AnalisisNilai Daya Gabung Galur Mandul Jantan dan Heterosis pada 12 Padi Hibrida (Oryza sativa L.)
Daftar Isi:
- Ketersediaan pangan harus memadai untuk menjaga kestabilan ekonomi dan politik bangsa, terutama dalammenghadapi perubahan iklim, lahan pertanian yang semakin sempit, serta kemungkinan serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu persediaan beras harus selalu dalam keadaan surplus sebesar 10 juta ton.Surplus beras dapat terpenuhi apabila produksi Gabah Kering Giling (GKG) ditingkatkan sebesar 3,04%. Di berbagai negara di Asia termasuk Indonesia padi hibrida yang unggul dipilih untuk meningkatkan produksi padi karena potensi hasil 15-20% lebih tinggi dari galur murninya. Keunggulan hibrida terkait dengan peristiwa heterosis atau hibrida vigor yang merupakan fenomena dimana penampilan F1 (keturunan pertama) hasil dari persilangan dua tetua yang secara genetik berbeda memiliki sifat superior (di atas) kisaran dari tetua-tetuanya. Perakitan varietas hibrida yang unggul memerlukan tetua-tetua galur murni yang unggul pula. Pemilihan tetua dilakukan dengan menilai galur-galur murni tersebut melalui pendugaan nilai daya gabung baik daya gabung umum (DGU) maupun daya gabung khusus (DGK). Pendugaan nilai DGU dan DGK mampu mengklasifikasikan kemampuan galur murni dalam menghasilkan keturunan yang memiliki kombinasi dari kedua tetua persilangan. Penelitian ini bertujuan : 1. Untuk DGU pada galur-galur mandul jantan dan DGK pada hibridanya, 2. Untuk mengetahui nilai heterosis dan heterobeltiosis pada beberapa kombinasi padi hibrida. Hipotesis dari penelitian ini adalah 1. Beberapa genotip tetua galur mandul jantan memiliki nilai daya gabung umum dan daya gabung khusus yang tinggi pada hibridanya. 2. Beberapa populasi padi hibrida (F1) turunan beberapa galur mandul jantan/penguji ( restorer ) memiliki nilai heterosis dan heterobeltiosis yang tinggi. Penelitian dilaksanakan di lahan riset yang terletak di Desa Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang dengan ketinggian + 450 mdpl, dan suhu rata-rata harian 23-29 o C. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2013 – Mei 2014. Bahan yang digunakan adalah 12 hibrida (F1) hasil persilangan antara 4 galur mandul jantan dengan 3 galur penguji( restorer ), 4 galur mandul jantan, dan 3 penguji( restorer ). Pupuk yang digunakan antara lain Urea 300 kg/ha, SP36 100 kg/ha, KCl 100 kg/ha dan NPK 100 kg/ha dan pestisida yang digunakan disesuaikan dengan serangan yang ada di lapang. Alat yang digunakan meliputi alat tanam, plastik kemasan, karung kemasan, penggaris, meteran, timbangan, alat tulis, dan kamera. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri dari 12 populasi F1 hasil persilangan 4 tetua galur mandul jantan dengan 3 tetua penguji, 4 tetua galur mandul jantan dan 3 tetua penguji. Jumlah perlakuan keseluruhan ialah 19 perlakuan. Variabel pengamatan meliputi bobot hasil perplot, jumlah anakan perrumpun, panjang malai, jumlah gabah isi permalai, jumlah gabah hampa per malai, jumlah gabah total permalai, persentase gabah isi per malai, dan bobot 1000 butir. Metode galur x penguji digunakan untuk analisis nilai daya gabung dimana dalam metode ini galur mandul jantan sebagai galur dan galur restorer sebagai penguji. Analisis data meliputi analisis ragam menggunakan analisis ragamgalur x penguji RAK dan karena F hitungmenunjukkan perbedaan nyata pada taraf 5% dan 1% dilanjutkan perhitungan daya gabung umum, daya gabung khusus, heterosis dan heterobeltiosis. Uji beda nyata terhadap efek daya gabung umum dan khusus menggunakan galat baku baku DGU (galur), DGU (penguji) dan DGK yang dianalisis menggunakan uji t. Galur mandul jantan CGMJ14P02F merupakan galur mandul jantan terbaik yang ditunjukkan oleh nilai DGU tertinggi dan berpengaruh nyata pada karakter hasil dan karakter komponen hasil jumlah gabah total per malai.Di antara seluruh kombinasi hibrida yang ada CGMJ14P02F/R114002R adalah hibrida terbaik yang ditunjukkan oleh nilai DGK tertinggi dan berpengaruh nyata pada karakter hasil dan karakter komponen hasil jumlah gabah isi per malai. Hibrida CGMJ14P02F/R114002R juga merupakan hibrida terbaik dari segi nilai heterosis karena menunjukkan nilai heterosis dan heterobeltiosis tertinggi, positif, dan melebihi 15% pada karakter hasil dan karakter komponen hasil jumlah gabah isi per malai, jumlah gabah total per malai, dan persentase gabah isi per malai.