Analisis Sikap Dan Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Bunga Potong Krisan (Chrysanthemum sp) (Studi kasus di Bandri Kembang Florist, Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu)

Main Author: SuwondoNugrahasto
Format: Thesis NonPeerReviewed Lainnya
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129714/1/Skripsi_Full.PDF
http://repository.ub.ac.id/129714/
Daftar Isi:
  • Perkembangan bisnis bunga potong semakin meningkat di Indonesia. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya pengusaha-pengusaha yang mengusahakan bisnis bunga potong dalam berbagai jenis di berbagai kota. Krisan adalah salah satu jenis bunga potong yang cukup familiar bagi manusia. Tidak hanya di Indonesia tapi juga sudah dikenal di dunia. Hal itu karena prospek budidaya krisan sebagai bunga potong sangat cerah, didukung dengan pasar yang sangat potensial, karena tanaman hias krisan merupakan salah satu tanaman bunga potong yang penting di dunia. Diantara pasar potensial tersebut adalah Jerman, Inggris, Swiss, Italia, Austria, America Serikat, Swedia dan lain-lain. Bandri Kembang Floris merupakan salah satu bagian pemasaran dari Kelompok Tani Mulyo Joyo yang berdiri sejak tanggal 22 Maret 2011. Dalam pemasarannya, Bandri Kembang menerima pemesanan secara langsung di kios maupun lewat telepon atau secara online. Meskipun penjualan masih terus meningkat tetapi pesaing yang tumbuh juga semakin pesat sehingga perlu diketahui atribut-atribut yang terdapat pada bunga potong krisan. Proses pengambilan keputusan dalam pembelian produk bunga potong krisan ditentukan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah faktor individu yang di dalamnya akan dilihat dari sikap konsumen terhadap produk tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atribut-atribut produk yang menjadi pertimbangan konsumen dalam keputusan pembelian produk bunga potong krisan, dan menganalisis sikap serta perilaku konsumen pasca pembelian produk bunga potong krisan di Bandri Kembang Florist sehingga dapat dibuat strategi pemasaran yang cocok untuk Bandri Kembang Florist dalam menjaga kualitas serta mempertahankan pelanggan dari persaingan yang ada dalam bisnis bunga potong krisan. Metode analisis sikap dan perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian bunga potong krisan (Chrysanthemum sp) menggunakan analisis Cochran Q Test untuk menganalisis atribut-atribut mana saja yang dipertimbangkan konsumen dalam mengambil keputusan pembelian bunga potong krisan. Analisis sikap dan perilaku konsumen menggunakan analisis Multiciri Fishbein dan analisis Reasoned Action. Hasil penelitian antara lain : 1. Setelah melalui enam kali uji atribut Cochran Q Test diperoleh lima atribut yang dipertimbangkan antara lain sebagai berikut : warna bunga, varietas bunga, daya tahan bunga, harga, promosi. Atribut ini diperoleh setelah mendapatkan hasil Q hitung sebesar 8,571 sedangkan untuk df 4, x2 tabel sebesar 9,488 sehingga dapat ditarik kesimpulan untuk terima H0 karena Q hitung lebih besar dari x2 tabel. 2. Dari data yang didapat setelah melalui uji validitas dan reliabilitas data tersebut dapat dinyatakan valid dan reliabel karena pada uji validitas mendapat hasil ii dengan n sama dengan 30 dan α sama dengan 5 persen, setiap atribut mempunyai r hitung lebih besar dari r tabel (0,3610) sehingga data tersebut dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Kemudian untuk uji reliabilitasnya mendapatkan hasil nilai alpha cronbach setiap variabel lebih besar dari 0,6 sehingga data tersebut dinyatakan cukup reliabel. 3. Melalui analisis sikap Multiciri Fishbein didapatkan nilai sikap terbesar 106,11 dan nilai terkecil sebesar 72,78 sehingga dapat diketahui nilai rentang skala sebesar 11,11. Kemudian dapat diketahui bahwa terdapat 3 orang yang memiliki nilai sikap negatif atau sebanyak 5,8 persen, 17 orang yang memiliki nilai sikap netral atau sebanyak 32,7 persen, dan sisanya sebanyak 32 orang memiliki nilai sikap positif atau sebanyak 61,5 persen. 4. Tingkat pengaruh Norma Subyektif bagi rata-rata responden secara berurutan mulai dari yang tertinggi hingga yang terendah adalah teman sebesar 20,75, keluarga sebesar 20,23, dan tenaga penjual bunga potong krisan sebesar 18,87. Hal ini disebabkan rata-rata konsumen bunga potong krisan mendapatkan informasi tentang Bandri Kembang Florist dari teman-temannya yang juga berkecimpung dalam bisnis bunga potong. 5. Melalui analisis Reasoned Action didapatkan nilai tertinggi 86,70 dan nilai terendah 65,88 sehingga dapat diketahui nilai rentang skala sebesar 6,94. Dari nilai tersebut dapat terlihat bahwa sebesar 9 responden atau 17,3 persen memiliki interpretasi “Tidak Bermaksud Untuk Membeli”, kemudian 26 responden atau 50 persen memiliki interpretasi “Ragu-Ragu Untuk Membeli”, dan yang terbanyak sebesar 17 responden atau 32,7 persen memiliki interpretasi “Bermaksud Untuk Membeli”. 6. Melalui perbandingan antara analisis sikap dan perilaku konsumen dapat diketahui bahwa sebanyak 17 responden bersikap positif dengan maksud perilaku ragu-ragu untuk membeli. Disusul 14 responden bersikap positif dengan maksud perilaku bermaksud untuk membeli. Selanjutnya 8 orang bersikap netral dengan maksud perilaku ragu-ragu untuk membeli. Kemudian 6 responden yang bersikap netral dengan maksud perilaku tidak bermaksud membeli. Lalu 3 responden yang bersikap netral dengan maksud perilaku bermaksud untuk membeli. Disusul 2 responden bersikap negatif dengan maksud perilaku tidak bermaksud untuk membeli. Dan dua yang terakhir adalah sikap positif dengan maksud perilaku tidak bermaksud untuk membeli dan sikap negatif dengan maksud perilaku ragu-ragu untuk membeli dengan jumlah responden masing-masing 1 responden. 7. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa responden yang dijumpai di lokasi penelitian mayoritas berkecimpung dalam bisnis bunga potong krisan, berpendidikan tinggi yakni mayoritas tamatan SMA, responden cenderung percaya dengan kualitas bunga potong Bandri Kembang sehingga atribut harga menjadi variabel dominan yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan pembelian bunga potong krisan Bandri Kembang. Namun, jumlah permintaan bunga potong krisan yang sedang meningkat sehingga banyak responden dadakan yang ikut membeli membuat maksud perilaku responden cenderung ragu-ragu untuk membeli terlalu sering.