Pertumbuhantanaman Jagung (Zea Mays L.) Pascafitoremediasi Tanah Bekas Tailing Tambang Emas Dengan Juku Pahit (Paspalum Conjugatum L.)

Main Author: Nurdiana, Yeti
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129683/1/SKRIPSI_YETI_NURDIANA.pdf
http://repository.ub.ac.id/129683/
Daftar Isi:
  • Fitoremediasi merupakan salah satu upaya penanganan lahan tercemar logam berat seperti Hg dengan menggunakan tumbuhan. Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai fitoremediator adalah Paspalum conjugatum L. berdasarkan hasil penelitian fitoremediasi sebelumnya menggunakan Paspalum conjugatum L. tingkat pencemaran tanah tailing tambang emas mengandung Hg di Sekotong, Lombok Barat dapat diturunkan melalui upaya fitoremediasi. Mengacu pada penelitian tersebut perlu dilakukan uji lanjutan untuk mengetahui dampak fitoremediasi tanah bekas tailing tambang emas dengan Paspalum conjugatum L. terhadap pertumbuhan tanaman jagung atau lebih dikenal dengan istilah pascafitoremediasi. Tujuan dari penelitian ini untuk mempelajari dampak fitoremediasi tanah tercemar Hg dengan Paspalum conjugatum L. terhadap pertumbuhan tanaman jagung dan mengetahui pengaruh konsentrasi Hg yang terkandung dalam tanah pascafitoremediasi terhadap hasil tanaman jagung dimana hasil tersebut aman dikonsumsi atau tidak dengan melihat kadar Hg yang terkandung dalam tanaman. Penelitian dilakukan di Rumah Plastik Lapangan, menggunakan percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 perlakuan dan 3 kali ulangan.6 perlakuan merupakan tanah pascafitoremediasi hasil penelitian sebelumnya yang selanjutnya dibandingkan dengan 2 perlakuan tanahtailing tanpa fitoremediasi. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, biomassa tanaman, berat kering akar, serapan N, konsentrasi Hg akhir tanah dan serapan Hg pada akar, batang, daun dan biji jagung. Tinggi tanaman diamati pada 7,14,21,28,35,42,49,56,63,70 dan 77 HST sedangkan parameter tanaman yang lain diamati pada waktu panen yaitu 105 HST. Data dianalisis dengan uji F taraf 5% dan perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji BNJ. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan tanaman jagung pada tanah pascafitoremediasi lebih baik dibandingkan dengan tanah tailing tanpa fitoremediasi.Fitoremediasi pada penelitian sebelumnya dilakukan penambahan amonium thiosulfat yang dapat meningkatkan penyerapan Hg oleh tanaman sehingga menyebabkan konsentrasi Hg dalam tanah berkurang. Semakin tinggi konsentrasi Hg dalam tanah akan meningkatkan toksisitas tanah sehingga menghambat pertumbuhan tanaman.Konsentrasi Hg dalam tanah mempengaruhi hasil tanaman jagung. Perlakuan T2L2 (tanah + tailingamalgamasi, 8 g amonium thiosulfat/kg media) memiliki konsentrasi Hg awal dalam tanah 9,53 ppm dan konsentrasi Hg dalam biji 0,003 ppm lebih baik dibandingkan dengan perlakuan KT2 (tanah + tailing tanpa fitoremediasi) konsentrasi Hg dalam tanah 393,6 ppm dan konsentrasi Hg dalam biji 0,02 ppm. Konsentrasi Hg dalam biji tersebut masih belum aman dikonsumsi karena masih di atas standar WHO (0,001 ppm) dan melebihi batas toleransi maksimum 0,002 ppm menurut ketentuan pemerintah.