Analisis Usaha Agroindustri Jenang Salak Pada Ud. Mawar Di Desa Pagelaran, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang
Main Author: | Pratomo, SonyRidho |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/129702/1/Skripsi_Sony_Ridho_Pratomo.pdf http://repository.ub.ac.id/129702/ |
Daftar Isi:
- Substansi dalam pembangunan perekonomian di Indonesia salah satunya adalah sektor pertanian, yaitu sebagai pemenuhan kebutuhan pangan, penyedia bahan mentah untuk industri, penyedia lapangan kerja, dan penyumbang devisa negara. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara berkembang selalu meletakkan pembangunan sektor pertanian sebagai prioritas utama. Penciptaan terbesar yang berhasil diraih oleh Indonesia dalam pembangunan pertanian yaitu pada tahun 1984, ketika Indonesia sebelumnya mendapat peringkat sebagai negara pengimpor beras terbesar akhirnya dapat mencapai swasembada beras (Winangun, 2005). Berdasarkan data statistik (BPS,2014) mengenai PDB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha tahun 2013, mengemukakan bahwa makanan, minuman dan tembakau menyumbang PDB dengan angka Rp 313.822,40 Miliar yang menempati urutan pertama penyumbang terbesar dari industri bukan migas. Hal ini menunjukan bahwa jumlah peminat usaha di bidang ini banyak dan tingkat konsumsinya tinggi. Perkembangan yang terjadi dalam sektor ekonomi memerlukan penyesuaian bagi usahawan yang ingin memulai sebuah usaha. Salah satu agroindustri tersebut adalah agroindustri jenang salak UD. Mawar yang berada di Desa Pagelaran, Kecamatan Pagelaran. Pada awalnya, terdapat tiga agroindustri jenang salak di Desa tersebut yang berdiri dalam satu kelompok, namun saat ini hanya terdapat satu agroindustri jenang salak yang masih bertahan. Kedua agroindustri lainnya tidak dapat melanjutkan usahanya karena dua sebab, yang pertama adalah kurangnya informasi mengenai pengembangan agroindustri jenang salak, seperti informasi perkembangan mengenai teknologi terbaru dan informasi harga pasar yang ada di Desa Pagelaran dan yang kedua adalah banyaknya kendala dalam mengelola usaha secara kelompok (saling menjatuhkan antar individu, ingin lebih unggul dari rekannya), sehingga anggota kelompok yang lain memutuskan untuk menutup usahanya. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini akan mengkaji beberapa pokok permasalahan, yaitu (1) Bagaimana keuntungan yang diperoleh pada agroindustri jenang salak di UD. Mawar? (2) Bagaimana tingkat efisiensi usaha agroindustri jenang salak UD. Mawar? Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh pada agroindustri jenang salak di UD. Mawar. (2) Menganalisis efisiensi usaha agroindustri jenang salak di UD. Mawar. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive pada di Desa Pagelaran, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. Dengan pertimbangan di daerah tersebut banyak menghasilkan buah salak dan terdapat usaha pembuatan jenang salak. Sedangkan, metode analisis data yang digunakan terdiri dari analisis biaya dan analisis efisiensi usaha. Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis usaha agroindustri jenang salak di Desa Pagelaran, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, maka dari perhitungan dapat diketahui bahwa rata-rata Total biaya investasi keseluruhan UD. Mawar adalah sebesar Rp 6.445.000.-. Biaya investasi terbesar dikeluarkan untuk pembelian mesin selep, yaitu sebesar Rp 3.000.000.-. Untuk biaya investasi terkecil yang dikeluarkan UD. Mawar adalah biaya untuk pembelian solet, yaitu sebesar Rp 20.000. Rata-rata biaya tenaga kerja yang dikeluarkan pada proses pembuatan jenang salak baik pada saat permintaan rendah maupun saat permintaan tinggi adalah sama. Hal ini disebabkan karena meskipun jumlah produksi tinggi namun jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk setiap produksi adalah sama baik pada proses pengupasan, pengadukan, selep, potong dan bungkus, yaitu sebesar Rp 297,000.00, biaya kemasan sebesar Rp 182,000.00 pada musim permintaan rendah dan Rp 234,000.00 pada saat permintaan tinggi. Terdapat perbedaan yang cukup besar antara penerimaan pada bulan permintaan tinggi dan bulan permintaan rendah, hal ini terjadi karena saat permintaan tinggi bertepatan dengan musim liburan sekolah, sehingga permintaan untuk daerah Malang meningkat tiga kali lipat dari penerimaan saat permintaan rendah. Total penerimaan yang diterima UD. Mawar adalah sebesar Rp 3.675.000,00 dengan total biaya sebesar Rp 2.763.916,67 maka diketahui pendapatan yang diterima UD. Mawar pada saat permintaan rendah adalah sebesar Rp 911.083,33 dan total penerimaan UD. Mawar saat permintaan tinggi adalah sebesar Rp 7.050.000,00 dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 5.455.933,33 sehingga diperoleh pendapatan total usaha pembuatan jenang salak UD. Mawar adalah sebesar Rp 1.594.066,67 saat permintaan jenang salak tinggi. Berdasarkan perhitungan nilai R/C Ratio, diketahui nilai R/C Ratio pada usaha pembuatan jenang salak UD. Mawar adalah lebih dari 1, baik saat permintaan rendah maupun saat permintaan tinggi, hal ini dibuktikan dari nilai R/C Ratio rata-rata yang lebih dari 1, yaitu sebesar 1,33 pada permintaan rendah dan 1,29 pada permintaan tingggi. hal tersebut menunjukkan bahwa usaha pembuatan jenang salak sudah efisien dan menguntungkan, oleh karena itu, usaha pembuatan jenang salak UD. Mawar memiliki peluang untuk dikembangkan. Jika suatu usaha mempunyai rasio ROI lebih besar dari 0 maka usaha tersebut dapat diterima, dengan kata lain usaha pembuatan jenang salak UD. Mawar dapat diterima karena usaha ini akan memberikan keuntungan sebesar 32,96 persen pada bulan permintaan rendah, dan 29,22 persen saat permintaan tinggi dari total biaya investasinya. Nilai BEP (unit) untuk kemasan per kilogram adalah 1,99 kg dan sebesar 0,47 box untuk nilai BEP (unit) dalam kemasan box. Sedangkan nilai BEP (Rp) untuk jenang salak dengan kemasan per kilogram adalah Rp 21.833,79 dan Rp 8.819,19 untuk jenang salak dengan kemasan box. Hal ini berarti UD. Mawar akan berada pada titik impas pengembalian modal jika UD. Mawar memproduksi jenang salak jenang salak dalam kemasan per kilogram sebanyak 1,99 kg atau dalam kemasan box sebanyak 0,47 box dengan harga Rp 21.833,79 per kilogram dan Rp 8.819,19 per boxnya.