Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Durian (Studi Kasus Gapoktan Mandhes di Desa Ngebel, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

Main Author: Putra, ZakyAristaKencana
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129745/
Daftar Isi:
  • Buah-buahan telah menjadi komoditas perdagangan internasional yang semakin berkembang pada saat ini. Berbagai buah produksi negara-negara subtropis dapat dengan mudah dijumpai di negara tropis, sebaliknya buah dari negara tropis pun dijumpai di negara-negara subtropis. Dalam era perdagangan bebas, perdagangan internasional buah-buahan ini membuka peluang peningkatan usaha agribisnis baik dalam skala kecil, menengah, maupun besar. Oleh sebab itu, perlu adanya suatu upaya dalam menghadapi persaingan tersebut, yakni melalui peningkatan mutu, produktivitas, dan efisiensi usaha. Perkembangan usahatani komoditas durian di Indonesia dapat ditunjukkan oleh perkembangan luasan lahan, pertumbuhan produksi dan tingkat produktivitas luasan lahan. Berdasarkan ketiga indikator tersebut dapat dilihat bahwa usaha pengembangan komoditas durian menurut Direktorat Jendral Hortikultura mulai tahun 2007 hingga 2011 luas lahan mengalami peningkatan sebesar 31 % dengan total produksi mencapai 883.969 ton atau mengalami peningkatan sebesar 32,7 %. Sedangkan jumlah produktivitas meningkat sebesar 0,32 ton/ha yaitu dari tahun 2007 sebesar 12,48 ton per hektar sampai tahun 2011 sebesar 12,80 ton per hektar. Desa Ngebel merupakan salah satu daerah di Kecamatan Ngebel yang berpotensi untuk pengembangan budidaya durian. Hal ini didukung oleh luas wilayah Desa Ngebel yang digunakan untuk lahan pertanian sebesar 457,46 hektar atau 52,79 % dari luas total (Balai Penyuluh Kecamatan Ngebel, 2013). Tumbuh berbagai macam jenis durian antara lain: Lokal, Kanjeng, Monthong, Klepuh, Mrobyong, Kukusan, Pojok, Gede, Jerabah, Rawit, Mesu, Putri, Dimas, Bokor, Sari Rasa, Roso Mulyo, Kunir, Roso Manis, Gono, Kembang, Gedang, Gudel, Cengkreng, Godhok, Menhan, Suro, Mojolangu, dan Landak Hijau. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini akan mengkaji beberapa pokok permasalahan, yaitu (1) Bagaimana analisis arus uang tunai usahatani durian di daerah penelitian, (2) Bagaimana analisis kelayakan finansial usahatani durian di daerah penelitian, dan (3) Bagaimana analisis tingkat sensitivitas usahatani durian di daerah penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis arus uang tunai usahatani durian di daerah penelitian, (2) Menganalisis kelayakan finansial usahatani durian di daerah penelitian, dan (3) Menganalisis tingkat sensitivitas usahatani durian di daerah penelitian. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive pada sentra usahatani durian di Desa Ngebel, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo. Metode penentuan responden digunakan metode stratified random sampling dimana pembagian strata didasarkan atas umur tanaman yang jumlah tiap stratanya tidak sama, dengan alasan tanaman durian yang dimiliki petani berbeda-beda umur dan beragamnya jumlah pohon dalam setiap strata. Responden yang diambil yaitu sebanyak 36 orang dari populasi sebanyak 197 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kuantitatif yang terdiri dari analisis cash flow, analisis kriteria investasi, dan analisis sensitivitas. Berdasarkan hasil penelitian, usahatani durian dari perhitungan dapat diketahui bahwa biaya investasi awal untuk usahatani durian dalam luasan 1 hektar yaitu Rp 11.602.000,00. Penerimaan yang diperoleh pada panen pertama umur tanaman 6 tahun yaitu Rp 15.000.000,00 dengan total panen 1000 buah. Nilai jual buah durian yaitu Rp 15.000,00 per buah. Analisis kriteria investasi usahatani durian dari perhitungannya didapatkan bahwa usahatani durian per hektar selama 25 tahun pada tingkat bunga 13 % menghasilkan nilai NPV positif yaitu Rp 63.247.193,83, nilai Net B/C lebih dari satu yakni sebesar 2,44, nilai IRR lebih dari discount rate yang berlaku yaitu sebesar 28,72 %, dan nilai payback period adalah 8 tahun 2 bulan. Analisis sensitivitas pada tingkat bunga 13 % dengan penurunan jumlah produksi sebesar 10 % dan 20 % dan kenaikan biaya produksi sebesar 20 % dan 40 % diperoleh nilai NPV positif, nilai Net B/C lebih dari satu, serta nilai IRR lebih dari discount rate yang berlaku. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Daerah penelitian mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sektor pertaniannya dilihat dari letak geografis yang mendukung, luasan lahan petani yang sudah layak, sumberdaya manusia yang produktif, dan sarana prasarana yang memadai; (2) Usahatani durian per hektar selama 25 tahun dengan tingkat bunga 13 % masih layak untuk dikembangkan; (3) Analisis sensitivitas pada tingkat bunga 13 % dengan penurunan jumlah produksi sebesar 10 % dan 20 % dan kenaikan biaya produksi sebesar 20 % dan 40 % menunjukkan bahwa usahatani durian masih layak untuk dikembangkan. Dalam rangka menunjang pengembangan usahatani durian, maka perlu diperhatikan beberapa hal berikut: (1) Untuk meningkatkan nilai jual produk dan pendapatan petani, maka perlu adanya bantuan pemerintah berupa pasar khusus atau sentra penjualan buah durian di Kabupaten Ponorogo agar penjualan buah durian bisa terpusat di satu tempat, sehingga petani bisa menjual langsung produknya kepada konsumen dan juga bisa menjaga kestabilan harga pasar. (2) Untuk mengantisipasi terjadinya penurunan jumlah produksi dan kenaikan biaya produksi yang terjadi, maka perlu adanya bantuan dan dukungan dari pemerintah berupa pemberian bantuan pupuk dan bibit unggul yang bertujuan untuk juga untuk lebih meningkatkan produktivitas durian dan menekan biaya pengeluaran.