Pengaruh Pemberian Abu Ketel Terhadap Sifat Fisik Tanah, Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum L.) Pada Ultisol Di Pabrik Gula Bone, Sulawesi Selatan
Main Author: | Abror, Kiromil |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 1900
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/129647/1/Skripsi_Kiromil_Abror.pdf http://repository.ub.ac.id/129647/ |
Daftar Isi:
- Penanaman tebu secara terus-menerus sepanjang tahun dan penggunaan alat mekanisasi secara berlebihan, serta tidak adanya penambahan bahan organik ke dalam tanah mengakibatkan kerusakan fisik pada tanah, sehingga dapat menurunkan pertumbuhan dan produksi tanaman tebu. Di sisi lain limbah Pabrik Gula Bone berupa abu ketel belum dimanfaatkan secara optimal, Padahal abu ketel mengandung berbagai unsur hara, antara lain K, Ca, Mg dan P yang cukup signifikan. Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa abu ketel yang dikumpulkan dari PG Bone mempunyai kandungan C organik 26,51%, P 3200 ppm, K 5400 me 100g-1, Ca 8710 me 100g-1, Mg 3940 me 100g-1 dan pH 6,85. Walaupun abu ketel merupakan hasil dari proses gasifikasi, tetapi dengan kandungan C yang tinggi tersebut dapat dikatakan, atau paling tidak mempunyai karakteristik seperti ”biochar”. Oleh karena itu, pemberian abu ketel perlu dilakukan agar sifat fisik tanah tidak rusak, pertumbuhan dan produksi tanaman dapat optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh abu ketel terhadap sifat fisik tanah, pertumbuhan dan produksi tanaman tebu varietas PSBM 901. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan di PTPN X Pabrik Gula Bone Sulawesi Selatan dan di Laboratorium Fisika Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya pada bulan Maret 2013 sampai dengan Januari 2014. Variabel pengamatan meliputi berat isi, berat jenis, porositas, kemantapan agregat, tinggi tanaman, jumlah batang tebu, lingkar batang, produksi, rendemen tebu dan analisis ekonomi. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 ulangan. Terdapat 6 perlakuan, yaitu P1 (Kontrol), P2 (Kontrol + Kompos), P3 (Kontrol + Abu ketel + Kompos), P4 (Kontrol + Abu ketel dosis 40 t ha-1), P5 (Kontrol + Abu ketel 40 t ha-1 tanpa pupuk kalium) dan P6 (Kontrol + Abu ketel 40 t ha-1 tanpa dolomit). Data dianalisis dengan analisis ragam dan apabila uji F 5% nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan 5%. Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel pengamatan. Perlakuan kontrol + abu ketel tanpa menggunakan dolomit (P6) mampu memperbaiki beberapa sifat fisik tanah, perlakuan ini mampu menurunkan nilai berat isi tanah sekitar 0,8 g cm-3 dan nilai berat jenis tanah 2,52 g cm-3 menjadi 2,08 g cm-3, selain itu perlakuan ini mampu meningkatkan porositas total tanah menjadi 51,1 % volume dan nilai kemantapan agregat dari 0,8 mm menjadi 1,2 mm. Perlakuan P6 mampu meningkatkan beberapa parameter pertumbuhan, perlakuan ini mampu meningkatkan lingkar batang tebu yaitu 11,9 cm dan jumlah anakan tebu yaitu 16 batang. Sedangkan perlakuan kontrol + abu ketel (P4) mampu meningkatkan tinggi tanaman yaitu 298,9 cm. Nilai produksi tebu terbaik ditunjukkan oleh perlakuan kontrol + abu ketel tanpa menggunakan dolomit (P6) dengan nilai 51,56 t ha-1 dan perlakuan abu ketel tanpa pupuk kalium merupakan perlakuan yang memperoleh nilai rendeman tebu tertinggi yaitu 7,9 %. Laba tertinggi yang didapat adalah perlakuan kontrol + abu ketel tanpa pupuk kalium (P5) yaitu sebesar Rp. 15.585.528,53.