Daftar Isi:
  • Kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kelestarian lingkungan mendorong masyarakat pertanian untuk kembali ke sistem pertanian organik karena produk yang dihasilkan bebas residu pestisida dan pupuk kimia. Selain ramah lingkungan, biaya untuk pertanian organik pun sangat rendah karena pupuk dan pestisida yang digunakan berasal dari alam di sekitar lingkungan petani (Andoko, 2004). Pertanian organik saat ini telah berkembang secara luas, baik dari sisi budidaya, sarana produksi, jenis produk, pemasaran, pengetahuan konsumen dan organisasi atau lembaga masyarakat yang menaruh minat pada pertanian organik. Tujuan yang ingin dicapai oleh para pelaku pertanian organik yaitu, menyediakan produk yang sehat, aman dan ramah lingkungan seperti pada komoditas beras ialah komoditas yang strategis secara politik karena keikutsertaan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga, stabilitas ketersediaan keamanan pangan serta mengatasi permasalahan ketahanan pangan nasional. Kelompok Tani Mulyo merupakan salah satu kelompok yang menerapkan pertanian organik dengan produksinya beras organik. Jenis beras organik yang diproduksi adalah beras putih, beras merah, dan beras hitam. Kelompok tani ini terletak di Desa Cepokomulyo, Kabupaten Kepanjen Kabupaten Malang. Dalam menjalankan kegiatan agribisnis khususnya dalam sistem usahataninya kelompok tani tersebut sering terkendala oleh beberapa masalah. Permasalahan yang sering muncul dalam usahatani beras organik adalah untuk lahannya terbatas mengingat semakin banyaknya yang tercemar akibat dari pertanian non organik. Hal ini menyebabkan petani kesulitan dalam melakukan perawatan usahataninya dan sedikit petani yang bersedia menerapkan pertanian organik. Serta kurang optimalnya perencanaan faktorfaktor produksi dalam proses budidaya beras organik untuk mendapatkan pendapatan yang maksimal. Dalam pencapaian tujuan, maka perencanaan yang tepat sangat diperlukan. Perencanaan yang baik dapat memberikan kesempatan untuk memilih alternatif atau memilih kombinasi input untuk mendapatkan output terbaik sehingga alokasi sumberdaya yang terbatas akan lebih efisien agar didapatkan keuntungan yang didapatkan optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis biaya produksi, penerimaan, dan keuntungan pada agribisnis beras organik (beras putih, beras merah, dan beras hitam) (2) Menganalisis kombinasi output pada agribisnis beras organik (beras putih, beras merah, dan beras hitam) yang dapat menghasilkan keuntungan maksimal dengan keterbatasan input yang tersedia Penelitian ini dilakukan di Desa Cepokomulyo, Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Waktu penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan yaitu dimulai pada minggu pertama bulan Maret 2014 hingga minggu pertama bulan Juni 2014. Metode pengumpulan data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data ii sekunder. Metode analisis data yaitu analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Untuk metode analisis optimalisasi produksi beras organik adalah memaksimalkan keuntungan dalam menghasilkan beras organik dengan sumberdaya input produksi yang terbatas. Selain itu, mengetahui jumlah kombinasi kuantitas produksi yang tepat pada produksi tiap jenis beras organik yang dihasilkan dengan menggunakan Linear Programming. Metode ini digunakan dengan menentukan koefisien tujuan pada setiap jenis beras organik, dalam hal ini keuntungan per kilogram jenis beras organik serta koefisien fungsi kendala setiap input produksi. Koefisien fungsi tujuan dan fungsi kendala tersebut akan menghasilkan sejumlah kombinasi input produksi optimal yang dapat dialokasikan, kombinasi output pada tiap jenis beras organik dan juga keuntungan maksimal yang akan diperoleh. Hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode linear programming. antara lain : (1) Alokasi total biaya produksi pada beras organik per satu kali musim tanam yaitu Rp. 16.317.826,-, Besarnya penerimaan yang diterima Kelompok Tani Mulyo adalah sebesar Rp. 53.187.273,-. Untuk keuntungan aktual yang diperoleh Kelompok Tani Mulyo dalam satu kali musim tanam adalah sebesar Rp. 36.869.447,-. (2) (a). Untuk keuntungan optimal yang akan diterima Kelompok Tani Mulyo apabila melakukan produksi dalam kondisi optimal akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 169.263.100,- dengan menghasilkan beras putih organik 2.273 kg, beras merah organik 7.273 kg, dan beras hitam organik 5.667 kg. Keuntungan tersebut lebih besar dibandingkan dengan keuntungan aktual yaitu sebesar Rp. 36.869.447,-. Maka perlu adanya peningkatkan kuantitas produksinya pada kondisi optimal dengan mengoptimalkan penggunaan sumberdaya atau input produksi yang berpotensi meningkatkan keuntungan yang maksimal. (b). Kombinasi input sumberdaya produksi yang digunakan sehingga memperoleh output yang maksimal pada produk beras organik yaitu dengan pengalokasian sumberdaya optimal yaitu dengan menggunakan luas lahan beras putih seluas 16.689 m2, luas lahan beras merah seluas 52.873 m2, luas lahan beras hitam seluas 56.837 m2, untuk ketersediaan benih beras putih sebesar 229 kg, benih merah 316 kg, dan benih beras hitam sebanyak 360 kg. Untuk penggunaan pupuk organik optimal yaitu pada beras putih sebanyak 2.773 kg, untuk beras merah sebanyak 10.545kg, sedangkan untuk beras hitam sebanyak 10.313 kg. Pada penggunaan pestisida organik optimal pada beras organik yaitu beras putih sebanyak 5 botol, beras merah sebanyak 11 botol, sedangkan beras hitam sebanyak 7 botol. Untuk pemanfaatan tenaga kerja yaitu membutuhkan jumlah optimal untuk jenis beras putih organik adalah 129 kg/HOK, beras merah adalah 436 kg/HOK, beras hitam adalah 341 kg/HOK. Sedangkan Untuk penggunaan mesin penggiling beras membutuhkan waktu optimal, dengan jenis beras putih organik dibutuhkan 2 jam, beras merah dibutuhkan 5 jam, beras hitam dibutuhkan 4 jam. Pada penggunaan kemasan optimal yaitu beras putih sebanyak 2.272 lembar, beras merah sebanyak 7.273 lembar, beras hitam sebanyak 5.668 lembar. Dari sembilan input sumberdaya produksi tersebut terdapat tiga kendala diantaranya termasuk ke dalam kendala aktif yaitu benih beras putih, benih beras merah, dan benih beras hitam. Sedangkan kendala lainnya yaitu ketersediaan luas lahan, pupuk organik, pestisida organik, tenaga kerja, kapasitas mesin penggiling beras, dan bahan penunjang (kemasan) termasuk kedalam kendala pasif berlebih. Penambahan satu satuan ketersediaan sumberdaya bukan pembatas akan iii berpengaruh terhadap keuntungan beras organik. Apabila tetap ingin menambahnya hanya melakukan pemborosan saja. (c). Solusi optimal yang dapat diubah yaitu dengan meningkatkan keuntungan beras organik dengan tetap memproduksi beras putih organik, beras merah organik dan beras hitam organik. Selain itu pada ketersediaan sumberdaya perlu dilakukan penambahan pada benih beras putih sebesar 229 kg, benih beras merah 316 kg, dan benih beras hitam sebanyak 360 kg.