Studi Kelimpahan Populasi Thrips sp. pada Perlakuan Pengelolaan Hama terpadu dan Konvensional pada Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.) di Desa Bayem Kecamatan Kasembon Kapubaten Malang

Main Author: Sugiyono, BachtiarRachmad
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129700/1/Bachtiar_Rachmad_Sugiyono_%280810483054%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/129700/
Daftar Isi:
  • Cabai Merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Serangan hama Thrips sp. sangat berbahaya bagi tanaman cabai, karena hama ini juga vektor pembawa virus keriting daun. Gejala serangannya berupa bercak-bercak putih di daun karena hama ini mengisap cairan daun tersebut. Bercak tersebut berubah menjadi kecokelatan dan mematikan daun. Dalam pengendalian Thirps sp., para petani menggunakan bermacam-macam jenis pestisida. Dengan menggunakan aplikasi berbagai jenis pestisida akan berdampak negatif, yaitu mengurangi kelimpahan musuh alami pada tanaman cabai. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut diperlukan suatu pemahaman tentang pengelolaan agroekosistem yang berprinsip Pengelolaan Hama Terpadu (PHT). Pengelolaan hama terpadu adalah pengendalian hama dengan menggunakan semua teknik dan metode yang sesuai dengan cara-cara yang harmonis dan memperhatikan populasi hama yang ada di bawah tingkat ambang ekonomi yang menyebabkan kerusakan di dalam lingkungan dan dinamika populasi spesies hama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan populasi hama Thrips sp. di perlakuan PHT dan konvensional pada cabai besar di Desa Bayem Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang. Penelitian dilaksanakan pada tanaman cabai di Desa Bayem Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang, Jawa Timur dan Laboratorium Entomologi Jurusan Hama dan Penyakit Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus sampai November 2012. Metode yang digunakan untuk mengetahui kelimpahan populasi Thrips sp. adalah metode kuadran, yaitu diambil 4 tanaman contoh dalam 1 gulud. Pengamatan dilakukan pada 16 tanaman contoh tanaman cabai, masing - masing pada perlakuan PHT dan konvensional. Pengamatan pertumbuhan tanaman yaitu meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah daun yang terserang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi nimfa Thrips sp. pada perlakuan PHT dan konvensional tidak berbeda nyata, sedangkan populasi imago pada perlakuan PHT lebih tinggi secara nyata dibandingkan perlakuan konvensional. Tinggi tanaman pada perlakuan PHT lebih tinggi secara nyata dibandingkan perlakuan konvensional. Hasil analisis statistik terhadap serangan Thrips sp. menunjukkan bahwa intensitas kerusakan pada perlakuan perlakuan PHT (0,16 %) dan perlakuan konvensional (0,14%) tidak berbeda nyata. Produksi buah cabai merah pada perlakuan PHT (8,5 Kg) lebih tinggi secara nyata dibandingkan dengan perlakuan konvensional (4,5 Kg). Biaya Budidaya tanaman cabai pada perlakuan PHT lebih tinggi (Rp. 38.550.000) daripada perlakuan konvensional (Rp. 36.702.400), dalam praktek budidaya tanaman cabai per hektar pada perlakuan PHT mengalami keuntungan lebih tinggi (Rp. 186.885.900/musim tanam) dibandingkan pada perlakuan konvensional (Rp. 85.871.500/musim This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1 tanam). Sedangkan perhitungan BCR pada perlakuan PHT lebih tinggi (5,85 kali dari modal yang didapatkan) dibandingkan perlakuan konvensional (3,34 kali dari modal yang didapatkan).