Analisis Perbandingan Struktur, Perilaku dan Kinerja Pemasaran Padi Organik, Semi Organik dan Konvensional di Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang
Daftar Isi:
- Komoditas tanaman pangan utama masyarakat Indonesia adalah beras. Pangan sangat berperan penting bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup primer. Beras yang berasal dari tanaman padi merupakan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia karena lebih dari 95 persen masyarakat Indonesia sebagian besar memilih mengkonsumsi beras sebagai sumber karbohidrat. Selain sumber pangan pokok, beras juga menjadi sumber penghasilan bagi petani dan kehidupan sehari-hari bagi jutaan penduduk Indonesia. Di samping masih tingginya jumlah konsumsi beras, dinamika pasar saat ini juga terus berkembang. Saat ini konsumen tidak hanya memilih pangan sebagai pemenuhan kebutuhan saja tetapi juga memperhatikan efek terhadap kesehatan. Adanya preferensi konsemen inilah yang menyebabkan permintaan produk pertanian organik di seluruh dunia tumbuh rata-rata 20 persen per tahun. Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang yang terletak di Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu daerah penghasil padi yang bergerak ke sistem pertanian organik. Namun, terdapat beberapa kendala yang sering dihadapi oleh para petani padi organik, padi semi organik maupun konvensional di Desa Sumber Ngepoh. Yang utama yaitu harga jual beras organik, semi organik dan konvensional dikalangan petani masih tergolong rendah sedangkan harga beras organik, semi organik dan konvensional dikalangan konsumen tergolong tinggi. Permasalahan kedua yaitu petani padi organik kesulitan memiliki akses langsung ke pasar maupun konsumen karena petani diharuskan menjual hasil produksinya kepada para pengepul yang telah ditunjuk sebelumnya oleh para anggota kelompok tani. sedangkan untuk petani padi semi organik dan konvensional tidak mampu menjual langsung hasil usahataninya dan membutuhkan lembaga pemasaran untuk menyalurkan produk dari petani kepada konsumen. Permasalahan di atas menyebabkan pendapatan yang diterima oleh petani padi organik, semi organik, dan konvensional masih rendah. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini yaitu 1) Mengidentifikasi saluran pemasaran beras organik, semi organik dan konvensional yang terbentuk di Desa Sumber Ngepoh 2) Menganalisis struktur dan perilaku pasar beras organik, semi organik dan konvensional di Desa Sumber Ngepoh 3) Menganalisis kinerja pemasaran beras organik, semi organik dan konvensional pada masing-masing saluran pemasaran di Desa Sumber Ngepoh 4) Membandingkan kinerja pemasaran antara beras organik, semi organik dan konvensional di Desa Sumber Ngepoh. Alat analisis struktur pasar menggunakan analisis kualitatif yaitu pangsa pasar dan indeks herfindahl. Alat analisis perilaku pasar adalah analisis deskriptif sedangkan kinerja pemasaran menggunakan analisis kuantitatif yaitu perhitungan margin, share dan rasio keuntungan dan biaya. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh yaitu struktur pasar padi organik, semi organik dan konvensional di Desa Sumber Ngepoh bersifat oligopsoni ditandai dengan adanya perbedaan varietas dan kualitas padi organik, semi organik dan konvensional. Sedangkan hambatan keluar masuk pasar pada tingkat petani terdapat pada padi organik dikarenakan ketersediaan air murni dari sumber mata air terbatas. ii Begitu juga dengan pemasaran padi organik menggunakan sistem pintu I dimana terdapat 4 tengkulak dan petani padi organik diharuskan menjual produk padi organik kepada tengkulak tersebut dan sistem pemasaran diawasi oleh Internal Control System (ICS). Sedangkan pada padi semi organik dan konvensional, tidak ada hambatan keluar masuk pasar bagi petani padi semi organik dan konvensional baru. Hambatan terjadi ditingkat tengkulak dikarenakan petani telah memiliki langganan tengkulak sejak lama dan tengkulak baru hanya mampu memberikan pinjaman usahatani kepada petani dengan jumlah kecil sehingga kalah bersaing dengan tengkulak lama yang lebih mampu memberikan pinjaman usahatani kepada petani dengan jumlah lebih tinggi. Analisis perilaku pemasaran padi organik, semi organik dan konvensional di Desa Sumber Ngepoh menunjukkan bahwa 1) Di daerah penelitian, penetapan harga padi organik dilakukan oleh kelompok tani yang didapat dari evaluasi harga di pasar rujukan sedangkan pada padi semi organik dan konvensional penetapan harga dipengaruhi oleh lembaga pemasaran. 2) Informasi harga ditingkat petani padi organik dan semi organik lebih mudah didapat karena adanya peran kelompok tani sedangkan pada padi konvensional petani kesulitan memperoleh informasi pasar karena kelompok taninya tidak aktif. 3) Adanya sistem pintu I pada pemasaran padi organik membuat petani tidak memiliki akses langsung ke pesar dan tergantung kepada lembaga pemasaran, sedangkan pada padi semi organik kelompok tani hanya membantu memberikan informasi budidaya dan tidak berkontribusi memberikan informasi pasar. 4) Pendistribusian produk padi organik, semi organik dan konvensional menuju konsumen akhir melewati beberapa perantara. Analisis kinerja pemasaran pada pemasaran padi organik menunjukkan perbedaan margin yang paling kecil yaitu pada padi IR64 kualitas 1 pada saluran pemasaran I sebesar Rp 2.498/kg. Hal ini dikarenakan harga gabah ditingkat petani lebih tinggi dibandingkan IR64 kualitas yang lain namun harga ditingkat konsumen sama. Untuk padi semi organik dan konvensional margin terendah berada di padi semi organik dan konvensional IR64 kualitas 2 di saluran pemasaran I sebesar Rp 1.620/kg. Sedangkan nilai share petani tertinggi berada di tingkat petani semi organik dan konvensional jenis IR64 kualitas 2 dengan nilai 48,20 persen. Sedangkan nilai rasio keuntungan dan biaya disemua saluran pemasaran padi organik dan konvensional yang paling merata yaitu pada padi organik varietas mentik wangi kualitas 1 di saluran pemasaran I. Saran dalam penelitian ini adalah 1) Petani padi organik, semi organik dan konvensional sebaiknya menjual produknya di saluran pemasaran I karena merupakan saluran pemasaran yang paling efisien. 2) Kegiatan kelompok tani di tingkat petani konvensional harus diaktifkan kembali untuk membantu petani padi konvensional agar mudah memperoleh informasi pemasaran. 3) Kegiatan gapoktan padi semi organik tidak hanya berpusat pada pengembangan usahatani saja tetapi juga dapat membantu petani menjual produk padi semi organik.