Analisis Respon Penawaran Kopi Arabika di Indonesia

Main Author: WardaniPutriKusuma
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129775/1/SKRIPSI_Putri_Kusuma_Wardani1.pdf
http://repository.ub.ac.id/129775/
Daftar Isi:
  • Kopi merupakan salah satu komoditi perdagangan strategis dan memegang peranan penting khususnya sebagai sumber devisa, penyedia lapangan kerja dan sebagai sumber pendapatan bagi petani ataupun pelaku ekonomi lainnya yang terlibat baik dalam kegiatan on-farm maupun off-farm . Kopi merupakan produk perkebunan yang mempunyai peluang pasar baik di dalam negeri maupun luar negeri. Ekspor biji kopi dari Indonesia turun ke titik terendah, tahun 2011 ekspor kopi tercatat 352.007 ton, atau turun 21 persen dibandingkan dengan tahun 2010. Dibandingkan dengan tahun 2009, ekspor kopi tahun 2010 juga tercatat menurun 11,4 persen. Selain sebagai komoditi ekspor, komoditi kopi juga merupakan komoditi yang dikonsumsi di dalam negeri. Industri pengolahan kopi pada umumnya menggunakan bahan baku biji kopi Arabika dan Robusta dengan komposisi perbandingan tertentu. Kedua jenis kopi tersebut yang dikembangkan di subsektor perkebunan Indonesia. Semakin meningkatnya taraf hidup masyarakat dan adanya perubahan gaya hidup yang menuntut kualitas kopi yang baik dengan rasa yang lezat, sehingga membuat kopi Arabika saat ini telah menguasai sebagian besar pasar kopi dunia dan harganya jauh lebih tinggi daripada jenis kopi lainnya. Walaupun peluang pasar dan trend konsumsi pasar kopi Arabika terus meningkat, pembudidayaan kopi Arabika tidak menunjukan perkembangan sebagaimna yang diharapkan. Di Indonesia pembudidayaan kopi Arabika kurang diminati petani, pembudidayaan yang susah dan membutuhkan perawatan yang terus-menerus membuat petani enggan mengembangkan kopi Arabika. Sedikitnya petani yang menanam kopi Arabika dan sempitnya luas areal perkebunan kopi Arabika membuat produksi Arabika lebih sedikit jika dibandingkan dengan kopi Robusta. Sehingga jumlah biji kopi Arabika yang dihasilkan sedikit, hal ini akan berakibat pada penawaran kopi Arabika. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran kopi Arabika dalam jangka panjang dan pendek dan melihat elastisitas penawaran kopi Arabika baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang di Indonesia. Jenis penelitian pada analisis penawaran kopi Arabika di Indonesia berdasarkan kebutuhan atau tujuan merupakan penelitian penjelas ( explanatory research ). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah statistik inferensial. Metode penelitian kuantitatif bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran serta bagaimana respon penawaran kopi Arabika terhadap variabel yang mempengaruhi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Pada penelitian ini untuk merumuskan model penawaran kopi Arabika digunakan model Nerlove dengan pendekatan produksi. Metode analisis yang digunakan adalah Error Correction Model (ECM) untuk mengetahui pengaruh variabel dalam jangka pendek. Variabel yang digunakan adalah harga kopi Arabika pada tahun sebelumnya, produksi kopi Arabika pada tahun sebelumnya, luas areal ii perkebunan kopi Arabika pada tahun sebelunya, harga pupuk SP36 dan rata-rata curah hujan. Hasil penelitian menunjukan penawaran kopi Arabika di Indonesia dalam jangka pendek dipengaruhi secara signifikan oleh harga kopi arabika pada tahun sebelumnya, luas areal perkebunan kopi Arabika dan jumlah produksi kopi Arabika pada tahun sebelumnya. Sedangkan variabel harga pupuk SP36 dan rata-rata curah hujan tidak memberikan pengaaruh yang nyata terhadap penawaran kopi Arabika di Indonesia. Dalam jangka panjang dipengaruhi secara signifikan oleh harga kopi arabika pada tahun sebelumnya, luas areal perkebunan kopi Arabika dan harga pupuk SP36. Sedangkan variabel jumlah produksi kopi Arabika pada tahun sebelumnya dan rata-rata curah hujan tidak memberikan pengaaruh yang nyata terhadap penawaran kopi Arabika di Indonesia. Berdasarkan nilai elastisitas jangka pendek dan jangka panjang menunjukan variabel harga kopi Arabika pada tahun sebelumnya, jumlah produksi kopi arabika pada tahun sebelumnya dan harga pupuk SP36 bersifat inelastis. Artinya setiap perubahan yang terjadi pada ketiga variabel tersebut tidak akan menimbulkan gejolak yang besar terhadap tingkat penawaran kopi Arabika di Indonesia. Sedangakan nilai elastisitas untuk variabel luas areal perkebunan kopi Arabika brsifat elastis untuk jangka pendek dan jangka panjang. Artinya setiap perubahan yang terjadi pada luas areal perkebunan kopi Arabika akan menimbulkan gejolak yang besar terhadap tingkat penawaran kopi Arabika di Indonesia.