Daftar Isi:
  • Bertambahnya jumlah penduduk berdampak pada meningkatnya jumlah permintaan bahan pangan, terutama beras yang selama ini menjadi makanan utama penduduk Indonesia. Namun demikian, permintaan tersebut belum dapat segera terpenuhi sebagai akibat rendahnya tingkat ketersediaan bahan pangan itu. Salah satu faktor yang diduga sebagai penyebab rendahnya ketersediaan bahan pangan tersebut adalah makin sempitnya luas lahan panenan sebagai akibat terjadinya alih fungsi lahan. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi terjadinya peristiwa rawan pangan yang lebih serius, maka program diversifikasi pangan sangat diperlukan.Ubi jalar merupakan salah satu jenis tanaman dari kelompok tanaman umbi-umbian yang mempunyai peranan penting sebagai penghasil karbohidrat. Sehubungan dengan hal tersebut, maka umbi ubi jalar dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan pangan alternatif selain beras dan jagung.Pembalikan batang merupakan salah satu bentuk kegiatan pengelolaan tanaman yang mempunyai banyak tujuan, diantaranya adalah : (1) untuk sanitasi kebun, (2) untuk mencegah terbentuknya akar adventif yang merupakan tujuan utama dari kegiatan tersebut, (3) memperlancar laju fotosintesis tanaman. Mengingat bahwa tanaman ubi jalar merupakan salah satu jenis tanaman yang mempunyai sifat pertumbuhan yang menjalar, maka untuk mengantisipasi terjadinya pemanjangan sulur ini, pengurangan panjang sulur perlu dilakukan. Tujuan penelitian adalah 1) Mempelajari pengaruh pembalikan batang dan pengurangan panjang sulur pada pertumbuhan dan hasil tanaman ubi jalar, 2) Menentukan frekuensi pembalikan batang dan waktu pengurangan panjang sulur yang paling tepat pada tanaman ubi jalar sehingga akan diperoleh hasil yang paling tinggi. Hipotesis yang diajukan adalah frekuensi pembalikan batang 15 hari sekali yang diikuti dengan pengurangan panjang sulur pada saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam, diduga akan memberikan pertumbuhan dan hasil paling tinggi. Penelitian telahdilaksanakan di area persawahan oma kampus, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Ketinggian 600 mdpl dan curah hujan 2600-3100 mm per tahun, suhu rata-rata harian berkisar antara 24-280 C. Penelitian telah dimulai pada bulan Juni sampai Oktober 2013. Alat-alat yang telah digunakan dalam percobaan ini meliputi ”Leaf Area Meter” (LAM), cangkul, tugal, sabit , meteran, alat pemotong, tali rafia, timbangan analitik, jangka sorong, oven dan kamera. Bahan tanam yang digunakan berupa stek pucuk tanaman ubi jalar varietas madu oranye dengan panjang 25 cm yang berasal dari tanaman yang telah berumur kurang lebih 2 bulan. Pupuk yang digunakan berupa Urea (46% N), SP-36 (36% P 2 0 5 ), dan KCl (60% K 2 0). Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan perlakuan Pembalikan batang sebagai petak utama (B) yang terdiri dari 3 macam . Faktor pertama ialah Pembalikan batang (B) dan faktor kedua ialah Pengurangan panjang sulur (S) faktor pertama pembalikan batang yang meliputi B 0 = tanpa pembalikan batang, B 1 = frekuensi pembalikan batang 15 hari sekali, B 2 = frekuensi pembalikan batang 30 hari sekali. Faktor kedua ialah pengurangan panjang sulur yang meliputi S 0 = tanpa pengurangan panjang sulur, S 1 = pengurangan panjang sulur pada umur 30 hari setelah tanam, S 2 = pengurangan panjang sulur pada umur 45 hari setelah tanam, S 3 = pengurangan panjang sulur pada umur 60 hari setelah tanam.Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan destruktif dilakukan sebanyak 5 kali, dimulai pada saat tanaman berumur 36 hst, 51 hst, 66 hst, 81 hst, 96 hst dan saat panen. Parameter yang diamati meliputi parameter pertumbuhan dan hasil serta analisis pertumbuhan tanaman. Parameter pertumbuhan dan hasil meliputi panjang sulur, jumlah cabang, jumlah daun, luas daun, bobot segar total tanaman, bobot kering total tanaman, jumlah umbi per tanaman, bobot segar umbi per tanaman, panjang umbi, diameter umbi, hasil panen ton per hektar, bobot umbi ekonomis. Parameter analisis pertumbuhan tanaman meliputi Indeks pembagian. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) dengan taraf nyata 5 %, dan apabila terjadi pengaruh nyata, dilanjutkan uji antar perlakuan dengan menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum interaksi nyata terjadi antara frekuensi pembalikan batang dan pengurangan panjang sulur pada beberapa variabel yang diamati meliputi panjang sulur, jumlah cabang, luas daun dan bobot kering total tanaman. Pada saat pengurangan panjang sulur pada umur 30 hst menghasilkan bobot umbi ekonomis yang lebih tinggi sebesar 14,87 % jika dibandingkan dengan kontrol (tanpa pengurangan panjang sulur).