Analisis Pendapatan Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Pada Usahatani Padi Sistem Tanam Jajar Legowo (Desa Klantingsari, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo)
Daftar Isi:
- Beras ialah komoditi penting karena merupakan bahan makanan pokok utama penduduk Indonesia dan salah satu komoditi yang strategis secara politik. Kebutuhan beras nasional akan terus meningkat seiring dengan laju pertambahan penduduk. Menurut Departemen Pertanian (2014), kebutuhan beras pada tahun 2014, sebesar 33.013.214 ton dengan surplus 10 juta ton sehingga produksi beras minimal sebesar 76,57 juta ton, sedangkan produksi padi pada tahun 2013 sebesar 70,866,571 Ton. Perbedaan antara konsumsi dan produksi beras serta ketidakstabilan produktivitasnya dapat menyebabkan terjadinya kerawanan pangan. Fakta ini menyebabkan pemerintah berkewajiban menjamin ketersediaan beras di pasar domestik, sehingga menuntut pemerintah melakukan impor beras. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi untuk memenuhi kebutuhan pangan Nasional. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah yaitu melalui rekayasa teknologi untuk memperbaiki produktivitas dengan menerapkan usahatani sistem tanam jajar legowo. Penerapan teknologi ini dilakukan pemerintah dengan pelatihan dan pendampingan melalui Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT). Tetapi pada kenyataannya, setelah pelatihan yang diberikan berakhir banyak petani yang kembali kepada sistem tanam yang telah dilakukan sebelumnya (sistem tanam tegel) dibandingkan petani yang mengelola padi dengan menggunakan sistem tanam jajar legowo. Tujuan dari penelitian ini ialah (1) menganalisis perbedaan pendapatan antara usahatani padi sistem tanam jajar legowo dengan usahatani padi sistem tanam tegel dan (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani pada usahatani padi sistem tanam jajar legowo. Sedangkan hipotesis yang diusulkan ialah (1) Petani padi yang menggunakan sistem tanam jajar legowo memiliki tingkat pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan petani padi yang menggunakan sistem tanam tegel. (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani padi menggunakan sistem tanam jajar legowo antara lain; tingkat pendidikan, umur petani, pendapatan di luar usahatani, lama usahatani, luas lahan usahatani, status kepemilikan lahan, tingkat produksi, kemudahan aplikasi teknologi, biaya tenaga kerja dan peran penyuluh. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Klantingsari, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo dengan metode penentuan responden ialah cluster sampling. Responden dibagi menjadi dua cluster yaitu petani padi yang menggunakan sistem tanam jajar legowo dengan jumlah responden sebanyak 30 orang petani dan petani padi yang menggunakan sistem tanam tegel dengan jumlah responden sebanyak 32 orang petani. Data yang dipakai dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder yang digunakan untuk membandingkan pendapatan antara usahatani padi sistem tanam jajar legowo dengan usahatani padi sistem tanam tegel dan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan i petani padi menggunakan sistem tanam jajar legowo yang terdiri dari 10 faktor yaitu tingkat pendidikan, umur petani, pendapatan di luar usahatani, lama usahatani, luas lahan usahatani, status kepemilikan lahan, tingkat produksi, kemudahan aplikasi teknologi, biaya tenaga kerja dan peran penyuluh dengan menggunakan metode regresi logistik. Hasil dari penelitian ini yaitu usahatani padi dengan menggunakan sistem tanam jajar legowo yang dilaksanakan oleh petani padi di Desa Klantingsari, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo pada Musim Kering tahun 2013 memberika pendapatan lebih tinggi daripada usahatani padi dengan menggunakan sistem tanam tegel pada waktu dan tempat yang sama. Pendapatan yang diterima oleh petani padi yang mengunakan sistem tanam jajar legowo ialah sebesar Rp.13.783.374,- dibandingkan dengan usahatani tegel yang hanya memberikan pendapatan sebesar Rp. 8.898.560,-. Hasil analisis regresi logistik mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani padi menggunakan sistem tanam jajar legowo menunjukkan bahwa terdapat lima variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap penerapan sistem tanam jajar legowo di Desa Klantingsari yaitu luas lahan (x5), tingkat produksi (x7), kemudahan aplikasi teknologi (x8), biaya tenaga kerja (x9), dan peran penyuluh (x10). Semakin luas lahan yang digarap maka kemungkinan petani untuk menggunakan sistem tanam jajar legowo akan lebih tinggi. Hal ini juga terjadi pada tingkat produksi dan kemudahan aplikasi teknologi, dimana apabila tingkat produksi (keuntungan semakin tinggi) dengan aplikasi teknologi yang mudah maka peluang petani menggunakan sistem tanam jajar legowo juga semakin besar. Begitu pula dengan biaya tenaga kerja dimana semakin rendah biaya tenaga kerja maka petani akan cenderung menggunakan sistem tanam yang membutuhkan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan sistem tanam (teknologi) yang memerlukan biaya tenaga kerja lebih tinggi. Sedangkan peran penyuluh juga sangat berpengaruh nyata terhadap keputusan petani, dimana penyuluh memberikan motivasi, dukungan serta pengawasan secara rutin terhadap petani. Saran dari penelitian ini ialah diperlukan bantuan pemerintah dan penyuluh pertanian untuk membantu petani agar semua petani mampu menerapkan dan sistem tanam jajar legowo baik dengan memberikan pelatihan atau dengan memberikan bantuan alat tanam bibit padi langsung dengan sistem tanam jajar legowo.