Penambahan Ammonium Thiosulfat Pada Tanaman Bangle (Zingiber Purpureum) Untuk Remediasi Tanah Tercemar Merkuri (Hg) Tailing Tambang Emas
Main Author: | Suganda, Prisma |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/129672/1/PRISMA_SUGANDA_105040201111135.pdf http://repository.ub.ac.id/129672/ |
Daftar Isi:
- Pertambangan emas skala kecil merupakan pertambangan yang kurang melihat kelestarian lingkungan karena salah satu proses penambangan menggunakan unsur berbahaya dalam mengikat emas yang terkandung yaitu merkuri (Hg). Salah satu pertambangan emas yang ada di Indonesia terletak di wilayah Sekotong, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat yang paling banyak menggunakan teknik amalgamasi yang menggunakan merkuri dalam jumlah besar. Pencemaran oleh unsur Hg dapat menimbulkan kerusakan tanah akibat tingginya kadar Hg dalam tanah serta dapat mengganggu pertumbuhan tanaman yang ada pada lahan serta dapat juga terakumulasi pada tubuh manusia. Salah satu teknik yang digunakan untuk mengembalikan fungsi tanah dan membuat kadar Hg pada tanah mencapai nilai yang berada pada ambang batas yang diperbolehkan yaitu dengan menggunakan teknik fitoremediasi dengan menggunakan tanaman- tanaman asli yang mampu tumbuh pada lahan yang tercemar tersebut. Salah satu tumbuhan asli daerah Sekotong yaitu Zingiber purpureum yang dikenal dengan Bangle yang mampu tumbuh dengan tingkat pencemaran Hg yang cukup tinggi. Maka tujuan dari penilitian ini yaitu 1). Mengetahui dan mempelajari kemampuan Zingiber purpurium dalam fitoremidiasi tanah yang tercemar oleh limbah tambang emas yang mengandung Hg. 2). Mempelajari dan mengetahui pengaruh penambahan ligand mengandung S terhadap pelarutan Hg dalam tanah tercemar oleh limbah tanah emas yang mengandung Hg. Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Oktober 2013 hingga Januari 2014 di rumah plastik lahan percobaan Universitas Tribhuwana Tunggadewi serta laboratorium kimia jurusan tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Dengan menggunakan 2 macam jenis Tailing yaitu Tailing Amalgamasi dan Tailing Sianidasi, serta dengan penambahan ligan mengandung S yaitu Ammonium thiosulfat [(NH4)2S2O3] dengan jumlah 0 mg/ Kg media, 4 mg/ Kg media dan 8 mg/ Kg media. Dengan menggunakan perancangan percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Parameter pengamatan yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, jumlah serapan Hg pada tanaman serta jumlah Hg yang masih terkandung dalam tanah setelah fitoremediasi Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan penambahan Ammonium thiosulfat [(NH4)2S2O3] sebanyak 8 mg/ Kg media mampu meningkatkan kemampuan Hg untuk diserap oleh Zingiber purpureum pada kedua jenis media tanam, hal ini ditunjukan pada perlakuan M1T3 dan M2T3 dengan jumlah Hg yang diserap sebesar 220 dan 99 mg/ Kg serta menurunkan kadar Hg pada tanah hingga 27% dan 28 %. Namun dengan meningkatnya kadar Hg yang diserap oleh tanaman Zingiber purpureum mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat baik pada tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah anakan yang tumbuh. Kemampuan tanaman Zingiber purpureum dalam memremediasi tanah tercemar Hg termasuk dalam jenis fitostabilisasi yang berarti tanaman ini mengakumulasikan Hg dalam jumlah besar pada akar dibanding dengan yang terakumulasi pada tajuk tanaman, dilihat dari nilai TF dan BCF kurang dari 1. Dengan melihat nilai penurunan sebesar itu maka diperlukan beberapa tahap untuk membersihkan tanah dari unsur Hg dan dapat ditanami tanaman budidaya tanpa mengakibatkan keracunan dan kematian pada manusia.