Pengaruh Suhu Awal Terhadap Infektivitas Spodoptera Litura Nuclear Polyhedrosis Virus (Slnpv) Jtm 97 C Untuk Mengendalikan Crocidolomia Binotalis Zell.(Lepidoptera:Pyralidae) Pada Tanaman Kubis (Brass

Main Author: Arlita, DevyIntan
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129687/1/3_RINGKASAN%2C_daftar_isi.pdf
http://repository.ub.ac.id/129687/2/1_cover.pdf
http://repository.ub.ac.id/129687/3/4_SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/129687/
Daftar Isi:
  • Ulat krop Crocidolomia binotalis Zell. (Lepidoptera:Pyralidae) merupakan hama penting pada tanaman kubis. Kehilangan hasil kubis yang disebabkan oleh serangan hama dapat menyebabkan kerusakan berat dan dapat menurunkan produksi kubis sebesar 79,81%. Sampai saat ini penanganan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) masih tergantung pada insektisida kimiawi, sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan dampak negatif, ekonomis dan ekologis. Cara lain yang lebih aman yaitu dengan memanfaatkan musuh alami, salah satu cara yang dikembangkan yaitu dengan memanfaatkan pathogen serangga terutama virus. Nuclear Polyhedrosis Virus (NPV) merupakan salah satu patogen yang dapat digunakan sebagai sumber bioinsektisida termasuk kelompok Baculovirus yang efektif menginfeksi serangga hama, terutama stadia larva. NPV efektif dalam mematikan serangga. NPV akan cepat sekali inaktif karena sinar matahari dan suhu. Virus NPV replikasinya mulai dihambat pada suhu 35-400 C dan pada suhu 23-270 C aktivitas virus NPV tidak terganggu. Namun kematian larva yang terserang NPV tertinggi sebesar (100%) berlaku pada suhu 30°C. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berapa suhu awal yang dapat menginaktifkan SlNPV JTM 97C dalam mengendalikan larva C. binotalis pada tanaman kubis. Penelitian dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) dimulai bulan Februari hingga April 2014. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan yaitu perlakuan suhu 25°C (S25), 30°C (S30), 35°C (S35), 40°C (S40), 450 C (S45) dan setiap perlakuan diulang sebanyak empat kali sehingga terdapat 20 perlakuan secara keseluruhan. Setiap unit percobaan memerlukan 15 larva. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh suhu awal yang berbeda mempunyai efektivitas yang berbeda pula terhadap SlNPV JTM 97C dalam mengendalikan larva C.binotalis. Suhu yang efektif pada SlNPV JTM 97C adalah suhu 25°C dan suhu 30°C dengan persentase mortalitas sebesar 91,6% dan 70,00%. Sedangkan perlakuan suhu 40°C dan 45°C pada SlNPV JTM 97C dengan persentase mortalitas hanya sebesar 28,83% dan 25,12% tidak efektif untuk mengendalikan C.binotalis.