Analisis Daya Saing Teh Indonesia Di Pasar Internasional

Main Author: Zakariyah, MochamadYuzi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 1900
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129742/1/SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/129742/
Daftar Isi:
  • Kondisi pasar internasional saat ini memasuki era globalisasi yang menyebabkan peningkatan tingkat persaingan perdagangan di seluruh dunia. Perdagangan Internasional menuntut semua negara produsen, termasuk Indonesia untuk dapat meningkatkan nilai dan volume ekspor produknya agar dapat berdaya saing kuat di pasar internasional. Salah satu komoditas perkebunan unggulan Indonesia yang diekspor ke pasar internasional adalah komoditas teh. Teh merupakan salah satu minuman favorit di dunia yang permintaannya tinggi, selain itu pengetahuan tentang khasiat mengkonsumsi teh menjadikan teh merupakan komoditas andalan ekspor bagi Indonesia. Indonesia sendiri merupakan negara eksportir teh terbesar keenam dunia. Indonesia memiliki sumberdaya lahan yang cocok dengan syarat tumbuh teh dan memiliki potensi besar untuk memperluas lahan serta meningkatkan kuantitas dan kualitas teh Indonesia. Namun fakta saat ini menujukkan bahwa terjadi penurunan luas areal tanam teh dari tahun 2008-2012. Permasalahan lain dalam industri teh dalam negeri adalah penguasaan pangsa pasar ekspor teh Indonesia terhadap total ekspor teh dunia dalam lima tahun terakhir terus mengalami penurunan yaitu pada tahun 2007 sebesar 3,06 persen dan terus menurun sampai 2,52 persen pada tahun 2011. Selain permasalahan di atas, kuantitas dan nilai ekspor teh Indonesia juga mengalami fluktuasi yang cenderung menurun. Oleh karena itu penting dilakukan penelitian untuk menganalisis daya saing komoditas teh Indonesia sehingga peranannya dalam perekonomian dapat diandalkan serta dapat menjadi sumber acuan untuk memperbaiki dan menentukan keputusan-keputusan penting terkait pengembangan potensi dan peran teh Indonesia di pasar internasional. Berdasarkan beberapa permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Menganalisis posisi daya saing teh Indonesia di pasar internasional, (2) Menganalisis spesialisasi perdagangan teh Indonesia di pasar internasional, dan (3) Menganalisis struktur pasar teh dan posisi Indonesia dalam perdagangan teh di pasar internasional. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil secara time series tahunan. Data yang digunakan untuk penelitian pangsa pasar menggunakan jangka waktu 11 tahun 2001-2011, sedangkan untuk penelitian daya saing menggunakan data dengan jangka waktu 21 tahun 1991-2011. Data yang digunakan diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS), United Nations Commodity Trade Statistics Database (COMTRADE), Food Agriculture Organization (FAO) dan literatur pendukung lainnya. Untuk menjawab tujuan penelitian tentang keunggulan daya saing, digunakan alat analisis kuantitatif Revealed Comparative Advantage (RCA) dan Teori Berlian Porter (Porter’s Diamond Theory). Revealed Comparative Advantage ini digunakan untuk menjelaskan kekuatan daya saing komoditi teh secara relatif terhadap produk sejenis dari negara lain yang juga menunjukkan posisi komparatif Indonesia sebagai produsen teh dibandingkan dengan negara pembanding dalam pasar teh internasional. Sedangkan untuk melihat analisis daya saing komoditi teh dari sisi keunggulan kompetitif digunakan pendekatan Teori Berlian Porter (Porter’s Diamond Theory). Teori ini digunakan untuk menganalisis faktor internal ii dan faktor eksternal yang mempengaruhi keunggulan kompetitif suatu negara. Faktor internal mencakup faktor fisik dan manusia, sedangkan faktor eksternalnya adalah peluang yang terjadi di pasar domestik maupun internasional. Analisis spesialisasi menggunakan alat analisis Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) dngan dibandingkan dengan negara pembanding dalam pasar teh Internasional. Alat analisis Indeks Herfindahl dan Concentration Ratio untuk mengalisis struktur pasar dan posisi Indonesia di pasar teh Internasional. Posisi daya saing teh Indonesia secara komparatif lebih rendah dibandingkan Kenya, Sri Lanka, India namun, masih lebih tinggi dibanding dengan China. Hal ini diindikasikan dari nilai rata-rata indeks RCA teh Indonesia (4,277) dibawah negara Kenya (292,435), Sri Lanka (476,941), India (17,848), dan lebih tinggi dari China (1,486). Daya saing teh Indonesia dibawah rata-rata negara-negara lain tersebut dipengaruhi oleh rendahnya nilai ekspor teh Indonesia sedangkan nilai ekspor total Indonesia cukup tinggi. Daya saing teh Indonesia lebih unggul dengan teh China atau dapat dikatakan pesaing terdekat teh Indonesia adalah teh China. Nilai RCA teh China yang lebih rendah dari nilai RCA teh Indonesia meskipun nilai ekspornya lebih tinggi disebabkan karena nilai ekspor total seluruh produk China yang sangat tinggi. Analisis keunggulan kompetitif dengan Teori Berlian Porter menunjukkan bahwa komoditi teh Indonesia berdaya saing kuat karena faktorfaktor internal dan eksternal dalam produksi teh sudah tersedia, meski ada di beberapa faktor yang harus dibenahi lebih lanjut. Hubungan yang saling mendukung antar faktor akan dapat menutupi kelemahan yang ada dan membentuk produk teh yang berdaya saing tinggi di pasar internasional. Spesialisasi perdagangan teh Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia cenderung sebagai negara eksportir teh dengan nilai Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) sebesar 0,919. Nilai ISP teh Indonesia dibawah Sri Lanka (0,972), Kenya (0,967), dan India (0,928) namun lebih tinggi dari China (0,726). Nilai ISP teh Indonesia yang rendah dibanding negara Sri Lanka, Kenya dan India karena terjadi peningkatan impor teh Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, namun impor teh Indonesia lebih rendah dari impor teh negara China sehingga nilai ISP Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan negara China. Struktur pasar yang dihadapi Indonesia dalam pasar teh internasional adalah pasar oligopoli. Posisi Indonesia di pasar teh Internasional saat ini adalah market follower atau pengikut pasar. Akibatnya posisi Indonesia di pasar teh dunia sangat rentan terhadap para penantang pasar yang kuat. Pesaing utama Indonesia dalam perdagangan teh dunia adalah Sri Lanka, Kenya, Cina dan India yang mampu memproduksi teh jauh lebih besar dengan kualitas teh yang lebih baik dibandingkan Indonesia. Hasil penelitian menghasilkan beberapa saran untuk peningkatan daya saing teh Indonesia (1) Pelaku bisnis teh Indonesia meningkatan kualitas dan kuantitas dari penjualan teh melalui usaha melakukan rehabilitasi, replanting dan melakukan diversifikasi ekspor produk teh, (2) Pemerintah diharapkan membantu akses mudah kredit untuk permodalan dan memberikan insentif dan mekanisasi sistem pembudidayaan dan pengolahan teh, (3) Pemerintah juga diharapkan melindungi produsen teh domestik, dengan meningkatkan tariff bea masuk teh impor yang lebih tinggi.