Pengendalian Dan Peramalan Persediaan Gula Kelapa Sebagai Bahan Baku Kecap Manis Di Perusahaan Murni Jaya Kediri
Main Author: | Kushardiny, Irma |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/129723/ |
Daftar Isi:
- Pengembangan industri pengolahan diperlukan agar terciptanya keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor industri. Industri pengolahan (agroindustri) akan mempunyai kemampuan yang baik apabila kedua sektor tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat. Gula kelapa merupakan salah satu produk hasil olahan agroindustri yang berasal dari kelapa yang diambil dari air niranya. Perusahaan agroindustri membutuhkan bahan baku sebagai salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan proses produksi. Sehingga agroindustri perlu melakukan pengendalian persediaan bahan baku. Perusahaan Murni Jaya sangat tergantung pada gula kelapa sebagai salah satu bahan utama pembuatan kecap manis. Perusahaan melakukan kerjasama dengan pemasok gula kelapa agar proses produksi dapat berjalan lancar. Kendala yang dihadapi pada saat proses pengendalian yaitu kelebihan atau kekurangan bahan yang diperlukan dalam proses produksi. Sehingga dengan adanya pengendalian persediaan bahan baku yang optimal maka akan terjadi keseimbangan antara biaya persediaan perusahaan. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi dan menganalisis pengendalian persediaan bahan baku gula kelapa pada produk kecap manis berdasarkan kuantitas pemesanan ekonomis, Persediaan Pengaman, titik pemesanan kembali, persediaan maksimum dan minimum, frekuensi pembelian dan biaya persediaan, mengidentifikasi perbandingan total biaya persediaan dan biaya penyimpanan dengan menggunakan metode economic order quantity dan mengidentifikasi serta menganalisis perencanaan kebutuhan bahan baku gula kelapa untuk produksi kecap manis yang dilakukan oleh Perusahaan Murni Jaya dengan menggunakan metode winter. Metode economic order quantity adalah metode yang digunakan untuk menghitung kuantitas pemesanan ekonomis. Kuantitas pemesanan ekonomis adalah jumlah bahan baku yang menimbulkan biaya yang paling rendah setiap dilakukan pembelian, tetapi tidak mengakibatkan kekurangan bahan baku. Sedangkan metode winter adalah metode yang digunakan untuk melakukan peramalan untuk perencanaan kebutuhan gula kelapa satu tahun berikutnya. Hasil dari penelitian ini yaitu: 1. Pengendalian persediaan gula kelapa yang dilakukan oleh Perusahaan Murni Jaya yaitu penggunaan bahan baku memerlukan 450 kg gula kelapa yang akan diolah menjadi kecap manis. Dalam satu kali pemesanan perusahaan memesan 10.800 kg setiap 14 hari sekali dengan waktu tenggang yaitu 1 hari. Sehingga frekuensi pemesanan yaitu 26 kali. Hasil analisis pengendalian bahan baku sebagai berikut: a. Kuantitas pemesanan ekonomis yang perlu dilakukan berdasarkan metode EOQ yaitu 26.924,744 kg per pemesanan dengan frekuensi pemesnan 10 kali dalam satu tahun. Jumlah ini lebih ekonomis jika dibandingkan pemesanan yang dilakukan perusahaan sebelumnya 10.800 kg gula kelapa per pemesanan. b. Hasil perhitungan jumlah Persediaan Pengaman (safety stock) gula kelapa adalah 551,135 kg. Sebaiknya perusahaan melakukan Persediaan Pengaman yang efektif. Persediaan Pengaman yang efektif diperlukan agar tidak terjadi kekurangan bahan baku gula kelapa. c. Titik pemesanan kembali (reorder point) berdasarkan hasil perhitungan menggunakan mentode EOQ adalah 706,548 kg. Titik pemesanan kembali adalah jumlah perediaan yang berarti apabila jumlah persediaan bahan baku gula kelapa di gudang penyimpanan mencapai 706,548 kg maka pemesanan bahan baku gula kelapa sebaiknya segera dilakukan. d. Jumlah persediaan maksimum adalah 27.475,879 dan persediaan minimum adalah 144,952 kg. persediaan maksimum dn minimum ini bertujuan untuk membantu perusahaan dalam meminimalkan biaya persediaan. 2. Dengan melakukan perhitungan pengendalian bahan baku dengan menggunakan metode EOQ Sehingga selisih biaya yang dapat diminimalkan oleh Perusahaan Murni Jaya apabila menggunakan metode EOQ yaitu 7.040.722 rupiah. Kemudian untuk frekuensi pemesanan yaitu menjadi 10 kali dalam satu tahun. 3. Hasil peramalan kebutuhan bahan baku gula kelapa dengan menggunakan metode winter’s yang diperoleh setiap minggunya untuk bulan April 2014- Maret 2015. Terjadi peningkatan kebutuhan gula kelapa yang sangat signifikan pada bulan Juli karena pada bulan Juli 2014 terdapat Hari raya Idul Fitri dimana pada bulan tersebut terjadi peningkatan konsumsi kecap manis yang dipengaruhi karena adanya hari besar tersebut. Sedangkan penurunan kebutuhan gula kelapa pada bulan Agustus 2014 dikarenakan pada bulan tersebut tidak ada musim tertentu yang mempengaruhi peningkatan konsumsi kecap manis. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu kuantitas pemesanan ekonomis yang perlu dilakukan perusahaan yaitu 26.924,744 kg per pemesanan bahan baku gula kelapa dengan frekuensi pemesanan 10 kali dalam satu tahun. Hasil perhitungan jumlah Persediaan Pengaman (safety stock) adalah 551,135 kg. Titik pemesanan kembali (reorder point) berdasarkan hasil perhitungan menggunakan mentode EOQ adalah 706,548 kg. Sedangkan jumlah persediaan maksimum adalah 27.475,879 dan persediaan minimum adalah 144,952 kg. Saran untuk Perusahaan Murni Jaya yaitu Perusahaan Murni Jaya sebaiknya perlu melakukan perbaikan pengendalian persediaan gula kelapa. Pengendalian persediaan gula kelapa meliputi penentuan kuantitas pemesanan ekonomis serta melakukan Persediaan Pengaman, titik pemesanan kembali. Kuantitas pemesanan ekonomis bertujuan agar persediaan gula kelapa optimum dengan total biaya persediaan yang minimum.