang digunakan adalah sigle plant, yaitu menanam dan mengamati setiap individu tanaman generasi F3. Variabel pengamatan meliputi jumlah polong isi, jumlah buku subur, berat kering biji, dan bobot 100 biji per tanaman. Data yang diperoleh dilakukan pengujian menggunakan analisis sidik ragam (uji F) dengan taraf nyata 5%, dilanjutkan dengan uji BNT 5% bila ada pengaruh nyata, uji Chi-Square, Heritabilitas arti luas, dan koefisien korelasi untuk setiap variabel pengamatan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa berat kering biji dan bobot 100 biji per tanaman pada F3 persilangan Anjasmoro x Grobogan lebih tinggi secara nyata dibandingkan dengan ketiga persilangan lainnya. Semua variabel pada seluruh persilangan F3 tidak berdistribusi normal, kecuali pada variabel jumlah polong persilangan Anjasmoro x AP. Nilai heritabilitas untuk seluruh variabel pengamatan pada semua persilangan tergolong dalam kriteria tinggi (h 2 >0,5), kecuali pada variabel jumlah buku subur per tanaman persilangan Anjasmoro x AP yang mempunyai kriteria sedang. Hubungan antar sifat antara jumlah buku subur, jumlah polong isi, dan berat kering per tanaman pada semua persilangan tergolong kuat, kecuali pada persilangan Anjasmoro x Grobogan.