Analisis Peranan Industri Gula Terhadap Perekonomian Daerah Provinsi Jawa Timur
Daftar Isi:
- Gula merupakan salah satu komoditas strategis yang perlu dikembangkan terkait dengan stabilitas ekonomi. Hal ini terkait pula dengan penggunaan gula sebagai bahan pangan yang dikonsumsi langsung dan sebagai input yang digunakan oleh sektor lain. Propinsi Jawa Timur merupakan salah satu sentra produksi gula terbesar di Indonesia. Hal tersebut tidak terlepas dari dukungan penyedia bahan baku tebu di beberapa daerah potensial. Namun produksi gula di Jawa Timur mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Sedangkan tingkat konsumsi gula domestik terus mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, pendapatan masyarakat dan berkembangnya industri makanan dan minuman. Untuk upaya memenuhi kebutuhan konsumsi gula tersebut, Jawa Timur masih melakukan impor gula. Impor gula ini seharusnya dapat ditekan dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada dan mengoptimalkan kinerja industri gula yang ada di Jawa Timur. Sehingga perlu adanya revitalisasi dan pengembangan industri gula agar produksi gula mampu mencukupi kebutuhan domestik maupun nasional. Dengan mengembangkan industri gula ini tidak hanya akan mendorong pengembangan usahatani tebu yang sebagai penyedia input bagi industri gula, tetapi juga akan mendorong pengembangan industri-industri lain yang menggunakan gula sebagai bahan baku dalam proses produksi yang tentunya juga akan meningkatkan perekonomian wilayah Provinsi Jawa Timur. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui: 1) kontribusi industri gula terhadap struktur perekonomian Jawa Timur, 2) keterkaitan antara industri gula dengan sektor-sektor lain di Jawa Timur, 3) dampak penyebaran industri gula terhadap sektor-sektor lain di Jawa Timur serta 4) dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor industri gula berdasarkan efek multiplier. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis input-output. Jenis tabel input-output yang digunakan adalah tabel input-output Transaksi Total Atas Harga Produsen Tahun 2012 dengan klasifikasi 59 sektor yang digunakan untuk melihat kontribusi industri gula terhadap struktur perekonomian di Jawa Timur. Selain itu juga menggunakan tabel Transaksi Domestik Atas Harga Produsen Tahun 2012 dengan klasifikasi 66 sektor yang digunakan untuk menganalisis multiplier (output, tenaga kerja dan pendapatan), keterkaitan ke depan dan ke belakang dari industri gula serta menganalisis dampak penyebaran industri gula terhadap sektorsektor lainnya. Hasil dari penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Sektor industri gula berkontribusi dalam pembentukan struktur permintaan barang dan jasa, nilai tambah bruto, ekspor-impor, output sektoral dan penyerapan tenaga kerja. a. Sektor industri gula berkontribusi 1,16% terhadap total permintaan seluruh sektor perekonomian atau sebesar Rp 35.718.168 juta dan berada di peringkat ke-31. b. Dalam pembentukan nilai tambah bruto, sektor industri gula berkontribusi sebesar Rp 26.815.252 juta dan berada di peringkat ke-18 dari 59 sektor. ii c. Industri gula berkontribusi terhadap pembentukan nilai ekspor sebesar Rp 3.401.644 juta atau sekitar 0,57% terhadap total ekspor seluruh sektor perekonomian dan berkontribusi terhadap pembentukan nilai impor sebesar Rp 1.893.074 juta atau sekitar 0,26% terhadap total impor seluruh sektor perekonomian di Jawa Timur. d. Industri gula memberikan kontribusi terhadap pembentukan total nilai output sebesar Rp 33.825.093,11 juta dan berada di peringkat ke-26. e. Dalam penyerapan tenaga kerja sektor industri gula berada pada peringkat ke-49 dan hanya mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 4.321 orang 2. Nilai keterkaitan langsung ke depan industri gula adalah 0,4564 dan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depannya adalah 1,5445. Sedangkan nilai keterkaitan langsung ke belakang industri gula adalah 0,8276 dan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakangnya adalah 1,9307. 3. Nilai kepekaan penyebaran industri gula adalah 0,9566 dan berada pada posisi ke- 36. Sehingga sektor ini dapat dikatakan kurang mampu dalam mendorong pertumbuhan sektor hilirnya dengan kuat. Namun industri tersebut mampu menarik perkembangan sektor hulunya dengan kuat yang dapat dilihat dari nilai koefisien penyebaranya yaitu 1,1958 dan berada di peringkat ke-12. 4. Industri gula memiliki nilai multiplier output sebesar 1,5445 dan berada di peringkat ke-36. Nilai multiplier tenaga kerja industri gula adalah 1,7113 dan berada di peringkat ke-21 dan nilai multiplier pendapatan industri gula adalah 1,7807 dan berada di peringkat ke-24. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa industri gula berperan besar terhadap perekonomian daerah Provinsi Jawa Timur. Sehingga industri gula perlu untuk dikembangkan. Dengan mengembangkan industri gula ini tidak hanya akan mendorong pengembangan usahatani tebu yang sebagai penyedia input bagi industri gula, tetapi juga akan mendorong pengembangan industri-industri lain yang menggunakan gula sebagai bahan baku dalam proses produksi yang juga akan meningkatkan perekonomian wilayah Provinsi Jawa Timur.