Potensi Protein Pomacea canaliculata, Erionata thrax, dan Valanga nigricornis sebagai Medium Substitusi Perbanyakan Bakteri Agens Hayati Penyakit Busuk Lunak Umbi Kentang (Erwiniacarotovora)

Main Author: Nurfitriyah, Anisa
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129712/1/ANISA_NURFITRIYAH_0910483081_HPT_FP_UB_SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/129712/
Daftar Isi:
  • Erwinia carotovora merupakan salah satu penyebab penyakit busuk lunak umbi kentang, baik dilapang maupun di gudang (Addy, 2007) dengan kerusakan antara 15 100% (Vanneste, 1996). Javandira (2012) mengemukakan bahwa Bacillus subtilisberpotensi mengendalikan patogen Erwinia carotvora dengan menghasilkan antibiotik. Bacillus subtilis menghasilkan senyawa siderofor dan antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan patogen (Habazaar dan Yahewardi, 2006).Sifat antagonis Bacillus subtilis banyak dimanfaatkan sebagai agens hayati yang mulai banyak dikembangkan. Perbanyakan bakteri agens hayati biasanya menggunakan medium EKG (Ekstrak Kentang Gula) yang mempunyai kandungan protein rendah, padahal bakteri membutuhkan banyak protein untuk tumbuh.Salah satu medium yang cocok adalah NB (Nutrient Broth), tetapi medium ini sangat mahal. Ada banyak sumber protein di alam dari jenis hama seperti keong mas, ulat dan belalang. Keong mas mempunyai kandungan protein sebesar 10,30% (Susanto, 2010), golongan serangga (termsauk ulat atau larva) sebesar 40-60% (Koswara, 2012), dan kandungan protein belalang sebesar 62,2% (Kusmaryani, 2005). Potensi protein hama-hama tersebut perlu diteliti untuk dijadikan medium substitusi perbanyakan bakteri agens hayati. Penelitian dilaksanakan bulan Oktober 2013 hingga Mei 2014 di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Metode Penelitian meliputi uji medium substitusi untuk perbanyakan bakteri agens hayati B, subtilis dengan berbagai konsentrasi dan uji aktivitas antagonis agens hayati B. subtilis terhadap Erwinia carotovora setelah diperbanyak dengan medium substitusi. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan uji lanjut Duncan (DMRT) pada taraf nyata 5%. Medium substitusi keong mas, ulat dan belalang dapat dijadikan pengganti Nutrient Broth untuk perbanyakan agens hayati B, subtilis dengan kerapatan akhir (setelah digojok 48 jam) sebesar 1016 (meningkat 107) untuk medium keong dan sebesar 10 18 (meningkat 108) untuk medium ulat dan belalang. Hasil uji kandungan protein medium substitusi cair untuk keong mas antara 4,8-5%, sebesar 5,4-5,8% untuk medium ulat dan belalang pada semua perlakuan konsetrasi. Kandungan ini setara dengan kandungan protein Nutrient Broth sebesar 5,88%. Agens hayati B, subtilis tetap bersifat antagonis terhadap Erwinia carotovora setelah diperbanyak menggunakan medium substitusi dengan menghasilkan indeks zona bening. Rata-rata indeks zona bening yang dihasilkan antara 0,58-0,71 cm pada semua perlakuan. Indeks zona bening terbesar yang dihasilkan adalah 0,71 cm pada medium CP4 (konsentrasi 10 gram tepung belalang/L aquades) lebih baik dari kontrol P0 (8 gram Nutrient Broth/L aquades) yang menghasilkan 0,64 cm.