Daftar Isi:
  • Dalam usaha budidaya pertanian, benih memegang peranan yang sangat penting. Benih ialah simbol dari suatu inti kehidupan di alam semesta (Soetopo, 2002). Penggunaan benih untuk budidaya akan menentukan hasil panen yang akan dihasilkan dimasa mendatang. Benih yang digunakan ialah harus benih yang berkualitas dan guna memenuhi kebutuhan akan benih maka benih juga harus memiliki kuantitas yang tinggi. Kualitas benih dapat diperoleh melalui persilangan antar tetua unggul. Persilangan antar tetua unggul tersebut diharapkan mampu memiliki viabilitias yang tinggi. Viabilitas benih yang tinggi dapat membantu para petani untuk meminimalisir pemborosan benih karena viabilitasnya yang buruk sehingga dalam satu luasan lahan membutuhkan benih dalam jumlah yang tidak optimum. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui viabilitas benih hasil persilangan varietas Panda dan varietas Marissa. Hipotesis dalam penelitian ini terdapat keberagaman viabilitas benih tetua unggul dan dari hasil persilangan terdapat benih yang memiliki viabilitas 80%. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang dengan ketinggian tempat lebih kurang 400-700 meter diatas permukaan laut dan laboratorium pemuliaan tanaman Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Penelitian berlangsung pada Juni sampai Oktober 2013. Alat yang digunakan ialah alat tulis, desikator, germinator, oven, pinset, dan timbangan. Bahan yang akan digunakan ialah benang wol, benih mentimun varietas Panda, benih mentimun varietas Marissa, bunga betina, bunga jantan, kertas cd, kawat tembaga, label, sedotan sebagai penyungkup dan deterjen. Penelitian pada kondisi lapang menggunakan desain perencanaan tunggal (Single Plant Analysis), dengan menggunakan 6 perlakuan persilangan, yaitu: P0a (Varietas Panda tanpa dilakukan penyerbukan buatan), P0b (Varietas Marissa tanpa dilakukan penyerbukan buatan), P1 (♂A><A♀), P2 (♂B><B♀), P3(♂A><B♀), P4 (♂B><A♀). Penelitian pada laboratorium menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 ulangan dan menggunakan 6 benih hasil persilangan. Parameter pengamatan yang akan dilakukan ialah pengamatan viabilitas benih mentimun hasil persilangan. Pengamatan tersebut terdiri dari: umur berbunga, umur mekar bunga jantan dan bunga betina, persentase bunga jadi buah, persentase buah panen, lama pembuahan, umur panen, bobot buah, jumlah benih bernas, kadar air, bobot 100 butir benih bernas, pengujian daya hidup (viabilitas) benih. Analisis data dilakukan untuk masing-masing perlakuan dengan uji T pada perlakuan dilapang. Pada Perlakuan pengujian di laboratorium yang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), maka data yang telah diperoleh apabila didapati berbeda nyata akan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kombinasi 6 macam persilangan persentase bunga jadi buah, bobot buah, umur berbunga, umur bunga jantan mekar, umur bunga betina mekar, jumlah benih bernas, kadar air dan viabilitas benih menunjukkan perbedaan yang nyata. Sedangkan pada parameter pengamatan persentase buah panen, lama pembuahan, umur panen dan bobot 100 butir benih bernas tidak berbeda nyata. Tetua jantan Mentimun varietas Marissa dan tetua betina mentimun varietas Panda dapat menghasilkan persentase bunga menjadi buah, persentase buah panen dan bobot buah yang tinggi. Persilangan alami mentimun varietas Panda dapat menghasilkan jumlah benih bernas, lama pembuahan dan viabilitas yang tinggi dengan nilai kadar air terendah. Persilangan alami mentimun varietas Marissa menghasilkan tanaman yang memiliki umur panen terpendek. Mentimun hasil persilangan alami pada varietas Panda menghasilkan hasil persilangan yang paling baik, dilihat dari jumlah bernas dan viabilitasnya yang tinggi.